Kisah Muhammad Idris, Anak Petani Solok Selatan Peraih Adhi Makayasa Akpol 2019

Kisah Muhammad Idris, Anak Petani Solok Selatan Peraih Adhi Makayasa Akpol 2019

Brigtar Muhammad Idris (23) keluar sebagai Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) terbaik tahun 2019 (Instagram Muhammad Idris)

Langgam.id - Muhammad Idris (23) keluar sebagai Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) terbaik tahun 2019. Putra kelahiran Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat (Sumbar) ini berhasil meraih penghargaan Adhi Makayasa yang tentunya didambakan setiap Taruna.

Sederet doa, duka dan air mata menjadi bingkai perjalanan Muhammad Idris yang terlahir dari keluarga petani kampung di Muara Labuh, Solok Selatan. Jangankan harap, bermimpi pun orangtuanya enggan kala Idris bercita-cita menjadi polisi.

Ayahnya Dasrial bahkan gugup dan tak kuasa menangis mendengar kabar Idris lulus sebagai Taruna terbaik Akpol 2019. Ia mendapat kabar langsung dari  anaknya melalui sambungan telepon genggam.

Idris terisak hingga menangis kian derai menyampaikan capaian kepada ayah. Seketika itu, dalam ucapan syukur, badan Dasrial lemas tak berdaya. "Bergetar jantung ini mendengarnya. Air mata saya tak bisa tertahan dan kami larut dalam kesedihan," kata Dasrial berisak tangis saat dihubungi langgam.id, Rabu (3/7/2019).

Prestasi tersebut adalah bukti Allah SWT menunjukkan kuasa-Nya kepada Idris dan keluarga. Mimpi yang dulunya rasa entah di awan ke berapa, kini menjadi kenyataan. Ia pun menunaikan janjinya belajar dengan baik dengan pembuktian penghargaan Adhi Makayasa yang digapainya.

Dasrial hanya seorang petani di Jorong Mudiak Lawe, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Ia selalu menangis mengenang perjuangan anaknya itu. Namun, sejak awal mendaftar, Idris tak lupa meminta doa dari sang ayah. Ayahnya pun mematrikan ke hati putra bungsunya itu agar tidak pernah lupa beribadah.

"Ayah hanya seorang petani, nak. Ayah tidak punya uang, sama apa ayah mengakalinya. Coba dulu yah kata Idris. Yaudah cobalah nak, saat itu juga saya menangis dengan kegigihan dan keinginan Idris ini,” kata Dasrial mengenang percakapannya dengan Idris ketika hendak mendaftar Akpol.

Dasrial hanya memberi restu. Semua administrasi pengurusan masuk di kepolisian sendiri diurus Idris. Mulai dari di Solok Selatan menuju Padang, sampai ke lingkungan pendidikan Akademi Kepolisian di Semarang.

"Saya tidak bisa menahan air mata. Apalagi saat mendengar anak saya dinyatakan lulus. Yah, Idris lulus yah, Idris lulus di Akademi Kepolisian yah, doa kan Idris selalu yah," kenangnya.

Lampiran Gambar

Idris bersama ayah dan kakak semata wayangnya (Instagram Muhammad Idris)

Berprestasi dan Dikenal Ustaz

Idris sendiri lahir pada 8 Juli 1996 silam. Ia adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Selain berprestasi, lelaki yang hobi membaca alquran ini juga sosok yang sangat agamais. Di kampungnya, Idris dikenal sebagai seorang ustaz yang sering berceramah dari masjid ke masjid.

Sejak menempuh pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Idris selalu mendapat rangking terbaik sebagai juara umum dan meraih beasiswa.

"Selalu dapat beasiswa dan ketika tamat terakhir MAN dapat uang Rp 2 juta, itu modalnya pergi ke Padang," kata Dasrial.

Selain juga sering mengikuti MTQ, setelah tamat sekolah, Idris juga menjadi pembina Pramuka. Ketika itulah, Idris mulai menabung dan membantu kehidupan keluarga hingga memutuskan untuk menjadi polisi.

Di sisi lain, perjuangan Idris menempuh pendidikan di kepolisian ini pun menuai pujian dari berbagai kalangan. Termasuk Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto. Ia bahkan mengunjungi kediaman Idris.

Imam mengaku bangga dengan Idris yang mampu meraih nilai terbaik di Akademi Kepolisian. Apalagi, dengan latar belakang keluarga seorang petani. "Dia (Idris) bisa meraih prestasi yang luar biasa dan bisa bersaing dengan kawan-kawan yang berasal se-Nusantara. Ia mengharumkan nama Solok Selatan yang baru saja pemekaran, namun mampu melahirkan putra asli daerah terbaik di Akademi Kepolisian," ujar Imam.

Imam mengakui, tidak mudah perjuangan Idris apalagi masuk di golongan Akademi Kepolisian. Hanya putra dan putri terbaik dari yang terbaik mampu meraihnya. Ia berharap kisah Idris dapat menginspirasi bagi generasi muda lainnya di Solok Selatan, Sumatera Barat, dan Indonesia.

"Ini bisa berkemungkinan menjadi pucuk pimpinan tertinggi di Polri. Ini tidak mudah mendapatkanya, apalagi masuk Akademi Kepolisian apalagi bersaing se-Indonesia provinsi, ini suatu hal yang luar biasa dan kita apresiasi," kata Kapolres sembari berujar Presiden Joko Widodo yang nantinya  melantik Idris bersama lulusan Akpol tahun 2019. (Irwanda/RC)

Baca Juga

Beredar kabar bahwa Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, yang diduga menembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP
Cek Fakta: Benarkah Pelaku Penembakan Kasat Reskrim Polres Solsel Alami Gangguan Mental?
Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penembakan yang menewaskan Kasat
Pelaku Polisi Tembak Polisi Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana, Terancam Hukuman Mati
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatra Barat menyebut insiden penembakan Kasatreskrim Polres Solok Selatan, AKP Ryanto
Kasus Penembakan Kasatreskrim Solsel, WALHI Sumbar Sebut Ini Tragedi Kejahatan Lingkungan
Pengemudi Harap Waspada, Operasi Zebra 2024 Sasar Pelanggaran Lalu Lintas
Pengemudi Harap Waspada, Operasi Zebra 2024 Sasar Pelanggaran Lalu Lintas
Polda Sumbar menggelar Operasi Zebra Singgalang 2024 terhitung mulai 14-27 Oktober 2024. Kegiatan ini digelar guna menciptakan
Dimulai Hari Ini, Operasi Zebra Singgalang 2024 Berlangsung hingga 27 Oktober
Konflik agraria di Nagari Kapa, Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat, kembali memanas pada Jumat (4/10/2024).
Konflik Agraria Berlanjut: 10 Warga Kapa Dibawa ke Polda, Penggusuran Lahan Menuai Kecaman