Langgam.id - Gubernur Sumbar Mahyeldi menghadiri panen perdana bawang varietas unggul batu ijo di Nagari Pandai Sikek, Tanah Datar, Selasa (21/9/2021).
Bawang varietas unggul batu ijo ini diiinisiasi oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Litbang Pertanian Kementan RI.
Mahyeldi mengatakan, lahan percontohan bawang sebesar 10 hektare yang dipanen menjadi satu langkah maju dalam pemanfaatan varietas unggul, pemanfaatan teknologi. Serta pengelolaan air dan pemupukan yang bisa dicontoh oleh petani di Sumbar.
Ia mengungkapkan, hasil panen yang mencapai 18 ton per hektare, jauh lebih tinggi dari varietas lokal yang hanya 12-13 ton perhektare.
Hal ini terang Mahyeldi, bisa membantu meningkatkan pendapatan petani. Apalagi masa panen juga hanya 70 hari.
"Ini sangat sesuai dengan RPJMD Sumbar 2021-2026 yang salah satunya memang fokus pada sektor pertanian," ujar Mahyeldi.
Ke depan kata Mahyeldi, akan diupayakan pengembangan teknologi hilirisasi dari produk pertanian Sumbar. Hal ini agar harga komoditas bisa tetap terjaga, sehingga petani benar-benar diuntungkan.
Baca juga: Sumbar Lepas Ekspor Komoditas Pertanian Senilai Rp383 Miliar ke 8 Negara
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Litbang Pertanian Kementan RI, Husnain mengatakan, lahan percontohan sangat penting untuk bisa mengubah pola pikir dan pola kerja petani.
Tanpa melihat bukti yang nyata ungkapnya, petani tidak akan mau meninggalkan cara pengolahan lahan dan varietas lama yang sudah lama mereka gunakan.
"Tahun ini dengan dukungan Komisi IV DPR RI, kita mendapatkan anggaran yang cukup besar untuk membuat lahan percontohan seperti di Tanah Datar ini," bebernya.
Husnain menambahkan, tahun ini pihaknya melaksanakan program Riset Penelitian Integrasi kolaboratif (RPIK) yang menggabungkan sembilan UPT dalam mengelola lahan percontohan.
Sehingga semua hal pendukung mulai dari kondisi tanah, pupuk, alsintan, air, varietas dan teknologi diterapkan bersama-sama agar hasilnya maksimal.
Ia berharap lahan percontohan yang sedang bersiap untuk penanaman kedua tersebut bisa lebih ditingkatkan lagi. Mungkin dengan cara ekspansi lahan atau duplikasi di daerah lain.
"Kita mohon dukungan dari pemerintah daerah dan semua pihak terkait agar terus bisa dikembangkan," harapnya.
Husnain menjelaskan, varietas batu ijo merupakan varietas bawang merah unggul dengan waktu tanam yang lebih singkat, hanya 70 hari.
Kemudian, profitas tinggi mencapai 18 ton per hektare, ukuran umbi yang besar serta cita rasa yang tidak jauh berbeda dengan varietas lokal.
Bupati Tanah Datar Eka Putra menyebutkan, sebanyak 70 persen dari masyarakatnya adalah petani. Beberapa tahun belakangan Tanah Datar fokus pada tiga komoditas yaitu cabai merah, bawang merah dan jengkol.
Tiga komoditas itulah kata Eka, yang membawa daerah itu menjadi kabupaten dengan pengendalian inflasi terbaik.
"Kita juga punya potensi tomat dengan produksi sampai 27 ribu ton yang sedang diupayakan hilirisasinya berupa pabrik pengolahan saus tomat," ujarnya.