Langgam.id - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatra Barat (Sumbar) tengah menyiapkan kebijakan untuk mengurai persoalan kelangkaan minyak goreng di pasaran.
Kabid Perdagangan Disperindag Sumbar Ridonald, mengatakan, kebijakan tersebut dilakukan melalui program ID Food. "Ini kebijakan pemerintah pusat dan akan berlaku di seluruh Indonesia," katanya kepada langgam.id melalui sambungan telepon, Jumat (11/3/2022).
ID Food sendiri, jelas Ridonald, merupakan corporate brand name dari induk Holding Perusahaan BUMN Pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI.
"Untuk di Sumbar ini ada dua perusahaan yang ditunjuk dalam program Id food untuk menyuplai minyak goreng, yaitu PT. RNI dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI)," kata Ridonald.
Adapun sumber minyak goreng curah yang akan didistribusika disuplay dari Dumai, Riau.
Lebih lanjut, Ridonald mengatakan, nantinya dua perusahaan tersebut akan langsung berhubungan langsung dengan pasar dan pedagang. Ia juga memastikan bahwa harga minyak goreng juga akan mengacu pada regulasi harga eceran tertinggi (HET).
"Untuk minyak goreng curah Rp.11.500, minyak goreng kemasan sederhana 13.500 dan premium 14.000 per liter," katanya.
Agar kebijakan ID Food ini dapat terealisasi tepat sasaran, Ridonald bilang, setiap kabupaten/kota di Sumbar harus menyerahkan data sebaran pasar dan pedagang. "Supaya nanti pedagang bisa mendapat stok sesuai kebutuhan, urusannya langsung ke pihak perusahaan," katanya.
Saat ini, Ridonald mengatakan, baru ada empat kabupaten kota yang merampungkan data jumlah pedagang dan pasar. "Data pastinya belum ada, tapi seingat saya yang sudah itu Kota Padang, Pasaman Barat, Padang Pariaman dan Padang Panjang," tuturnya.
"Belum cukup setengah yang menyerahkan datanya, kita sudah arahkan sejak Jumat lalu, tenggatnya sampai Rabu kemarin, tapi mungkin sedang dalam proses. Kalau data ada, cepat dieksekusi id food. Kalau ini jalan, tidak ada alasan minyak langka dan naik harga," ujarnya.
Ridonal menambahkan kebijaka suplai minyak goreng oleh ID Food ini sudah berlangsung sejak Senin (7/3/2022) lalu.
"Peran ID Food ini yang akan mejadi senjata akhir menghadapi kelangkaan, karena sasarannya langsung ke pedagang. Kita akan dorong dinas perdagangan di seluruh kabupaten kota untuk rampungkan datanya, supaya program ini bisa berlaku di semua daerah di Sumbar," tambahnya. (Dito/SS)