Langgam.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Barat (Sumbar) merancang sejumlah acara untuk memperingati hari bela negara (HBN) 2021. Salah satunya adalah olah raga sepeda yang melewati nagari-nagari ibu kota Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Pemprov Sumbar Hefdi mengatakan, sejumlah kegiatan akan menyemarakkan peringatan HBN 2021. Kegiatan tersebut kerja sama sejumlah dinas dan lembaga di lingkungan pemprov, yakni dinas pariwisata, dinas pendidikan, dinas kebudayaan dan kesbangpol.
Salah satunya dari kegiatan itu adalah olahraga bersepeda Tour PDRI (Itinerary Tour De PDRI) pada 13–19 Desember 2021. "Melewati Bidar Alam (Solok Selatan), Sungai Dareh (Dharmasraya), Sumpur Kudus (Sijunjung), Lintau Buo (Tanah Datar), Gaduik (Bukittinggi) dan Gunuang Omeh Koto Tinggi (Limapuluh Kota)," katanya.
Ia berharap masyarakat di kabupaten dan kota Sumbar ikut menyemarakkan HBN 2021 dengan beragam kegiatan. "Dinas pendidikan juga telah menyiapkan kegiatan bakaba PDRI (story telling) di setiap titik daerah yang dilalui," tuturnya, sebagaimana dirilis akun resmi Biro Adpim Sumbar.
Dinas Pendidikan juga berencana menggelar kemah bakti siswa SLTA se Sumbar Gunuang Omeh Koto Tinggi, tak jauh dari sekitar monumen dan museum PDRI.
Hefdi bersama Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sumbar Nazwir dan sejumlah pejabat Pemprov Sumbar mengunjungi Nagari Silantai, Kecamatan Sumpur Kudus Selatan, Kabupaten Sijunjung pada Sabtu (31/7/2021). Turut hadir dalam kunjungan itu, sejumlah pejabat Pemkab Sijunjung.
Menurut Hefdi, tim survei ingin melihat langsung lokasi-lokasi yang akan dilalui dalam Tour De PDRI. Juga mendata hal-hal di lapangan agar menjadi masukan dalam menyukseskan peringatan itu.
Menurut Nazwir, semangat nilai-nilai bela negara ini mesti terus dikobarkan. "Bagaimana semangat Sjafruddin Prawiranegara mengambil inisiatif saat pusat pemerintah RI di Yogya jatuh ke tangan Belanda. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta bersama berapa menteri ditangkap. Belanda menyatakan Pemerintahan RI tidak ada lagi," katanya.
Sejarah
HBN ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 2006. Kepres itu menjadikan tanggal 19 Desember sebagai hari bela negara mengambil sejarah inisiatif pendirian PDRI oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara pada 19 Desember 1948 di Bukittinggi.
Baca Juga: Teror Cocor Merah di Langit Bukittinggi, Hitungan Jam Jelang PDRI
Sebagaimana dicatat sejarah, ketika tentara mendekati Bukittinggi, Mr. Sjafruddin bergeser ke timur. Ia membentuk kabinet PDRI di Halaban, Limapuluh Kota pada 22 Desember 1948. Selanjutnya, bergerilya ke Bangkinang (Riau), Sungai Dareh (Dharmasraya), Abai (Solok Selatan) dan menetap tiga bulan di Bidar Alam (Solok Selatan).
Baca Juga: Penolakan Roem-Roijen dari Sidang Kabinet PDRI di Pelosok Nagari
Seterusnya, kabinet itu bergerak lagi ke Silantai dan Sumpur Kudus, Sijunjung saat terjadi rapat besar kabinet. Setelah dari sana, kabinet PDRI menuju Koto Tinggi, Limapuluh Kota bergabung dengan basis Gubernur Militer Sumatra Tengah Mr. Sutan Mohammad Rasjid.
Mr. Sjafruddin menyerahkan mandat ke Kabinet Hatta di Jogja pada 13 Juli 1949 setelah sebelumnya berunding dengan Mr. Mohammad Natsir dan Leimena di Padang Japang, Limapuluh Kota. (*/HM/SS)
Baca Juga:
Reshuffle Kabinet Darurat, Saat Perjuangan PDRI Direkat
Pasukan Mobil Teras dan Strategi Tempur Nagari Saat PDRI
Surat Panglima Besar Soedirman untuk PDRI
Dari Bidar Alam ke Sumpur Kudus, Hijrah Jalan Kaki Ketua PDRI
Surau Tua Silantai, Istana Ketua PDRI
Roem-Roijen Tanpa PDRI, Perundingan yang Picu Banyak Pihak Tersinggung
Kisah Harimau Kawal Gerilya PDRI dari Sungai Dareh ke Abai Sangir