Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: BI mencatat, terjadi perlambatan pertumbuhan perekonomian Sumbar selama delapan tahun terakhir.
Langgam.id - Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi perlambatan pertumbuhan perekonomian Sumatra Barat (Sumbar) selama delapan tahun terakhir. Pemerintah daerah diminta mengembangkan sektor ekonomi untuk terus menaikkan pertumbuhan kedepannya.
"Dalam 8 tahun terakhir perekonomian Sumatra Barat cenderung mengalami perlambatan," ujar Kepala BI Wilayah Sumbar, Wahyu Purnama A saat acara diseminasi laporan perekonomian Provinsi Sumbar periode Februari 2022 di Kantor BI Sumbar, Selasa (29/3/2022).
Menurut Wahyu, bukan hanya perlambatan perekonomian saja yang terjadi di Sumbar, bahkan pangsanya juga menyusut. Dia menyebut, di antaranya pangsa pertanian pernah mencapai 30 persen sekarang tinggal 22 persen, pangsa industri yang dulu mencapai 15 persen sekarang tinggal sekitar delapan persen.
"Industri pengolahan kita yang masih didominasi itu, industri pengolahan CPO dan karet, jadi perekonomian kita mengalami perlambatan dan kita juga mengalami deindustrialisasi," ungkapnya.
Sementara, pertumbuhan ekonomi yang pangsa dan lapangan usahanya bertambah, yaitu perdagangan, transportasi, dan pergudangan.
Menyikapi kondisi tersebut, lanjut Wahyu, solusinya dengan cara beralih mengembangkan hilirisasi industri pertanian. Kemudian, mengembangkan ekspornya.
"Karena untuk lahan pertanian sudah pasti akan mengalami penurunan dengan semakin maraknya alih fungsi lahan," jelasnya.
Wahyu menambahkan, ekonomi Sumbar yang paling berpotensi kedepan adalah sektor pariwisata. Sangat banyak sekali potensi wisata mulai dari laut, gunung, pantai, kuliner, religi, dan budaya. Pemprov Sumbar juga sudah mulai langkah membenahi wisata mencanangkan Visit West Sumatera 2023.
"Pariwisata dapat menjadi lokomotif perekonomian baru Sumatra Barat karena memiliki multiplayer efect yang luas yang bisa mempengaruhi sektor lain mulai dari perdagangan, transportasi, konstruksi, dan jasa-jasa," paparnya.
Dikatakan Wahyu, tahun 2022, perekonomian Sumbar diprakirakan tumbuh meningkat 4,2 persen - 5,0 persen (yoy) karena dipengaruhi mobilitas dan aktivitas ekonomi yang membaik. Proyeksi tersebut didasari beberapa faktor, seperti vaksinasi Covid-19 yang terus berjalan mendorong normalisasi aktivitas ekonomi.
Baca juga: Sampaikan LKPJ, Gubernur: Ekonomi Sumbar Tumbuh 2,19 Persen
Namun, sebut Wahyu, juga ada beberapa risiko penahan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang perlu diantisipasi, seperti risiko adanya beberapa varian baru Covid-19, sehingga menahan proses pemulihan ekonomi, serta konflik Ukraina-Rusia memburuk yang memberikan tekanan kepada perekonomian global, termasuk inflasi yang lebih tinggi.
—