Langgam.id - Ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar masih sulit didapatkan di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Akibatnya, truk menumpuk di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU).
Seorang sopir truk, Nursam (58) tahun yang mengantre di SPBU Pisang di Jalan Bypass Kilometer 6 mengatakan, bahwa ia sudah mengantre sejak pukul 16.00 WIB atau sekitar lima jam.
Bahkan, kata Nursam, beberapa hari sebelumnya, ia juga sempat antre seharian penuh agar bisa dapatkan Solar.
"Solar akhir-akhir ini memang agak susah, tiap SPBU selalu habis, kalau pun ada, panjang antreannya," ujar Nursam kepada Langgam.id, Kamis (10/3/2022) malam.
Sopir truk tangki roda enam itu mengatakan, beradasarkan informasi yang ia dapatkan dari para sopir truk lain, SPBU di sepanjang jalan Pesisir Selatan juga susah didapatkan.
"Rute saya Muara Sakai, Pesisir Selatan. Sudah ditelepon kawan, sepanjang jalan ke Pesisir Selatan juga sudah dapatkan solar, ada yang habis, ada juga yang antreannya panjang," ungkapnya.
Sementara itu, Marianto (37) yang merupakan sopir truk rute Brebes, Jawa Tengah-Pekanbaru-Padang mengatakan, sejak seminggu terakhir ia memang kesulitan dapatkan Solar.
"Imbasnya, biaya kita di jalan jadi mahal. Aturannya habis 11 hari pulang pergi, bisa sampai 15 hari," ucapnya.
Jika terus seperti ini, Sebut Marianto, bisa-bisa juga berdampak terhadap harga kebutuhan pokok.
"Ini kita bawa bawang dari Brebes, kalau lama-lama bisa mahal juga harga bawang kayaknya," ujarnya.
Pantauan Langgam.id, di sejumlah SPBU lainnya di Kota Padang, juga terjadi antrean panjang, dan kehabisan solar. Seperti di SPBU Bandar Buat dan Ampang.
Di SPBU Bandar Buat, terlihat tujuh truk yang antre. Namun, di SPBU itu tertulis pengumuman Solar habis.
Eri seorang sopir truk mengatakan, bahwa Solar di SPBU itu sudah habis sekitar pukul 20.00 WIB, sementara ia sudah antre sejak pukul 18.00 WIB.
"Sudah habis, entah kapan tersedia lagi, tak pasti juga," ujarnya.
Eri mengaku, sebelum ke SPBU Bandar Buat, ia telah mendatangi delapan SPBU sebelumnya. Namun, kondisinya sama.
"Sudah delapan SPBU saya temui dalam dua minggu ini, memang kosong. Tunggu berjam-jam dulu baru datang," ucapnya.
Roni, petugas SPBU Bandar Buat menyebutkan, sejak dua pekan terakhir, Solar memang sering datang terlambat, dan jadwalnya juga tidak pasti.
"Tidak menentu datangnya. Sejauh ini sehari itu pasti datang sekali. Tapi jamnya tak menentu," katanya.
SPBU Bandar Buat, sebut Roni, per hari dapatkan kuota Solar 8.000 liter. "Biasanya, kalau datang pagi, jam tujuh atau jam delapan sudah habis, kadang sore sudah habis," ucapnya.
Sementara, di SPBU Ampang, antrean sudah tidak ada lagi.
Seorang petugas SPBU, Restu mengatakan, antrean di SPBU Ampang terjadi sejak pukul 16.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB.
"Tadi jam tujuh sudah kosong, tidak ada kepastian kapan datangnya lagi," ujar Restu kepada Langgam.id.
Baca juga: Hindari Penyalahgunaan Solar Bersubsidi, Pemko Payakumbuh Monitoring ke SPBU
Menurt Restu, berdasarkan informasi yang ia dapat dari sopir bus pariwisata, kelangkaan Solar juga terjadi di Pekanbaru. "Tadi bus dari Pekanbaru juga mengaku sulit dapat solar," katanya.