Infolanggam- UPTD Taman Budaya Sumatra Barat menggelar festival tari kreasi dan kuliner di Pulau Punjung Dharmasraya, Sabtu-Minggu (15-16 Juni 2024). Festival untuk memajukan kebudayaan dan kuliner Dharmasraya.
Sebanyak 25 kelompok tari berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sementara untuk festival kuliner dimeriahkan 20 kelompok kuliner tradisional.
Festival ini terselenggara lewat dana Pokok Pikiran (Pokir) Anggota DPRD Sumbar, Syafruddin Datuak Sunggono yang pelaksanaannya dilakukan oleh UPTD Tambud Sumbar.
Festival Tari
Festival tari yang diikuti oleh 20 kelompok diikuti oleh umum. Kelompok dibebaskan untuk menampilkan tari dan memodifikasinya semenarik mungkin. Festival ini telah berlansung sejak Sabtu pagi dan berakhir hingga malam.
Kelompok tari menampilkan tarian yang menarik. Ada yang menampilkan tari piring, tari pencak, hingga tari tradisional lainnya.
Ada juga kelompok tari yang menampilkan tarian yang bersumber dari kebudayaan Dharmasraya di zaman Pamalayu.
Juri festival tari ini terdiri dari ahli, prakitisi, dan pemerintah. Juri ahli yaitu dari ISI Padang Panjang, Deni Mayostra. Juri lain yaitu Umul Amdi dan Yurnida.
Menurut Deni Mayostra, yang dinilai dari festival tari ini adalah kreatifitas dan ide. Para peserta, sebutnya, telah menampilkan tampilan terbaik meski masih ada kekurangan.
"Kekurangan terutama secara teknis," ujarnya. Misalnya, sebut Deni, dalam tari, fungsi musik adalah mengiringi tari, bukan sebaliknya. Yang terjadi, justru musiknya dominan sementara tarinya tampak seperti latar.
Adapun pemenang dalam festival tari kreasi ini yaitu kelompok Mawar Berduri, Sarumpun, Mekar, Mekar Budaya, dan Melati.
Festival Kuliner
Festival kuliner diikuti 20 kelompok. Mereka memamerkan kuliner-kuliner yang berasal dari tradisi di Dharmasraya.
Beberapa kuliner yang terlihat ditampilkan yaitu Dendeng Jantung Pisang. Dendeng Jantung Pisang menggunakan jantung pisang sebagai bahan utamanya.
Menariknya, biasanya jantung pisang dimasak menjadi sayur, tetapi diubah menjadi dendeng dengan tekstur yang renyah.
Ada juga yang membuat Kue Talam Ubi. Kue talam merupakan salah satu kue khas Indonesia yang bertekstur lembut. Kue talam biasanya terbuat dari ubi jalar atau ubi kayu.
Terliuhat juga Lompong Sagu. Di Dharmasraya, keunikan Lompong Sagu terletak pada variasi rasa pedas dan manis yang tersedia.
Lompong Sagu dibuat dari adonan sagu yang dicampur dengan parutan kelapa segar. Untuk menambah cita rasa, potongan pisang seringkali ditambahkan, memberikan sentuhan manis dan tekstur yang berbeda.
Kuliner lain adalah Bubua/Konji Barayak. Makanan khas ini adalah Konji Barayak, berupa bubur kental berwarna putih dengan cita rasa manis yang disajikan dalam wadah batok kelapa.
Dibuat dari tepung beras, Konji Barayak memiliki rasa yang seimbang, tidak terlalu manis, sehingga cocok dinikmati oleh banyak orang.
Makanan khas lainnya adalah Kacimuih. Kacimuih merupakan camilan tradisional yang berasal dari campuran parutan kelapa dan singkong, yang kemudian dikukus dengan santan dan disajikan dengan taburan irisan gula merah.
Namun, yang membedakan kacimuih adalah proses penyajiannya yang unik: gula merahnya dipanaskan hingga menjadi adonan karamel sebelum disiram di atas sajian, memberikan sentuhan khusus pada rasanya.
Juri kuliner terdiri atas Tarmizi, Elfida, dan Fitriani. Menurut Tarmizi, penilaian terhadap kuliner ini adalah display produk, kreatifitas, kualitas, bahan baku, proses pembuatan, dan pemasaran.
Lima kuliner terbaik yang dipilih juri yaitu Usaha Bersama, Rian 5 Bersaudara, Bundo Kanduang, Masakan Urang Awak, dan Sehati.
Darak Badarak
Malam Sabtu (15/6) warga Dharmasraya dihibur dengan penampilan spesial pemenang Indonesia Got Talent 2023, Darak Badarak.
Kelompok musik asal Pariaman ini memainkan beberapa lagu diiringi rinai yang turun usai Magrib.
Meski rinai, ribuan warga tetap memadati lapangan. Mereka berjubel hingga ke tepi jalan dan turut bergoyang menikmati musik.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Jefrinal Arifin dan Anggota DPRD Sumbar Syafruddin Datuak Sunggono turut menyumbangkan suara emasnya.