Profil dan Jasa Tujuh Tokoh Penerima Anugerah Kebudayaan Sumatra Barat 2024

Langgam.id - Anugerah Kebudayaan Sumatra Barat 2024 memberikan pengakuan terhadap para tokoh yang telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan dan melestarikan seni, adat, serta budaya Sumbar.

Penghargaan ini merupakan bagian dari Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) yang digelar pada 2-6 Oktober 2024 oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melalui Dinas Kebudayaan.

Penghargaan ini mencakup beberapa kategori, seperti maestro, pelestari, pencipta, pelopor, pembaru, dan komunitas.

Para tokoh yang menerima penghargaan ini telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam bidangnya masing-masing, dan peran mereka dalam pemajuan kebudayaan Minangkabau tidak dapat dipandang sebelah mata.

1. H. Mansoer Daoed Datuak Palimo Kayo – Kategori Maestro (Bidang Adat dan Budaya):

    H Mansoer Daoed Datuak Palimo Kayo merupakan sosok maestro dalam bidang adat dan budaya Minangkabau. Sebagai seorang ulama besar, pejuang kemerdekaan, politisi, serta diplomat, Mansoer Daoed tidak hanya berkiprah di ranah politik dan agama, tetapi juga secara konsisten menjaga kelangsungan adat Minangkabau.

    Sebagai datuk yang dihormati, peranannya dalam memperkuat nilai-nilai adat dalam kehidupan sehari-hari sangat terasa. Ia aktif dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan adat dan budaya, serta menjadi panutan bagi masyarakat dalam menjaga keseimbangan antara nilai-nilai tradisional dan tantangan modernitas.

    Mansoer Daoed juga dikenal sebagai diplomat yang cakap. Salah satu pencapaian pentingnya adalah ketika ia menjabat sebagai Duta Besar RI di Irak, di mana ia tidak hanya mempromosikan hubungan bilateral, tetapi juga memperkenalkan budaya Indonesia, termasuk adat Minangkabau, di kancah internasional.

    Dalam konteks kebudayaan, ia selalu menekankan pentingnya menjaga adat sebagai elemen pembentuk identitas. Bagi Mansoer Daoed, adat bukan hanya sekadar warisan, melainkan pedoman hidup yang harus terus dipelajari, dipraktikkan, dan diajarkan kepada generasi mendatang.

    2. Prof Mr Mohammad Nasroen – Kategori Pelestari (Bidang Adat):

      Prof Mr Mohammad Nasroen adalah seorang tokoh intelektual yang namanya tidak bisa dipisahkan dari Minangkabau. Lahir dan besar di Sumatra Barat, Nasroen dikenal sebagai ahli hukum, pemikir pemerintahan, serta cendekiawan yang mendalami masalah otonomi daerah.

      Namun, selain itu, ia juga memiliki perhatian yang mendalam terhadap adat dan budaya Minangkabau. Sebagai pelestari adat, Nasroen berperan dalam memperkenalkan dan mengajarkan nilai-nilai adat kepada masyarakat melalui berbagai forum akademik dan non-akademik.

      Salah satu kontribusinya yang sangat dihargai adalah pemikiran-pemikirannya tentang bagaimana otonomi daerah dapat berjalan seiring dengan pelestarian adat.

      Ia percaya bahwa adat Minangkabau harus tetap hidup di tengah perkembangan pemerintahan modern, dan ia menjadi salah satu figur yang menyuarakan pentingnya keterlibatan adat dalam pengambilan keputusan politik lokal.

      Sebagai Gubernur Sumatra Tengah pada periode 1947-1950, Nasroen tidak hanya mengedepankan kebijakan yang pro-rakyat, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai adat menjadi landasan dalam berbagai kebijakan yang diambil.

      3. Ernawati – Kategori Pelestari (Bidang Musik Tradisi):

        Ernawati adalah figur sentral dalam pelestarian musik tradisional Minangkabau, khususnya dalam genre dendang saluang. Di usia yang telah memasuki kepala enam, Ernawati masih aktif sebagai pendendang saluang yang terus berkeliling dari satu acara ke acara lainnya, baik di tingkat lokal maupun nasional.

        Dikenal dengan suara khasnya yang mendayu, Ernawati berhasil membawa seni dendang saluang tetap hidup di tengah arus musik modern yang semakin mendominasi.

        Musik tradisional, terutama saluang, bagi Ernawati bukan hanya sekadar hiburan, melainkan media untuk menyampaikan pesan moral, cerita kehidupan, dan nasihat.

        Ia kerap mendendangkan lagu-lagu yang menggambarkan keindahan alam Minangkabau, kehidupan masyarakat adat, serta berbagai peristiwa penting dalam sejarah.

        Ernawati juga berperan sebagai guru bagi banyak generasi muda yang ingin mendalami seni dendang, memastikan bahwa warisan musik tradisional ini tetap diteruskan. Keberaniannya untuk tetap berpegang pada tradisi di tengah perubahan zaman menjadikannya inspirasi bagi banyak seniman muda.

        4. Boestanoel Arifin Adam – Kategori Pencipta, Pelopor, Pembaru (Bidang Musik):

          Boestanoel Arifin Adam, yang akrab dipanggil Uwan, adalah salah satu nama besar dalam dunia musik tradisional dan modern di Sumatra Barat. Ia merupakan seniman yang serba bisa, memiliki kemampuan dalam berbagai bidang seni, mulai dari musik hingga silat.

          Namun, peran utamanya sebagai musisi membuat namanya semakin dikenal. Sebagai Kepala Seksi Pendidikan Musik di Direktorat Kebudayaan Jakarta pada tahun 1962-1964, serta Direktur ASKI Padang Panjang dalam dua periode (1967-1979 dan 1979-1984), Boestanoel berperan penting dalam pengembangan pendidikan musik tradisional di Indonesia, khususnya Minangkabau.

          Inovasinya dalam menciptakan komposisi musik yang memadukan unsur-unsur tradisional Minangkabau dengan pengaruh modern membuatnya dikenal sebagai pembaru dalam dunia musik.

          Boestanoel selalu berusaha menjaga keseimbangan antara menjaga tradisi dan membawa elemen-elemen baru yang relevan dengan perkembangan zaman.

          Melalui karya-karyanya, ia memperkenalkan musik Minangkabau ke panggung nasional dan internasional, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya dalam dunia musik.

          5. Prof. Dr. Taufik Abdullah – Kategori Pelopor (Bidang Budaya):

            Sebagai sejarawan produktif yang telah menulis lebih dari 20 artikel dan lebih dari 50 kata pengantar dalam berbagai karya ilmiah, Prof Dr Taufik Abdullah adalah pelopor dalam kajian sejarah dan budaya Indonesia.

            Lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, pada 3 Januari 1936, Taufik Abdullah tidak hanya mengkhususkan diri pada kajian sejarah Indonesia secara umum, tetapi juga secara mendalam mengeksplorasi sejarah dan budaya Minangkabau. Melalui berbagai penelitiannya, ia berhasil membuka wawasan tentang dinamika sosial dan budaya yang terjadi di ranah Minang.

            Sebagai seorang akademisi, Taufik Abdullah selalu mendorong pentingnya sejarah dan budaya dalam pembentukan identitas nasional. Baginya, pemahaman terhadap sejarah lokal, seperti Minangkabau, menjadi kunci dalam membangun kesadaran budaya yang kuat di kalangan masyarakat Indonesia.

            Ia juga berperan sebagai mentor bagi banyak sejarawan muda, yang hingga kini terus melanjutkan perjuangannya dalam mendalami dan meneliti sejarah kebudayaan Indonesia.

            6. Bodi Dharma – Kategori Pembaru (Bidang Seni Rupa):

              Bodi Dharma adalah seniman yang telah menempuh perjalanan panjang dalam dunia seni rupa. Ia memulai kariernya sebagai pelukis dan pematung, namun seiring berjalannya waktu, ia menemukan jati dirinya dalam seni sketsa.

              Karya-karya Bodi Dharma terkenal dengan sentuhan yang mendalam dan mampu menangkap esensi budaya Minangkabau dalam medium visual yang sederhana namun penuh makna. Ia dikenal dengan gaya ekspresif yang unik, menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Minang dalam sketsa-sketsa yang dinamis.

              Sebagai pembaru dalam seni rupa, Bodi Dharma berani bereksperimen dengan berbagai teknik dan media, tanpa melupakan akar budaya yang selalu menjadi inspirasi utamanya.

              Melalui karya-karyanya, ia berhasil menampilkan keindahan tradisi Minangkabau dalam perspektif yang baru dan segar, sekaligus menunjukkan bahwa seni tradisi dapat berdialog dengan modernitas tanpa kehilangan esensinya.

              Bodi Dharma adalah contoh bagaimana seniman dapat terus berkembang, berinovasi, dan tetap relevan dengan perkembangan zaman.

              7. Komunitas Seni Nan Tumpah – Kategori Komunitas:

                Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) adalah lembaga seni budaya independen yang berdiri sejak tahun 2009 dan diresmikan pada tahun 2010. Dalam perjalanannya selama lebih dari 14 tahun, KSNT telah menjadi salah satu komunitas seni teraktif dan terproduktif di Sumatera Barat.

                Komunitas ini bergerak dalam penciptaan dan pemberdayaan seni pertunjukan, baik yang bersifat tradisional seperti randai dan tari Minang, maupun yang bersifat modern seperti teater dan musik.

                Didirikan oleh Mahatma Muhammad, Halvika Padma, dan Yosefintia Sinta, KSNT telah memproduksi lebih dari 50 karya seni pertunjukan yang sukses di panggung lokal dan nasional.

                KSNT juga berperan penting dalam memberikan ruang bagi seniman-seniman muda untuk berekspresi, menciptakan karya, serta mempromosikan seni pertunjukan Sumatra Barat kepada khalayak yang lebih luas.

                Komunitas ini tidak hanya fokus pada pelestarian seni tradisi, tetapi juga pada pengembangan karya-karya baru yang berbasis pada tradisi Minangkabau namun dengan pendekatan kontemporer.

                Dengan dedikasi yang tinggi terhadap seni dan budaya, para penerima Anugerah Kebudayaan Sumatra Barat 2024 telah membuktikan bahwa mereka tidak hanya menjadi pelestari tradisi, tetapi juga pembaru yang mampu membawa kebudayaan Minangkabau tetap hidup dan relevan di era modern. (yki)

                Baca Juga

                Menteri BUMN Erick Thohir telah menyetujui pengalihan lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pengembangan RSUP M Djamil Kota Padang.
                Flyover Sitinjau Lauik Segera Dibangun, Andre: Pemenang Lelang Diumumkan 7 Oktober 2024
                Dalam pembukaan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatra Barat 2024, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Sumatra Barat, Undri,
                Menggali "Deposit Budaya": Kekayaan Tak Ternilai di Sumatra Barat
                Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatra Barat 2024 resmi dibuka pada Selasa (2/10/2024) di Taman Budaya Sumbar, dengan mengusung
                Pekan Kebudayaan Daerah Sumbar 2024: "Rantak Budaya" Menyatukan Generasi dan Melestarikan Tradisi
                Pilkada di Sumatra Barat tahun 2024 telah menghidupkan kembali diskursus panjang tentang demokrasi dan oligarki, sebuah ironi di tengah
                Jika Kita Hanya Bisa Mencoblos Dinasti Oligarki
                Angkatan Muda Muhammadiyah Sumbar Deklarasi Pilkada Merdeka dan Berkemajuan
                Angkatan Muda Muhammadiyah Sumbar Deklarasi Pilkada Merdeka dan Berkemajuan
                Epyardi Asda dan Ekps Albar Maju Pilgub Sumbar
                Maju Pilgub Sumbar, Ekos Albar Siap Dampingi Epyardi Asda