RS Paru di Sumbar Banyak Terima Pasien ODP dan PDP yang Pulang Kampung

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Paru Lubuk Alung,Rizky Amelia memberikan penjelasan kepada wartawan saat jumpa pers online yang diadakan IJTI Sumbar. (Foto: Irwanda)

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Paru Lubuk Alung,Rizky Amelia memberikan penjelasan kepada wartawan saat jumpa pers online yang diadakan IJTI Sumbar. (Foto: Irwanda)

Langgam.id – Rumah Sakit Paru Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar) banyak menerima pasien yang diketahui baru pulang kampung saat pandemi corona (covid-19). Hal ini diungkapkan Rizki Amalia, salah seorang dokter spesialis paru di rumah sakit pelat merah itu.

Dokter yang biasa disapa Kiki itu mengatakan para pasien di antaranya berstatus orang dalam pemantauan (ODP) hingga pasien dalam pengawasan (PDP). Namun karena kendala prasarana, para pasien dirujuk ke rumah sakit khusus penanganan corona.

“Kebetulan di Poli memang itu semuanya (pasien) memang baru yang pulang mudik, atau baru tiba dari luar kota. Terutama dari Jakarta dan Bandung banyak ke kami,” ujar Kiki saat jumpa pers online bersama wartawan yang diadakan IJTI Sumbar, Sabtu (4/4/2020) malam.

Ia tak menampik banyak juga pasien yang masuk ke Rumah Sakit Paru itu mencoba mengelabui tim medis. Para pasien mengaku telah lama berdomisili di Padang Pariaman, namun ternyata baru pulang dari luar provinsi.

“Ngakunya sudah lama tinggal di Padang Pariaman, tapi setelah di acc lagi ternyata baru balik dari Jakarta. Kebanyakan memang (pasien) yang pulang kampung ke Padang Pariaman,” katanya.

Baca juga : Bertambah 3, Warga Sumbar Positif Corona Jadi 17 Orang

Selain pasien yang masuk merupakan perantau, kata Kiki, pihaknya juga menerima pasien yang baru pulang dari Madinah. Ia tidak menampik Rumah Sakit Paru menjadi pilihan banyak masyarakat dalam penanganan penyakit paru-paru.

Namun, tambahnya, Rumah Sakit Paru saat ini belum siap dalam penanganan pasien khusus terjangkit virus corona. Sebab, prasarana seperti ruang rawat masih belum selesai dikerjakan.

“Sebenarnya saat kondisi wabah virus corona ini, mestinya rumah sakit paru juga menjadi rumah sakit utama. Mungkin jadi pertanyaan semua, kenapa tidak rumah sakit paru dipilih, karena memang kamar rawatnya belum siap pembangunannya, baru laboratorium rawat jalan selesai,” tuturnya.

Baca juga : 2 Warga Positif Corona, ASN di Kecamatan Tarusan Pessel Bekerja di Rumah

Kiki mengatakan Pemerintah Provinsi Sumbar telah menurunkan anggaran untuk tahap pembangunan ruang rawat inap. Namun, hal tersebut terkendala karena wabah virus corona.

“Kemudian terjadi kendala di SPK-nya sedikit, jadi dananya juga belum bisa diturunkan. Itu sebabnya kenapa rumah sakit paru belum bisa rawat inap belum menerima. Tapi kami sudah menerima di IGD dan di Poli pasien ODP dan pasien suspect, tapi terpaksa kami rujuk ke rumah sakit rujukan terdekat,” ujarnya. (Irwanda/ICA)

Baca Juga

Perantau Minang Ferry Irwandi Berhasil Kumpulkan Rp 10 Miliar dalam 24 Jam untuk Korban Banjir Sumatra
Perantau Minang Ferry Irwandi Berhasil Kumpulkan Rp 10 Miliar dalam 24 Jam untuk Korban Banjir Sumatra
Bocoran dari pihak penyelenggara Student Literasi Camp (SLC) 2024, akan digelar selama 4 hari, 17-20 Mei 2024. Selama itu, peserta akan
Mausim Akhir November
Total kerugian sementara akibat bencana hidrometeorologi yang melanda Sumbar mencapai Rp1 triliun lebih. Hal itu diketahui dari data yang
BPBD Evakuasi 16 Jenazah Korban Galodo Silaing Jembatan Kembar
Terisolir Akses Putus, Warga di Sejumlah Nagari di Palembayan Butuh Bantuan Sembako
Terisolir Akses Putus, Warga di Sejumlah Nagari di Palembayan Butuh Bantuan Sembako
Proses evakuasi korban galodo di kawasan jembatan kembar, Silaing Bawah, Padang Panjang, Sabtu (29/11/2025). BPBD
Galodo Jembatan Kembar Silaing, Tiga Jenazah Korban Berhasil Dievakuasi
Proses evakuasi korban banjir bandang atau galodo di Salareh Aia, Palembayan, Kabupaten Agam, Jumat (27/11/2025. BPBD
Rekap Bencana Sumbar: 88 Meninggal, 85 Orang Hilang