Langgam.id - Kepala Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Unand, Andani Eka Putra mengatakan dalam penanganan corona atau covid-19, yang terpenting adalah mencari orang yang berpotensi sebagai penular.
Menurutnya, jika semakin banyak ditemukan orang-orang sebagai penular, kasus positif tidak akan meningkat. Hal ini juga tidak menunjukkan bahwa penanganan kasus yang dilakukan dianggap gagal.
"Semakin banyak orang-orang yang berpotensi sebagai penularan ditemukan, pada dasarnya kasus positif tidak akan meningkat," katanya dalam video conference bersama bupati dan wali kota se-Sumbar, Minggu (7/6/2020).
Andani mengatakan apabila ditemukan orang-orang berpotensi hingga ratusan orang, maka jumlah positif tidak akan meningkat. Pada dasarnya, hal ini dianggap buruk, namun langkah tersebut merupakan upaya berhasil mengetahui orang yang menjadi sumber penularan.
"Semakin banyak kita temukan kasus di luar, sama artinya semakin banyak kita menangkap orang-orang berpotensi sebagai penular. Upaya itu adalah yang terbaik kita lakukan dalam proses memutuskan rantai penularan," jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa corona adalah salah satu virus yang sudah ada sejak dulu kala. Pada manusia juga sudah ada yang bernama common corona virus yang disebabkan inflenza sekitar 15 persen.
Kemudian, kata Andani, wabah seperti ini juga sudah pernah terjadi disebut dengan sejarah Middle East Respiratory Syindrome (MERS) 2010 dan Savere Acute Respiratory Syindrome ( SARS) 2002.
"Angka kematiannya MERS 4 persen dan SARS sampai 10 persen. Semua kasus-kasus MERS maupun SARS itu berkembang dari hewan, kondisi yang sama juga terjadi bulan Desember tahun 2019 ditemukan infeksi corona, pada salah satu penduduk itu di daerah Wuhan," ujarnya.
Menurut Andani, hasil dari ginetik yang menyebabkan bahwa virus ini identik ditemukan pada kelalawar. Jika dianalisa sangat mirip hampir 99 persen dengan ditemukan pada kelalawar, sedangkan identitasnya pada corona pada manusia itu hanya sekitar 70 persen.
"Ini melihatkan kepada kita bahwa pengembangan diagnostik tidak kita lakukan dengan hati-hati. Bisa saja mendeteksi corona yang terinfeksi pada manusia," katanya.
Ia mengungkapkan untuk angka kematian covid-19, sebenarnya tidak terlalu besar yang hanya 3-4 persen. Namun pada fase puncaknya akan bergeser hingga 7-10 persen.
"Seperti kita contohkan di Amerika Serikat itu angka kematiannya bisa mencapai 500-2500 perhari. Nah inilah yang harus kita pahami," tuturnya. (Irwanda/ICA)