Langgam.id- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengatakan, peran Tungku Tigo Sajarangan sangat penting dalam penanganan virus corona (Covid-19) di Sumatea Barat.
Tungku Tigo Sajarangan merupakan bentuk kepemimpinan yang ideal di Minangkabau, terdiri dari penghulu, alim ulama dan cerdik pandai.
"Tungku Tigo Sajarangan benteng utama untuk menghindari penyebaran Covid-19," ujar Doni yang merupakan putra asli Tanah Datar saat video conference bersama gubernur dan bupati serta wali kota di Sumbar, Sabtu (2/5/2020).
Ketiga unsur pimpinan di Minangkabau ini memiliki peran penting dan memiliki tugas masing-masing. Penghulu merupakan pemimpin adat, alim ulama pemimpin agama dan cerdik pandai pemimpin masyarakat yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas atau juga disebut cendekiawan.
Kata Doni, ketiganya bisa menjadi lokomotif dalam penanganan wabah virus corona ini, dengan bersinergi dengan pemerintah.
"Jika alim ulama, niniak mamak dan candiak pandai serta pemerintah dapat disinergikan dengan baik, Insha Allah penanganan wabah virus corona dapat ditekan penyebaran di Sumatera Barat," ujarnya.
Baca juga: Pesan Doni Monardo untuk Masyarakat Sumbar dalam Hadapi Corona
Kata Doni, semua lini harus dilibatkan dan diaktifkan dalam menangani penyebaran Covid-19. Sesuai dengan jalannya suatu kebijakan yang bersifat dari atas ke bawah.
"Apalagi jika kasus Covid-19 terus meningkat drastis dan menyebabkan daya tampung rumah sakit dan kemampuan tenaga medis tidak lagi memadai, tentunya tidak luput dari pentingnya peran serta masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, sosialisasi secara terus menerus di seluruh daerah mesti dilakukan, agar ada kesadaran masyarakat dan mereka mengerti bahaya Covid-19.
Kemudian juga edukasi publik agar membudayakan pola hidup bersih. Kareka kunci keberhasilan dalam memerangi Covid-19 ini dengan melakukan hidup bersih, physical distancing, dan disiplin warga dalam menghadapi virus corona ini.
Ia juga mengatakan, kasus Covid-19 diharapkan bisa turun mulai Juni 2020. Sehingga Juli sudah mulai mengawali hidup normal.
"Presiden menegaskan berulang kali tentang pentingnya upaya kita untuk melakukan tes masif pada April dan Mei. Ini dilanjutkan dengan pelacakan yang agresif serta isolasi yang ketat," kata Kepala BNPB RI itu. (Rahmadi/SRP)