Langgam.id - Dinas Kehutanan Sumatra Barat (Sumbar) telah melakukan antisipasi untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal ini mengingat kondisi cuaca yang cukup ekstrem yang mendorong terjadinya kebakaran.
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi mengatakan, pihaknya segera menyebarkan surat edaran gubernur untuk bupati dan wali kota dalam rangka pencegahan dan pemadaman api. Begitupun gencar melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
"Antisipasi ini sudah sejak awal tahun kami siapkan. Kami mengimbau masyarakat dan perusahaan jika membuka lahan jangan dengan cara dibakar," kata Yozarwardi dihubungi langgam.id, Rabu (24/2/2021).
Selanjutnya, kata dia, patroli dari unsur kehutanan hingga gabungan juga gencar dilakukan. Kemudian berangkulan kelompok masyarakat peduli api hingga menyiapkan standar operasional prosedur dalam penindakan.
Baca juga: Efek Karhutla, Kualitas Udara di Sumbar Menurun Hingga Awal Maret
"Dari tiga hari belakangan sejak kemarin, ada 12 hotspot (titik api). Adapun sebaran hotspot tersebut di antaranya Kabupaten Agam, Padang Pariaman, Limapuluh Kota hingga Pasaman Barat," jelasnya.
Hanya saja terangnya, dari belasan hotspot tersebut, memiliki level berbeda-beda antara hijau dan kuning. Menurut Yozarwardi, level kuning tingkat konfiden di bawah 80 persen yang belum tentu terjadi kebakaran.
"Kalau hijau tingkat konfiden di bawah 39 persen. (Tapi) yang dipastikan ada kebakaran jika hotspot level merah. Sampai sekarang ada laporan kebakaran seperti di Kabupaten Agam dan di Harau Limapuluh Kota," ujarnya.
Ia mengakui, faktor kebakaran hutan dan lahan terjadi lantaran cuaca ekstrem. Namun tidak menutup kemungkinan adanya penyebab dilakukan manusia.
"Seperti di Harau, anak-anak camping lalu buat api unggun lupa memadamkan, sehingga terjadi kebakaran," tuturnya. (Irwanda/yki)