Langgam.id - Wali Kota Bukittinggi Erman Safar memberikan penjelasannya soal Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemko Bukittinggi yang kompak memasang foto profil dengan gambar dirinya di media sosial masing-masing.
Pada gambar yang seragam itu terdapat tulisan “Tidak loyal adalah bibit seorang pengkhianat.” Tulisan berada disamping gambar Erman Safar yang mengenakan baju dinas.
Erman Safar mengakui mengetahui ada gerakan ASN yang memasang foto dirinya menjadi foto profil WhatsApp dan media sosial. Pertama terkait tulisan soal loyalitas, dia mengatakan bukan semata-mata soal kepatuhan, atau ketaatan pada pihak tertentu.
"Loyal berarti setia dan berkomitmen penuh terhadap sesuatu," katanya lewat Instagram resmi Pemko Bukittinggi @pemko_bukittinggi menjelaskan soal foto profil yang dipakai ASN, Jumat (24/9/2021).
Erman melanjutkan, loyal itu adalah filosofi moral. Pada sebuah organisasi kadar kental atau tipisnya loyalitas mempengaruhi kuat lemahnya tingkat kerjasama dalam suatu organisasi. Loyalitas menjadi perekat organisasi yang menjaga organisasi tetap solid dan utuh saat menghadapi krisis.
Terkait loyalitas yang dimaksud, ia mengatakan itu adalah loyalitas pada core value ASN dan pemerintahan. Core value didefinisikan sebagai prinsip dan nilai utama yang menjadi suatu fondasi organisasi atau perusahaan.
"Kami melihat kalau apel bersama ASN Pemko Bukittinggi itu tampak gagah, satu korps, sehat, sejahtera, siap bertugas semua, tapi dia dalamnya keropos," katanya menilai pola komunikasi di lingkungan pemko selama tujuh bulan menjabat wali kota.
Baca juga: ASN Pemko Bukittinggi Serentak Pakai Foto Profil Bergambar Wali Kota
Dia menyebut, tidak menginginkan jajaran pemerintahan keropos dan kosong, kalau melihat dari laporan tampak sempurna. Semua yang dilaporkan asal bapak senang, namun di bawah timnya berdarah-darah dan tercerai berai. Untuk apa hal seperti itu?
Dia melanjutkan, ASN Pemko Bukittinggi itu adalah great people, yaitu orang-orang yang berasal dari saringan berlapis. ASN adalah orang cerdas dan berwawasan di atas rata-rata. Namun banyak ditemukan ASN yang jiwanya mulai mati, yaitu secara psikologis sudah lemah jiwanya.
"Sudah ingin menyerah dan malas berkontribusi, ini ada apa? Itu pasti sebagai pribadi ASN pada level pimpinan atau pelaksana banyak yang melenceng dari core value, sehingga organisasi jadi tidak sehat," katanya.
Kondisi ini menurutnya akan merugikan karena ASN sudah digaji oleh negara. Mindset dan mental seperti ini perlu diubah secara besar-besaran untuk menyembuhkan organisasi yang sakit dan mengembalikan peforma prima ASN.
Terkait pengkhianatan yang bisa dilakukan oleh ASN, dia mengatakan, yaitu diamanahkan memberdayakan malah mengeksploitasi dan menganiaya bawahan. Diamanahkan korps untuk mensejahterakan masyarakat, malah diselipkan kepentingan diri.
"Diamanahkan untuk menjaga rahasia jabatan dan rahasia negara malah jadi topik pembahasan di kedai kopi," ujarnya.
Jadi ini terang Erman, adalah momentum revolusi atau perubahan diri dan mental bagi ASN Pemko Bukittinggi. ASN tetap loyal kepada core value, aturan, kode etik, kepada atasan, kepada visi misi wali kota dan wakil wali kota. ASN harus loyal kepada kebaikan dan kesejahteraan warga Bukittinggi.
Maka dari itu, tidak loyal adalah bibit dari pengkhianatan seperti kata Erman Safar yang beredar dalam meme yang dipasang sebagai foto profil tersebut. ASN juga tidak boleh lupa loyal kepada diri sendiri.
"Jangan sabotase diri anda untuk menguntungkan pihak lain yang belum tentu peduli dengan anda, paham kan," ujarnya.
Kemudian terkait, kenapa ASN Pemko Bukittinggi kompak memasang foto dirinya, dia menilai itu adalah bentuk kekompakan diri ASN dalam melakukan revolusi diri.
"Pasang foto profil itu luar biasa, semua kompak memasang. Ini simpel namun nyata, saya menilai ini awal gerakan-gerakan revolusi diri ASN Pemko Bukittinggi," katanya.