Ekspor Sumbar 2019 Turun 16,24 Persen, Sawit Masih Mendominasi

Langgam.id - Sepanjang tahun 2019, kinerja ekspor Sumatra Barat (Sumbar) masih tercatat buruk. Penurunan ekspor mencapai 16,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, total impor Sumbar juga turun sebesar 19,79 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Pitono, mengatakan ekspor Sumbar sepanjang Januari-Desember 2019 mencapai 1,33 miliar dollar AS atau turun 16,24 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,59 miliar dollar AS.

"Per Desember 2019 mencapai 149 juta dollar AS, ada kenaikan 23,63 persen dari bulan sebelumnya sebesar 121 juta dollar AS," katanya, Senin (3/2/2020).

Menurutnya, penurunan ekspor Sumbar secara keseluruhan karena masih belum optimalnya harga komoditas sawit dan karet di pasar global. Apalagi, dua komoditas itu menjadi unggulan ekspor Sumbar.

Data BPS mencatatkan sepanjang tahun lalu, ekspor sawit atau cruid palm oil (CPO) mencapai 72,25 persen dari total ekspor Sumbar dengan nilai ekspor sebanyak 967 juta dollar AS. Pencapaian itu anjlok dari penjualan tahun 2018 lalu yang masih mencapai 1,13 miliar dollar AS atau turun 15,12 persen.

Begitu juga dengan komoditas karet dan barang dari karet mengalami penurunan 20,81 persen dari 290 juta dollar AS pada tahun 2018 menjadi 229 juta juta dollar AS, tahun lalu.

"Komoditas karet berkontribusi hingga 17,18 persen terhadap total ekspor Sumbar," katanya.

Neraca perdagangan Sumbar masih surplus mengingat impor daerah itu juga mengalami penurunan yang signifikan. Sepanjang tahun lalu, total impor Sumbar hanya 438 juta dollar AS atau turun 19,79 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 546 juta dollar AS.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Wahyu Purnama A mengingatkan perlunya upaya serius meningkatkan kinerja ekspor dan investasi, guna menopang pertumbuhan ekonomi daerah.

“Perlu ada upaya ekstra untuk meningkatkan investasi dan memperbaiki kinerja ekspor, sehingga target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai dengan baik,” ujarnya.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun ini bisa tumbuh hingga 5,3 persen, dengan didorong tumbuhya permintaan domestik, investasi, dan melunaknya kebijakan perdagangan internasional.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumbar, Ramal Shaleh, mengatakan untuk meningkatkan ekspor perlu pemerataan komoditas unggulan yang tidak lagi didominasi CPO dan karet.

“Idealnya, porsi sawit dan karet hanya 30 persen dari total ekspor Sumbar, bukan seperti sekarang yang 70 persen,” katanya.

Ia menilai perlu ada keberanian dan keseriusan pemerintah daerah bersama pelaku usaha, akademisi dan seluruh stakeholder untuk mengembangkan komoditas lokal lainnya berorientasi ekspor.

Sebab, menurutnya ada banyak komoditas unggulan Sumbar yang bisa dikembangkan dan menjadi primadona pasar global, seperti kopi, pala, cengkeh, teh, vanila, kayu manis, cokelat, gambir, dan lada.

Jika pengembangan komoditas tersebut dilakukan dengan baik, ia yakin Sumbar tidak akan lagi tergantung pada ekspor sawit dan karet. (HRS/ICA)

Baca Juga

Nilai ekspor yang berasal dari Sumatra Barat (Sumbar) pada Februari 2024 sebesar US$159,43 juta. Terjadi kenaikan sebesar 19,16 persen
Ekspor Sumatra Barat pada Februari 2024 Naik 19,16 Persen
Jumlah wisatawan mancanegara yang tercatat datang ke Sumatra Barat (Sumbar) melaluipintu masuk Bandara Internasional Minangkabau pada Februari
Jumlah Wisman ke Sumbar di Februari 2024 Naik, Turis Brunei Alami Peningkatan Tertinggi
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mencatat terjadinya kenaikan penumpang pada arus balik Lebaran 2024 pada 13 April 2024 (H+2) dan
Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumbar Turun di Januari 2024
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mencatat terjadinya kenaikan penumpang pada arus balik Lebaran 2024 pada 13 April 2024 (H+2) dan
Berikut 10 Negara Asal Turis Asing yang Paling Banyak Berkunjung ke Sumbar
Produksi padi Sumbar pada 2023 lalu mencapai 1.457.502,44 ton. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan 2022 lalu yaitu 1.373.532,19 ton.
Produksi Padi Sumbar 2023: Terbesar Pessel, Terkecil Kepulauan Mentawai
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mencatat terjadinya kenaikan penumpang pada arus balik Lebaran 2024 pada 13 April 2024 (H+2) dan
Kunjungan Wisman ke Sumbar 6.710 Orang Selama Desember 2023