Langgam.id - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sumbar Helmi mengatakan, bahwa pada 2022 ini, pihaknya akan lakukan revitalisasi surau (masjid atau musala).
Helmi menambahkan, untuk revitalisasi surau akan direkrut tenaga profesional/guru surau. Pada tahun ini, revitalisasi surau dilakukan untuk 20 masjid raya dan masjid agung yang ada di Sumbar.
Revitalisasi surau ini terangnya, mulai dari rekrutmen imam dan khatibnya. Pihaknya akan memberdayakan juara-juara MTQ dan STQ nasional yang hafal alquran sekian juz.
"Nanti mereka juga kita fungsikan sebagai pengajar alquran kepada generasi muda sekaligus sebagai konselor yang bisa menjawab persoalan masyarakat termasuk persoalan ekonomi," ujar Helmi dalam keterangan tertulisnya diterima langgam.id, Jumat (22/10/2021).
Helmi menambahkan, pada 2023 nanti, pihaknya akan revitalisasi 179 surau atau masjid besar tingkat kecamatan. Kemudian di 2024, baru semua masjid dan musala di nagari dan desa di Sumbar.
Untuk revitaliasi surau ini terang Helmi, tentu butuh dukungan semua pihak termasuk juga pemerintah daerah (pemda).
Helmi mengatakan, sejak dilantik, pihaknya lebih fokus pada program penguatan moderasi beragama dan revitalisasi surau di Sumbar.
Helmi mengungkapkan, bahwa penguatan moderasi beragama salah satu pilar utama dalam membangun bangsa.
Ia menjelaskan, bahwa ada empat indikator penting moderasi beragama. Yaitu, toleransi yaitu saling menghormati antar umat beragama.
"Kemudian, anti kekerasan, komitmen lembaga dan akomodatif yaitu menghargai kearifan lokal di masing-masing daerah," bebernya.
Penguatan Moderasi Beragama
Menurut Helmi, ada tiga alasan penguatan moderasi beragama itu menjadi penting. Pertama, era globalisasi dan arus informasi.
"Globalisasi dan arus informasi yang semakin kuat ini bisa menggerus budaya luhur dan adat ketimuran Indonesia khususnya Minangkabau," tuturnya.
Kedua sebut Helmi, rendahnya indeks kerukunan umat beragama di Sumbar yang di bawah rata-rata nasional. Pada tahun 2019, indeks kerukunan Sumbar dua terbawah atau diurutan ke-33 dari 34 provinsi.
Ketiga terangnya, surau (masjid dan mushalla) imarah atau semaraknya masih kurang.
Oleh karena itu kata Helmi, penguatan moderasi beragama itu bisa dilakukan dalam tiga bentuk. Diantaranya internalisasi nilai moderasi beragama melalui kurikulum pendidikan.
Baca juga: Menag Resmi Lantik Helmi Jadi Kakanwil Kemenag Sumbar
"Kita akan berikan sosialisasi dan pemahaman kepada siswa, guru dan tenaga kependidikan," ucapnya.
Selanjutnya kata Helmi, sosialisasi dan pembinaan pada PNS, organisasi masyarakat dan organisasi keagamaan, pengurus masjid, tokoh agama dan tokoh adat.
"Yang tak kalah penting dari penguatan moderasi beragama itu adalah revitalisasi surau, yaitu masjid dan musala," ujarnya.