Langgam.id – Uji coba Terminal Tipe A Anak Air di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, masih berjalan. Namun begitu, sejumlah bus antar kota dalam provinsi (AKDP) masih terlihat menunggu penumpang di badan jalan di pusat Kota Padang.
Pantauan langgam.id pada Sabtu (2/10/2021), di depan Universitas Negeri Padang (UNP) sampai simpang Jalan Cendrawasih, terlihat lebih dari delapan bus AKDP yang sedang menunggu penumpang.
Bus-bus AKDP tersebut tujuannya ke berbagai kabupaten/kota di Sumbar. Saat ditemui, sejumlah sopir bus menyampaikan keluhannya ketika menjalani uji coba Terminal Anak Air.
"Kami mengenai masuk terminal tidak ada masalah, tapi jalan harus lurus dan ukuran tidak kecil. Berbeda dengan terminal yang sekarang, berada di dalam dan jalannya juga kecil," ujar salah seorang sopir bus, Bambang.
Bambang menambahkan, hampir semua keluhan dari sopir bus AKDP yang ia temui adalah ukuran jalan dan letak lokasi terminal yang berada di lokasi yang tidak strategis.
Selain itu, dia menyebut sampai saat ini ia belum mengetahui mekanisme ke depan yang akan diterapkan oleh operator Terminal Anak Air mengenai bus AKDP.
"Kami sekedar disuruh ke terminal untuk minta stempel dan melapor jumlah penumpang, lalu kami dipersilakan untuk keluar," katanya.
"Kalau memang peraturan penumpang hanya sampai terminal, ini akan mempersulit kami. Saya yakin akan berkembang liar travel di kota ini," bebernya.
Baca juga: Hari Pertama Uji Coba Terminal Anak Air Padang, Bus Hanya Wajib Lapor
Selain itu, mengenai wacana transit yang akan dilakukan Terminal Anak Air, ia berharap hal tersebut tidak terlaksana.
"Jika transit dilakukan di terminal, penumpang kami semakin hari-hari semakin berkurang. Pendapatan kami semakin hancur, karena untuk keluar saja kami melewati jalan Bypass. Tidak ada pendapatan tambahan di jalan yang biasa kami lewati," jelasnya.
Peraturan Tidak Jelas
Sopir bus lainnya, Buyung Anton mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan beberapa peraturan yang diterapkan dalam uji coba Terminal Anak Air.
"Kami disuruh melapor, melapor ini tidak hanya satu kali, tapi dua kali, sangat merugikan kami. Apalagi kami harus melewati jalan Bypass yang akan menambah jarak tempuh kami," ucap sopir bus jurusan Padang-Bukitinggi ini.
Selain itu, dia menyebut sampai saat ini belum mengetahui pasti peraturan yang akan diterapkan kepada bus AKDP.
"Peraturan ini tidak jelas menurut saya. Saya juga bingung bagaimana bagusnya untuk uji coba ini. Saya masih kurang paham sebagai sopir untuk peraturan yang telah dibuat," sebutnya.
Buyung mengharapkan, pemerintah secepat mungkin untuk menertibkan travel liar.
"Kemarin pas pertemuan sama beberapa teman-teman sopir, pemerintah menyebut akan menertipkan travel liar," ujarnya.