Produksi Pupuk Tak Sesuai Label, Seorang Pengusaha di Solok Diringkus Polisi

Langgam.id - Seorang pengusaha berinisial AR (55) diringkus polisi di Kabupaten Solok karena diduga produksi pupuk tak sesuai label.

Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan memperlihatkan barang bukti (pupuk tak sesuai label) yang telah disita dari tangan pelaku. [Foto: Irwanda/langgam.id]

Langgam.id - Seorang pengusaha yang merupakan Direktur CV ATM Gresik berinisial AR (55) diringkus polisi di Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar). AR diduga terlibat kasus produksi barang berupa pupuk yang tidak sesuai dengan label.

Atas penangkapan AR tersebut, polisi juga menyita sebanyak 13 ton pupuk dengan merek NT Phoska.

Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengatakan, pupuk itu diproduksi oleh CV ATM Gresik di Jawa Timur. Kemudian dikirim ke sejumlah daerah, termasuk di Sumbar. "Keberadaan pupuk pertama sekali ditemukan di Kenagarian Inderapura, Kecamatan Pancung, Kabupaten Pesisir Selatan," ujar Dwi saat jumpa pers bersama awak media di Mapolda Sumbar, Kamis (29/9/2022).

Setelah dikembangkan, kata Dwi, pupuk tersebut juga diperjualbelikan di Kabupaten Solok, lalu dilakukan penggeledahan pada 17 Agustus 2022. "Didapat 13 ton pupuk yang diproduksi tidak sesuai label. Barang bukti kemudian kami bawa ke Mapolda beserta pelaku," ungkapnya.

Dwi menyebutkan, setelah dilakukan uji laboratorium, pelaku terbukti telah mengurangi kadar kandungan nitrogen 0,13 persen dan 0,14 persen kalium pada pupuk tersebut.

"Tersangka membenarkan bawah pupuk tersebut di produksi oleh CV. Gresik, Jawa Timur. Selanjutnya kita berkoordinasi dengan Ditreskrimsus Polda setempat," paparnya.

Lebih lanjut dijelaskan Dwi, tindakan yang dilakukan pelaku mengurangi kualitas pupuk agar bisa dijual lebih murah. Jika pupuk diproduksi sesuai yang tercantum pada label, maka akan memakan biaya tinggi.

"Tersangka mendistribusikan pupuk dan diperdagangan di Sumbar sejak tahun 2021. Setiap bulannya sebanyak 100 ton dengan harga Rp120 ribu sampai Rp150 ribu perkarung ukuran 50 kilogram," ucap Dwi.

Baca juga: Pelaku Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi di Sijunjung Diamankan Polisi

Dwi menegaskan, perbuatan pelaku telah merugikan masyarakat Sumbar yang mayoritas petani. "Ke depannya, kami akan terus mengawasi setiap pupuk yang masuk ke Sumbar," katanya.

Dapatkan update berita terbaru dan terkini hari ini dari Langgam.id. Mari bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update, caranya klik https://t.me/langgamid, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

Tambang Emas Ilegal di Hulu DAS Indragiri Rusak Hutan Simanau, Polda Sumbar Didesak Bertindak
Tambang Emas Ilegal di Hulu DAS Indragiri Rusak Hutan Simanau, Polda Sumbar Didesak Bertindak
Salah satu korban kekerasan anak dibawah umur dalam kasus perusakan rumah doa GKSI PAdang digendong oleh orang tuanya
30 Anak Korban Perusakan Rumah Doa Jalani Trauma Healing
Temui Anak Korban Kekerasan Penyerangan Rumah Doa, Wapres Gibran Serahkan Bantuan
Temui Anak Korban Kekerasan Penyerangan Rumah Doa, Wapres Gibran Serahkan Bantuan
Polda Sumbar telah meringkus sembilan orang dalam kasus dugaan penyerangan dan perusakan rumah doa jemaat umat Kristen dari GKSI
Polisi Ringkus 9 Orang Terkait Dugaan Perusakan Rumah Doa GKSI di Padang
Dua orang anak menjadi korban kekerasan saat aksi pembubaran dan perusakan rumah doa jemaat umat Kristen dari GKSI Anugerah Padang
Perusakan Rumah Doa GKSI di Padang, Dua Anak Jadi Korban
Karhutla Limapuluh Kota Sudah Padam, tapi Penyidikan Aktor Pembakar Sedang Berlangsung
Karhutla Limapuluh Kota Sudah Padam, tapi Penyidikan Aktor Pembakar Sedang Berlangsung