Saatnya Padang Ubah Sampah Jadi Listrik

Saatnya Padang Ubah Sampah Jadi Listrik

Direktur Center for Waste Management & Bioenergy dan Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra, Yogyakarta Dr. Mochamad Syamsiro.

Permasalahan sampah menjadi momok bagi kota-kota besar di Indonesia termasuk Kota Padang yang merupakan ibu kota dari Propinsi Sumatera Barat.

Kota yang berlokasi di pesisir pantai barat Pulau Sumatera ini, menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, menghasilkan lebih dari 600 ton sampah per harinya yang untuk saat ini dibuang ke Tempat Pembuang Akhir (TPA) Air Dingin yang berlokasi di pinggiran kota (langgam.id, 18/05/2022). Dengan jumlah sampah sebanyak itu tentunya menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi DLH dalam pengelolaannya.

Di sisi lain, sebagaimana terjadi juga di kota-kota besar lainnya, keberadaan TPA tentunya ada batas waktu usianya mengingat kapasitas TPA yang terbatas, bahkan di beberapa kota sudah penuh tidak bisa lagi menampung sampah baru yang jumlahnya semakin sulit dikendalikan.

Begitu pun yang terjadi di TPA Air Dingin yang diprediksi akan penuh pada tahun 2026, waktu yang sangat pendek untuk ukuran pengelolaan sampah kota. Sementara di waktu yang bersamaan, sangat sulit sekali mencari alternatif lokasi baru pengganti TPA yang sudah penuh.

Pengalaman di beberapa kota menunjukkan terjadi resistensi yang sangat tinggi dari masyarakat ketika akan mencari atau menentukan lokasi baru TPA, sehingga seringkali gagal di dalam mendapatkan lokasi baru TPA. Oleh karenaitu, satu-satunya jalan adalah memusnahkan tumpukan sampah yang ada di TPA dengan proses pengolahan yang baik dan ramah lingkungan.

RDF dan Permasalahannya

Berdasarkan kondisi di atas, maka Pemerintah Kota Padang berencana mengolah sampah yang ada di TPA Air Dingin menjadi RDF (Refused Derived Fuel) yang nantinya akan dikirimkan ke pabrik semen sebagai bahan bakar diproses pembuatan semennya. RDF adalah salah satu jenis bahan bakar yang dihasilkan dari pengolahan sampah padat yang mempunyai kandungan energi cukup untuk proses pembakaran.

Ada banyak teknologi proses yang bisa diterapkan, salah satunya adalah proses biodrying (pengeringan dengan bakteri) seperti yang sudah diterapkan di Cilacap, Jawa Tengah. Namun demikian, ada beberapa permasalahan yang muncul seiring dengan penggunaan RDF di pabrik semen.

Yang pertama terkait potensi emisi dari hasil pembakaran, dimana RDF memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan bakar yang selama ini digunakan seperti misalnya batu bara. Yang kedua, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sampah memiliki potensi membawa aneka macam bakteri dan virus yang bisa mengancam kesehatan kita semua.

Mobilitas RDF dari lokasi TPA ke pabrik semen atau lokasi lainnya sangat berpotensi menyebarkan virus dan bakteri tersebut, sementara proses pembuatan RDF menggunakan suhu yang tidak tinggi sehingga tidak mematikannya. Penulis pribadi berpendapat bahwa penanganan sampah di lokasi TPA tanpa mobilitas jauh lebih baik bagi lingkungan dan kesehatan kita bersama.

Sampah Menjadi Listrik

Ada beberapa teknologi yang bisa diterapkan dalam penanganan sampah di lokasi TPA. Teknologi yang sangat handal untuk memusnahkan sampah secara cepat sekaligus memusnahkan virus dan bakteri adalah teknologi termal dengan suhu tinggi.

Teknologi ini ada potensi energi yang dihasilkannya untuk menjadi listrik yang kemudian kita kenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) atau Pengolahan Sampah Energi Listrik (PSEL). Keuntungan utama proses termal lainnya adalah dapat memusnahkan sampah hingga sembilan puluh persen, artinya hanya tertinggal sepuluh persen sampah di TPA dalam bentuk abu yang ini bisa dimanfaatkan untuk pembuatan batako ataupun tanah urug.

Ada tiga keutamaan teknologi termal ini. Yaitu pembakaran/insinerasi, gasifikasi dan pirolisis, dimana dua yang pertama banyak dikembangkan untuk sampah kota.

Teknologi pembakaran atau insinerasi, dimana sampah dibakar untuk menghasilkan energi panas sebagai penggerak turbin untuk memutar generator penghasil listrik. Teknologi pembakaran saat ini sudah sangat mature dan banyak digunakan di beberapa negara, diantaranya yang penulis pernah kunjungi yaitu di Jepang, Taiwan, dan Tiongkok.

Jangan dibayangkan pembakaran sampah seperti yang banyak dilakukan oleh masyarakat selama ini. Teknologi ini menjamin pengolahan sampah yang sangat bersih dan sampah tidak tercecer ke mana-mana.

Teknologi yang kedua adalah gasifikasi yang merupakan proses termal dimana sampah dicampur dengan udara atau oksigen terbatas pada suhu tinggi untuk kemudian menghasilkan gas bahan bakar atau yang lebih dikenal dengan syngas (syntetic gas). Syngas yang dihasilkan kemudian digunakan untuk menghidupkan genset dan menghasilkan listrik. Sehingga dengan teknologi gasifikasi ini, hampir tidak ada emisi yang dihasilkan dari proses tersebut, emisi hanya dihasilkan dari penggunaan gas engine dimana gas buangnya akan seperti mesin diesel pada umumnya.

RDF Terintegrasi

Bagaimana apabila menerapkan teknologi RDF tanpa perlu mobilitas ke tempat lain? Salah satu solusinya adalah dengan mengintegrasikan produksi RDF ini dengan teknologi gasifikasi di atas untuk menghasilkan listrik.

Jadi RDF berfungsi sebagai bahan baku untuk gasifikasi tanpa perlu dibawa ke tempat lain atau bahkan kota lain dengan risiko seperti dijelaskan sebelumnya. Teknologi RDF + gasifikasi menjadi solusi yang menarik untuk dipertimbangkan untuk mewujudkan Kota Padang yang bersih dan sehat.

-----------------
Dr. Mochamad Syamsiro merupakan Direktur Center for Waste Management & Bioenergy dan Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra, Yogyakarta.

Baca Juga

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo  menunjuk Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta jadi Kapolda Sumbar menggantikan Irjen Pol Suharyono
Profil Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta, Kapolda Sumbar yang Baru Pengganti Suharyono
Kapolda Sumbar Baru 2025
Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta Jadi Kapolda Sumbar
Bahasa Kita, Identitas Kita: Memperkuat Rasa Cinta Terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa Kita, Identitas Kita: Memperkuat Rasa Cinta Terhadap Bahasa Indonesia
Andra Soni berasal dari Kabupaten Limapuluh Kota
Andra Soni, Putra Asal Limapuluh Kota yang Unggul di Quick Count Pilkada Banten
Jalan Terjal Welhendri Azwar Menggapai Guru Besar
Jalan Terjal Welhendri Azwar Menggapai Guru Besar
Permasalahan baru yang menimpa umat Islam yakni terkait daftar nama-nama ustadz kondang yang terdaftar dalam jaringan radikalisme.
Pergeseran Nilai Muhammadiyah Sumbar dalam Politik?