Triwulan I, Inflasi Kota Padang Turun Hingga 5,94 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat mencatat, selama 2021, inflasi di Sumbar sebesar 1,40 persen. Inflasi terjadi sebanyak tujuh tujuh

Ilustrasi. [Foto: Canva]

Langgam.id-- Pada triwulan I tahun 2023, inflasi Kota Padang tercatat sebesar 5,94 persen (yoy), angka ini turun dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2022 sebesar 7,38 persen (yoy).

Hal ini dituturkan oleh Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Barat Endang Kurnia Saputra dalam acara Seminar Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Sumbar, Selasa, (18/7/2023).

Berdasarkan data Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat, inflasi Kota Padang pada Triwulan I 2023 bersumber dari inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,00 persen (yoy) dengan andil sebesar 2,45 persen (yoy).

Inflasi kelompok makanan dan minuman dan tembakau terutama disebabkan oleh inflasi komoditas beras, rokok kretek filter, dan ikan cakalang/sisik. Kelompok selanjutnya yang menyumbang andil inflasi tertinggi yaitu kelompok transportasi dengan realisasi inflasi sebesar 14,21 persen (yoy) dan andil sebesar 2,23 persen (yoy).

Dikutip dari laman Kominfo, Kamis (20/7/2023) komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok transportasi yaitu komoditas bensin, angkutan udara, dan mobil.

Selanjutnya kelompok penyumbang inflasi di Kota Padang yaitu kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran dengan inflasi sebesar 4,45 persen (yoy) dan andil 0,41 persen (yoy) bersumber dari ketupat lontong sayur, nasi dengan lauk dan ayam bakar.

Sementara itu, ia menuturkan inflasi sumber pada triwulan I 2023 tercatat sebesar 2,95 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV tahun 2022 sebesar 7,43 persen.

Penyesuaian subsidi bahan bakar minyak pada September 2022 masih menjadi penyumbang utama inflasi gabungan Sumatera Barat. Selain itu inflasi juga didorong oleh peningkatan masyarakat pada momentum Ramadhan, peningkatan biaya transportasi pangan, masih tingginya tren harga energi, kondisi cuaca, serta penyewa serta penyesuayan tarif cukai rokok.

"Inflasinya sudah turun 2,95 persen tadinya 7,43. Artinya turun 5 persen lebih.
Alhamdulillah Sumatera Barat sudah tidak disebut lagi provinsi inflasi tapi provinsi deflasi. Ini menuju pertumbuhan ekonomi yang membaik inflasinya turun, bisnis bagus," katanya.

Tidak lupa ia menuturkan agar semua pihak berperan dalam menggerakkan roda perekonomian. Bukan hanya peran pemerintah provinsi atau kabupaten/kota saja. (*/Fs)

Tag:

Baca Juga

BI Optimis Inflasi Sumbar Tahun Ini Terkendali di Bawah 3,5 Persen
BI Optimis Inflasi Sumbar Tahun Ini Terkendali di Bawah 3,5 Persen
Laju Inflasi di Sumbar Stabil Selama Pandemi Corona
BI Proyeksikan Inflasi Sumbar 2024 di Angka 2,5 Plus Minus 1 Persen
Padang Panjang Gerakkan Tanam Cabai di Pekarangan
Padang Panjang Gerakkan Tanam Cabai di Pekarangan
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi Sumatra Barat (Sumbar) tercatat 0,57 persen secara bulanan pada November 2023.
Sumbar Alami Inflasi 0,57 Persen di November 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi Sumatra Barat (Sumbar) tercatat 0,57 persen secara bulanan pada November 2023.
Oktober 2023, Sumbar Alami Inflasi 0,10 Persen
Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Ilhamiwitri, pada September 2023, secara month to month (m-to-m) terjadi inflasi
Sumbar Alami Inflasi 0,13 di September 2023, Beras Jadi Penyumbang Terbesar