Warga Pasaman Temukan Patung, Diduga Peninggalan Hindu Abad ke-13

Warga Pasaman Temukan Patung, Diduga Peninggalan Hindu Abad ke-13

Patung yang ditemukan warga Pasaman, diduga peninggalan hindu abad ke-13 (Foto: Ist)

Langgam.id – Warga temukan patung yag diduga peninggalan hindu di Sungai Batang Sibinail, Jorong III, Padang Nunang, Nagari Lubuk Layang, Kecamatan Rao Selatan, Kabupaten Pasaman, Jumat (27/9/2019) sekira pukul 14.00 WIB.

Patung tersebut ditemukan masyarakat Jorong III, Isal dan Aad saat menangkap ikan di Sungai Batang Sibinail. Lalu, diberitahukan kepada masyarakat setempat.

Sekira pukul 15.00 WIB, masyarakat mengangkat patung itu dari Sungai Batang Sibinail dan diletakkan di ladang milik Pak Oh, warga Padang Nunang yang berlokasi sekira 200 meter dari lokasi penemuan.

Reza Fahlevi (34) warga Jorong III, Padang Nunang menyebutkan, setelah ditemukan, patung itu sudah diangakat masyarakat dari lokasi penemuan. “Diletakkan dulu di ladang Pak Oh, patungnya berat, takut rusak juga swaktu pemindahan ke lokasi yang lebih aman,” ujarnya melalui rilis yang diterima Langgam.id, Sabtu (28/9/2019) pagi.

Setelah itu, kata Reza, sekira pukul 19.00 WIB, polisi dan TNI datang ke lokasi, melihat dan meninjau penemuan patung tersebut. “Hingga saat ini, masyarakat menunggu petunjuk dan arahan dari instansi terkait sehubungan dengan penemuan itu,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatra Barat, Nurmatias menyebutkan sudah mengetahui informasi adanya penemuan patung tersebut. “Dari bentuknya, berupa Makara (Makhluk dalam mitologi Hindu). Tapi, untuk keaslian dan zaman pengerjaannya, masih perlu dikaji,” ujarnya kepada Langgam.id saat dihubungi via WhatsApp, Sabtu (28/9/2019).

Dikatakannya, tim BPCB sudah turun ke lokasi sejak pagi tadi. “Tim kita sudah ke lokasi. Kalau melihat dari bentuk artefak, ini terbuat dari Batu Tupa, biasanya Makara ini bagian dari zaman hindu budha. Kami belum melihat langsung, mudah-mudahan, kita segera dapatkan informasinya,” jelas Nurmatias.

Menurutnya, daerah Pasaman memang sudah terbuka sejak abad ke-13 dan pengusa di sana bernama Bijeyendrawarman sebagai Yuaraja (Raja muda). “Ini berdasrkan isi prasati Buku Sutan Lansek Kodok, Rao,” ucapnya.

Lebih lanjut, ketika Langgam.id menghubungi tim BPBC, Fitriadi yang sudah berada di lokasi, dikatakannya saat ini patung itu sudah berada di salah satu halaman warga untuk diamankan.

“Kita sudah di lokasi, untuk penjelasan lebih lanjut, besok kita kabarkan, besok akan datang tim ahlinya (Arkeolog),” ujarnya kepada Langgam.id saat dihubungi via telepon, Sabtu (28/9/2019) sore.

Saat ini, kata Fitriadi, patung tersebut sudah berada di tengah perkampungan warga. “Kita datang hari ini itu baru untuk pemindahan saja, sudah berada di salah satu halaman rumah yang ada di perkampungan warga di sini untuk pengamanan,” jelasnya. (OSH / Zulfikar)

Baca Juga

Benny Utama Mengundurkan Diri sebagai Bupati Pasaman
Benny Utama Mengundurkan Diri sebagai Bupati Pasaman
Jual LPG 3 Kg di Atas HET, Pertamina Sanksi Pangkalan di Pasaman
Jual LPG 3 Kg di Atas HET, Pertamina Sanksi Pangkalan di Pasaman
Kepala BKSDA Sumatra Barat (Sumbar) Ardi Andono menyebut kematian harimau sumatra dampak dari jerat babi baru pertama kali ini terjadi.
BKSDA Sumbar Beberkan Penyebab Kematian Harimau Sumatra di Pasaman
MSI Sumbar Dorong Penetapan Cagar Budaya Melalui Tahapan Akademik
MSI Sumbar Dorong Penetapan Cagar Budaya Melalui Tahapan Akademik
2 Jembatan Putus Akibat Banjir di Malampah, Pemkab Pasaman Turun Beri Bantuan
2 Jembatan Putus Akibat Banjir di Malampah, Pemkab Pasaman Turun Beri Bantuan
Seminar Front Palupuh Ungkap Perlawanan Sengit Menghadang Belanda 74 Tahun Lalu
Seminar Front Palupuh Ungkap Perlawanan Sengit Menghadang Belanda 74 Tahun Lalu