Langgam.id - Petani gambir berharap pemerintah daerah dapat mencarikan solusi tidak stabilnya harga biang gambir di Sumatera Barat. Minimal, harga gambir di tingkat petani berada di kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram.
"Sekarang harganya cukup bagus, sampai Rp 27 ribu. Tapi nanti bisa turun habis, turunnya cepat, naiknya lambat," kata salah seorang petani gambir, Jamalis, 48 di Rawang Gunung Malelo Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesiir Selatan.
Kamar dagang dan industri (Kadin) setempat menilai, tidak stabilnya harga karena gambir belum masuk dalam daftar komoditi perdagangan rempah dunia. "Sehingga standar harga yang bisa dijadikan jaminan pasar belum bisa dilakukan," kata Ketua Kadin Kabupaten Pesisir Selatan, Ramlan Djam seperti dirilis Langgam.id sebelumnya.
Dinas Pertanian dan Peternakan Pesisir Selatan mengaku tidak akan tinggal diam. Pihaknya bakal berupaya agar harga gambir stabil dan tidak mengecewakan petani.
"Kami masih terus berupaya mencarikan solusi yang tepat. Bagaimana harga gambir ini selalu berpihak pada petani," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Mardianto dikutip dari pesisirselatankab.go.id.
Dirinya mengakui gambir sebagai salah satu komoditi yang banyak dikembangkan di Pesisir Selatan. Rata-rata petani berpenghasilan dari hasil olahan gambir terutama di Kecamatan Sutera.
Selain Pemda Pesisir Selatan, Pemrov Sumbar mengaku juga menyiapkan strategi pengolahan komoditas gambir agar penetapan harga tidak dimonopoli pedagang. Bahkan, pemerintah berencana membangun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agro untuk menampung hasil gambir dengan sistem resi gudang.
"Memang perlu intervensi pemerintah. Salah satu yang kita jajaki saat ini adalah pembentukan BUMD agro," kata Wagub Sumbar Audy Joinaldy menanggapi keluhan petani terkait harga gambir saat berkunjung ke Pesisir Selatan.