Pengamat Bicara Kesalahan Gubernur dan DPRD Sumbar soal Mobil dan Rumah Dinas

Pengamat Bicara Kesalahan Gubernur dan DPRD Sumbar soal Mobil dan Rumah Dinas

Eka Vidya Putra. [dok. UNP]

Langgam.id - Pengamat kebijakan publik Universitas Negeri Padang (UNP), Eka Vidya Putra mengomentari terkait masalah mobil dinas gubernur dan wakil gubernur Sumatra Barat (Sumbar) serta renovasi rumah dinas Ketua DPRD Sumbar di tengah pandemi Covid-19.

Menurut Eka, Gubernur Mahyeldi memang pantas dikritik karena membeli mobil dinas baru di tengah pandemi. Namun, kata dia, DPRD juga punya kesalahan dalam penganggaran.

"Berkah setelah gubernur dimarah-marahi oleh anggota dewan, tentu terbuka banyak hal, ternyata masalahnya tidak hanya di Gubernur, namun juga di parlemen," kata Eka, Jumat (20/8/2021).

Baca juga: Serahkan Mobil Dinas Baru ke Satgas Covid-19, Mahyeldi: Sementara Saya Dipinjamkan SKPD

Dia menyebut, apa yang dilakukan oleh DPRD Sumbar lebih buruk daripada apa yang dilakukan oleh Gubernur dan wagub dalam pengadaan mobil dinas baru. Tidak hanya masalah jumlah uang yang digunakan, tetapi mobil gubernur dan wagub itu dianggarkan oleh anggota dewan yang kini juga masih menjabat.

"Artinya mereka yang lebih tidak bijak untuk melanjutkan keuangan untuk itu. Sekarang mereka melakukan penganggaran itu secara bersama-sama," katanya.

Dia anggota DPRD memang memliki hak representatif atau mewakili dan merepresentasikan kebutuhan masyarakat. Para anggota dewan itu bahkan dibiayai untuk menampung aspirasi masyarakat atau yang disebut hearing.

Namun, menurut Eka, pengadaan mobil dinas dan renovasi rumah dinas yang belakangan banyak disorot tidak mencerminkan aspirasi dari masyarakat.

"Selama ini mengapa saja mereka hearing ke masyarakat. Apa yang dibutuhkan masyarakat, padahal saat ini kondisinya masyarakat susah, secara ekonomi, multidimensi susah, yang seharusnya itu yang sedang diperjuangkan, karena itu kebutuhan masyarkat," katanya.

Menurutnya, polemik pegadaan mobil dinas dan renovasi rumah dinas ini harus jadi bahan bagi partai politik untuk mengevaluasi kader mereka. Sebab, penganggaran itu tidak merepresentasikan kebutuhan masyarakat.

Baca juga: Rp5,6 Miliar untuk Rehab Rumah Dinas DPRD Sumbar, Fraksi Gerindra: Bukan Kediaman Ketua

"Memang tidak salah secara hukum yang dimaksud yaitu akuntabilitas legal, namun tidak memenuhi akuntabilitas sosial atau tanggung jawab mereka secara sosial sebagai wakil rakyat," katanya.

"Gubernur memang salah dan mengkritik gubernur juga sudah semestinya kerjaan badan legislatif, namun ketika mereka sendiri yang melakukannya, kenapa tidak ada yang mengkritiknya hingga saat ini?," imbuhnya.

Baca Juga

Cara Gubernur Mahyeldi Menjaga Harmonisasi dengan Bupati dan Walikota di Sumbar
Cara Gubernur Mahyeldi Menjaga Harmonisasi dengan Bupati dan Walikota di Sumbar
Gubernur Sumbar: Festival Durian Solok Selatan, Ajang Promosi Potensi Lokal ke Masyarakat Luas
Gubernur Sumbar: Festival Durian Solok Selatan, Ajang Promosi Potensi Lokal ke Masyarakat Luas
Gubernur Mahyeldi Buka Pelatihan Mengajar Berbasis Growth Mindset bagi Para Guru SMA 1 Bukittinggi
Gubernur Mahyeldi Buka Pelatihan Mengajar Berbasis Growth Mindset bagi Para Guru SMA 1 Bukittinggi
Bersama PLN dan BINDA Sumbar, Gubernur Mahyeldi Resmikan Penyalaan Listrik Gratis bagi Masyarakat Tanjung Barulak
Bersama PLN dan BINDA Sumbar, Gubernur Mahyeldi Resmikan Penyalaan Listrik Gratis bagi Masyarakat Tanjung Barulak
Gubernur Mahyeldi Resmikan Perubahan Nama RSUD Pariaman Menjadi RSUD Prof. H. Muhammad Yamin, SH
Gubernur Mahyeldi Resmikan Perubahan Nama RSUD Pariaman Menjadi RSUD Prof. H. Muhammad Yamin, SH
Ketua DPRD Sumbar Muhidi secara kelembagaan mengucapkan selamat atas dilantiknya Mahyeldi Ansharullah dan Vasko Ruseimy sebagai Gubernur
Mahyeldi-Vasko Dilantik Jadi Gubernur-Wagub, Ketua DPRD Sumbar Beri Ucapan Selamat