Efek Karhutla, Kualitas Udara di Sumbar Menurun Hingga Awal Maret

Efek Karhutla, Kualitas Udara di Sumbar Menurun Hingga Awal Maret

Petugas dari BPBD Agam berupaya memadamkan api yang membakar lahan di daerah tersebut. (foto: BPBD Agam)

Langgam.id - Kualitas udara di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) menurun akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di daerah Kabupaten Agam dan Kabupaten Padang Pariaman. Udara diperkirakan kembali membaik seiring dengan meningkatnya intensitas hujan.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Unit Observasi Global Atmosopheric Watch (GAW) Kototabang Wan Dayantolis mengatakan, kebakaran lahan yang terjadi di beberapa daerah di Sumbar mempengaruhi penurunan kualitas udara. Kebakaran lahan gambut berisi kelapa sawit di Kabupaten Agam dan Kabupaten Padang Pariaman terjadi dalam beberapa hari terakhir karena cuaca yang begitu panas.

"Sebulan terakhir sudah terpantau titik hotspot di Sumbar dan beberapa provinsi sekitar seperti Riau, Jambi dan Sumsel. Ini akibat rendahnya curah hujan," katanya, Rabu (24/2/2021).

Selain faktor curah hujan yang rendah terangnya, penurunan kualitas udara di Sumbar juga dipengaruhi pola angin selama Februari 2021. Angin yang bertiup di Sumbar berasal dari utara hingga timur laut. Sehingga udara di Sumbar diperburuk oleh kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau.

Berdasarkan pantauan dan prediksi BMKG ungkapnya, curah hujan masih akan rendah pada Maret nanti. Sehingga masih ada potensi penurunan kualitas udara. Ia mengimbau agar masyarakat waspadai kondisi itu.

"Kami imbau kepada masyarakat agar mengurangi aktivitas pembakaran sampah untuk menjaga kualitas udara di Sumbar," katanya.

Berdasarkan simulasi model CAMS ECMWF pada 18 hingga 20 Februari 2021, ada potensi penyebaran polutan udara berupa PM2.5 dari arah utara timur laut mendekati wilayah Sumbar.

Ia mengatakan, kabupaten kota yang berpotensi mengalami kenaikan konsentrasi PM2.5 adalah Kabupaten Pasaman, Kabupaten  Pasaman Barat, Kabupaten  Limapuluh Kota, Kabupaten  Agam, Kota Payakumbuh, Kabupaten Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kabupaten Solok Selatan, dan Kabupaten Dharmasraya.

Dayan menyebut masih ada peluang turunnya hujan di Sumbar walau tidak dalam skala besar dan belum merata. Setidaknya menurut dia, hujan dalam skala kecil dapat membersihkan udara.

"Sumbar ada peluang hujan meski tidak merata. Namun untuk arah timur Sumatra curah hujan kecil sehingga potensi hotspot tetap ada sampai awal Maret. Sumbar sendiri baru akan terasa pada awal Maret tren peningkatan curah hujan meski  belum merata," katanya. (Rahmadi/yki)

Baca Juga

Perdana di Padang, BMKG Terapkan Sekolah Lapangan Iklim
Perdana di Padang, BMKG Terapkan Sekolah Lapangan Iklim
Galodo Sumbar, Pemerintah Rancang Peringatan Dini Galodo Berbasis Komunitas
Galodo Sumbar, Pemerintah Rancang Peringatan Dini Galodo Berbasis Komunitas
Selama tiga hari ke depan, sejumlah kabupaten/kota Sumbar berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta dapat
Daftar Kabupaten/Kota di Sumbar Berpotensi Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, bahwa pihaknya memprakirakan dalam waktu kurang lebih sepekan ke depan, hujan cukup lebat
Cegah Awan Hujan Turun di Lokasi Bencana, BMKG Terapkan Teknologi Modifikasi Cuaca
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan melanda Sumatra Barat (Sumbar) selama tiga hari ke depan. Yaitu mulai Senin
BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir di Sumbar 3 Hari ke Depan
Sebanyak 85 kali gempa bumi terjadi di wilayah Sumatra Barat dan sekitarnya selama April 2024. Frekuensi gempa bumi terbesar terjadi pada 3
85 Kali Gempa Terjadi di Sumbar Selama April 2024