Langgam.id - Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatra Barat (Sumbar) mencatat penurunan stok darah selama masa pandemi covid-19. Masyarakat banyak yang takut mendonor akibat khawatir covid-19 menjadi alasan utama.
Ketua PMI Sumbar Aristo Munandar mengatakan, kondisi begini juga dialami oleh banyak daerah di Indonesia termasuk Sumbar. Dia melaporkan bahwa lima UDD PMI di Sumbar mengalami kehilangan hampir dua per tiga stok darah semenjak covid-19 melanda.
"Salah satu alasan masyarakat takut untuk donor darah ialah penyebaran covid-19 terus meningkat di daerah Sumbar," katanya saat memperingati Hari Donor Darah Sedunia 14 Juni lewat zoom meeting, Senin (14/6/2021).
Menurutnya, berbagai upaya bersama terus dilakukan demi memenuhi kebutuhan darah masyarakat di wilayah Sumbar. Salah satunya memperingati Hari Donor Darah Sedunia dengan UDD PMI di Sumbar melaksanakan donor darah serentak.
Pelaksanaan dilakukan di beberapa titik d iwilayah masing-masing hingga akhir Juni mendatang. Menurutnya, sampai hari ini sudah terkumpul sebanyak 903 kantong.
"Alhamdulillah, Mudah-mudahan terus bertambah dan tidak ada masyarakat yang tidak terpenuhi kebutuhan darahnya,” harapnya.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Arry Yuswandi, perlu adanya gerakan bersama seluruh UDD, PMI dan pemerintah daerah untuk mendorong semangat masyarakat dalam berdonor darah.
“Kita tidak boleh terpaku dengan keadaan. Sumbar kompetensinya cukup baik menampung kebutuhan darah. Untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat terutama kaum milenial, mari menolong sesama dan banggalah menjadi pendonor darah," katanya.
Sementara itu, dalam arahannya lewat zoom meeting Ketua Umum PMI M. Jussuf Kalla menyampaikan terima kasih kepada semua donor darah sukarelawan yang telah menyumbangkan darahnya untuk menolong sesama hingga saat ini.
Dalam webinar nasional tersebut, mantan Wakil Presiden itu mengajak masyarakat untuk mengunjungi lebih dari 250 UDD PMI yang tersebar di seluruh Indonesia untuk melakukan donor darah. Setetes darah dapat memberi keselamatan untuk orang lain.
“Kebutuhan darah di Indonesia minimal 2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 5,1 juta kantong. Sementara stok darah saat ini hanya 4,1 juta kantong," katanya. (Rahmadi/yki)