Kesaksian Warga Air Bangis: Kami Dipaksa Pulang dengan Cara Brutal

Polisi membubarkan paksa warga dari Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis yang telah berdemonstrasi lima hari di kantor gubernur Sumatra Barat

Para warga Air Bangis saat berada dalam bus yang sudah disiapkan untuk membawa mereka pulang ke Pasbar. [foto: Dharma Harisa]

(Tulisan ke 1 Liputan Khusus Konflik Agraria Air Bangis)

Langgam.id - Sejumlah warga Nagari Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra yang turut dibubarkan di Masjid Raya Sumatra Barat, dan dipaksa pulang kampung ke Air Bangis, paparkan kronologi pembubaran paksa oleh polisi di lantai dasar Masjid Raya Sumatra Barat, Sabtu (05/08/2023). Berdasarkan pantauan Langgam.id dan wawancara dengan sejumlah warga, mereka menuturkan, pemulangan paksa ini dilakukan dengan cara brutal.

Warga berinisial HL, menceritakan siang hari sebelum pembubaran paksa, ada perwakilan masyarakat yang diminta untuk berdialog di kantor gubernur.

"Komunikasinya, kami menunggu kawan-kawan pulang dari kantor gubernur. Kalau ndak ada keputusan kita ndak pulang. Sekarang kami dipaksa pulang dengan cara brutal," katanya, Sabtu (05/08/2023).

Soal perutusan warga yang berdialog dengan pihak Gubernur itu, sama dengan dengan cerita Wakil Bupati Pasaman Barat, Risnawanto dan Kepala Biro Operasi (Karoops) Polda Sumbar Djadjuli.

Kata Riswanto, dia menjanjikan perwakilan warga untuk berdialog dengan gubernur. Dengan harapan, warga mau balik ke Pasaman Barat. Sementara Djadjuli mengatakan, kala pembubaran itu, sedang ada komunikasi 20 orang (utusan warga) ke gubernuran. Namun menurutnya, tidak mungkin juga ditunggu, karena beberapa tuntutan mereka tidak akan dipenuhi.

"Beberapa tuntutan mereka tidak akan dipenuhi seperti masalah PSN itu kan proyek nasional. Lalu melepaskan 2 tersangka yang ditahan," ujar Djadjuli.

Sampai saat ini HL belum tau hasil pembahasan yang ada di kantor gubernur. Ketika utusan mereka pergi, datanglah sejumlah Brimob beserta polisi yang lain untuk memaksa pulang secara brutal.

Dalam video yang diambil Langgam.id, sejumlah polisi berpakaian dinas lengkap dengan sepatu lars, memasuki masjid lantai 1. Pada lantai tersebut menghampar sajadah. Sebagian warga melantunkan zikir dan salawat saat aparat kepolisian memasuki ruangan itu. Warga yang bertahan di dalam ruangan itu, dipaksa keluar, menuju bis. Mereka yang bertahan, diangkat secara paksa.

Selain itu tutur HL, dirinya dan keluarga turut mendapat kekerasan dari polisi. "Anak saya ini dipaksa ditolak-tolak keluar Masjid," ucapnya. Anak HL sendiri masih kecil dan seorang perempuan. Ia melihat saat itu semua masyarakat Air Bangis dipaksa untuk mau keluar dan masuk ke dalam bus.

Kini, HL dan anggota keluarganya, hanya bisa mengikuti apa kata polisi dan terpaksa meminggirkan diri keluar Masjid Raya. Semua warga dari Pigogah Patibubur Nagari Air Bangis dipaksa pulang oleh polisi.

Sebelumnya diberitakan, polisi memaksa warga Air Bangis yang tengah berunjuk rasa untuk meninggalkan pelataran Masjid Raya Sumbar.

Di antara mereka banyak anak bayi, balita, lansia, dan kelompok rentan lainnya.

Dari pantauan Langgam.id, dimana-mana saat upaya pemulangan paksa, anak-anak dan wanita menjerit-jerit tidak mau dipulangkan.

Mereka hanya tertunduk lemas sambil memeluk anak-anaknya yang menangis. Satu per satu, mereka diarahkan keluar Masjid Raya Sumbar untuk masuk ke dalam bus yang disiapkan pemerintah.

Mereka yang belum mendapat bus, lalu disatukan dalam kelompok-kelompok dan dikelilingi oleh polisi.

Mulanya, sekitar pukul 15.20 WIB, polisi dan sat Brimob Polda Sumbar masuk ke dalam pelataran Masjid Raya Sumbar. Warga saat itu sedang bersholawat mendoakan utusan yang pergi ke kantor Gubernur.

Polisi lalu menyuruh dan memaksa masyarakat untuk pulang dan naik ke atas bus yang telah disediakan. Kurang lebih ada sekitar 18 an yang digunakan untuk membawa masyarakat kembali ke Air Bangis.

Terjadi cekcok antara warga dan polisi. Brimob dengan jumlah banyak lalu membentuk barisan mengepung pelataran masjid tempat masyarakat berkumpul.

Beberapa orang lalu ditangkap polisi dan dibawa ke Polda Sumbar. Di antaranya masyarakat, pendamping, dan mahasiswa.

Kemudian Brimob, polisi, dan polwan masuk untuk mengangkat dan menyuruh warga yang tidak mau pulang. Dengan menentang senjata dan dilengkapi alat anti huru hara (gas air mata, pentungan) warga digiring agar keluar dari ruangan lantai dasar masjid.

Tanpa membuka sepatu, mereka lalu lalang menyudutkan warga yang bertahan disana. Semua warga lalu. dipaksa keluar. Polisi juga menyisir lantai atas Masjid Raya Sumbar.

Warga yang ndak mau naik mobil, akan dipaksa dan diangkat sampai ia kehabisan tenaga.

Selain HL, berikut keterangan saksi mata lain soal pembubaran paksa itu. Kami sengaja menuliskan saksi mata dengan inisial, upaya mitigasi keamanan yang bersangkutan. Berikut petikan keterangan masing-masing saksi mata itu:

  1. Nama : E

Keterangan : Ketika Habib sedang memegang kamera untuk merekam kejadian, habib didatangan oleh sekelompok aparat dan langsung melarang habib untuk merekam video, lalu Alfi mempertanyakan dasar aparat melarang untuk merekam sehingga terjadi cekcok antara habib, alfi dengan aparat kepolisian. Lalu aparat menyeret/memaksa dengan cara menarik lengan habib dan alfi untuk dibawa kedalam mobil.

  • Nama : A

Keterangan : Saya hendak mengambil dokumentasi peristiwa/situasi yang sedang terjadi di lokasi, kemudian polisi mencegat saya untuk dtidak mengambil video (merekam) dan mereka memaksa saya untuk menyerahkan hp kepada mereka (aparat). Kemudian saya melawan Ketika saya di paksa naik ke atas mobil, saya berhasil lolos Ketika saya mencoba mengamankan diri dari kepungan mereka, tiba tiba dari arah samping kiri ada kurang lebih empat orang aparat mencoba merampas Kembali hp dan saya langsung bereaksi memasukkan hp kedalam celana dalam saya. Dalam peristiwa mereka merebut hp saya itu, tangan kiri saya mengalami memar karena ditarik paksa oleh mereka.

  • Nama : I

Keterangan : Saya melihat beberapa teman-teman saya ditarik secara paksa oleh aparat. Teman-teman saya itu diseret masuk kedalam mobil yang telah mereka siapkan. Selain itu saya melihat sekelompok ibu-ibu yang sedang menggendong anaknya dibentak-bentak oleh aparat, sampai ibu-ibu dan anak-anak itu menjerit, menangis ketakutan. Ketika saya mencoba mendokumentasikan situasi saya dihampiri oleh intel, saya dibentak, ditarik-tarik dan hp saya diambil paksa, saya langsung bereaksi merebut Kembali hp saya, akan tetapi saya di paksa untuk menghapus semua dokumentasi itu. Karena saya dipaksa saya pun menghapus semua dokumentasi itu, tetapi karena mereka tidak percaya mereka Kembali mengambil hp dan membuka semua privasi saya (wa, ig, galeri, telegram, twitter dll) untuk memastikan video itu terhapus. Selain hp mereka juga menggeledah tas saya.

  • Nama : H

Keterangan : Pada awalnya polisi dan brimob datang dari pintu gerbang karna sudah melakukan baris-berbaris. Pada saat polisi memasuki ruangan masjid dan saya sempat ditegur sama bapak polisi karna saya duduk dilantai dan tiba tiba polisi tersebut melarang saya merekam padahal saya tidak ada sama sekali merekam pada saat itu. Setelah polisi masuk kedalam saya melihat ada aktivis yang ditangkap saya berusaha mengejar dan ternyata saya udah di pegang sama pihak kepolisian untuk menghentikan Langkah saya,saya mencoba untuk melepaskan diri dari polisi tersebut. Pada akhirnya saya terlepas dari kepolisian tersebut dan mencoba melarikan diri melalui jalan depan post satpam dengan pura-pura menjadi media dan saya juga melihat polisi menyeret bapak-bapak dari masyarakat  kedalam mobil sambil memukul dan menendang bapak tersebut dan saya langsung lari lewat pintu gerbang keluar.

  • Nama : D

Keterangan : Saya melihat sangat banyak polisi berseragam lengkap membawa pentungan, menghampiri masyarakat, mereka menyuruh kami untuk naik ke bus yang telah disiapkan. Kami menolak dan mereka memaksa kami untuk naik ke bus dengan cara menarik-narik kami. Kami pun bereaksi dengan mendorong mereka akan tetapi mereka tetap memaksa kami (terjadilah Tarik menarik antara masyarakat dengan aparat). Akhirnya saya Bersama masyarakat lainnya naik kedalam bus, setelah bus itu penuh bus itu maju kedepan. Bus nya berhenti didepan kedai-kedai sebelah masjid. Karena saya membawa mobil (kendaraan pribadi) akhirnya saya meminta tolong sama supir bus untuk diturunkan. Setelah saya turun Bersama keluarga saya disuruh langsung keluar dari masjid raya.

  • Nama : M

Keterangan : Ketika saya sedang di posko bantuan, datang masyarakat melaporkan Bahwa dapur umum masyarakat dipadamkan tungkunya oleh polisi. Ketika masyarakat sedang melakukan doa dan sholawat Bersama datang polisi yang mengambil alih dengan membawa toa (pengeras suara) untuk menginstruksikan agar masyarakat pulang ke Air Bangis difasilitasi serta dikawal sampai kekampung mereka. Setelah itu saya melihat korlap dari mahasiswa hendak dibawa oleh aparat. Dan saat itu korlap langsung diamankan oleh salah satu teman dan akhirnya teman itu lah yang bawa polisi.

  • Nama : MY

Keterangan : Kami disuruh untuk kumpul didalam masjid, tiba-tiba datang aparat kepolisian masuk kedalam masjid, akan tetapi dihadang oleh bapak-bapak di pintu masjid karena jumlah aparat kepolisian terlalu banyak dan mereka juga menggunakan tameng serta pentungan akhirnya hadangan bapak-bapak berhasil mereka terebos, lalu masuk lah aparat itu kedalam masjid dan kami semua kami lari ke pojokan masjid karena kami ingin bertahan dan tidak mau pulang sampai tuntunan kami dipenuhi. Karena kami ndak mau pulang banyak polisi yang mengepung dan menghadang kami menggunakan senjata (tameng, pistol gas air mata dan pentungan) ruang kami dipersempit sampai kami sesak karena berdempetan, terus beberapa dari kami ditarik lengannya untuk diseret/dipaksa naik ke bus yang telah mereka siapkan. Kami pun mendapatkan ancaman dari mereka “jika kami tidak mau pulang, maka kami akan ditembak” Kami pun dilarang merekam kejadian. Bahkan ada dari teman kami yang hpnya dihancurkan oleh aparat kepolisian.

  • Nama : RH

Keterangan : Ketika masyarakat sedang menunggu hasil negosiasi di Kantor Gubernur, masyarakat melakukan kegiatan bersholawat Bersama dan tiba-tiba pihak aparat dengan kekuatan penuh mendatangi tempat masyarakat bersholawat dan menginstruksikan agar masyarakat segera pulang kekampung masing-masing dengan bus yang telah disediakan namun masyarakat menolak dengan alasan masih menunggu kawan-kawannya yang sedang bernegosiasi. Disi lain pimpinan tertinggi kepolisian saat itu memerintahkan kepada seluruh anak buahnya untuk memaksa setiap orang yang merekam agar dihapus rekamannya dan kalau menolak ditangkap.

  • Nama : I

Keterangan : Saya datang ke masjid raya sumbar pada pukul 15.00 WIB, saat saya sampai di lokasi saya melihat aparat kepolisian menginstruksikan kepada masyarakat agar masyarakat segera pulang kekampung mereka dengan bus yang telah difasilitasi aparat itu. Saya melihat ibu-ibu di giring oleh polisi wanita ke mobil, saat itu masyarakat lainnya mencoba menghalangi dengan manarik ibu itu dan terjadilah dorong-mendorong antara masyarakat dengan aparat kepolisian. Selain itu beberapa mahasiswa juga ditarik/diseret paksa oleh aparat kepolisian untuk masuk ke mobil. Selain itu beberapa masyarakat juga diambil paksa oleh aparat untuk dibawa ke mobil (diseret lengannya, ditarik krah bajunya dan ditarik kepalanya). Melihat situasi itu saya langsung menolang teman-teman saya dan juga masyarakat, saat saya mencoba menarik salah satu masyarakat yang diseret saya mengalami kekerasan fisik berupa krah baju saya ditarik, rusuk saya dihantam (ditinju) dan leher saya di piting sembari menyeret saya untuk masuk kedalam mobil. Sampai di depan pintu mobil saya berhasil ditarik Kembali oleh kawan-kawan lainnya. Akan tetapi kawan yang menarik saya itu berhasil mereka bawa kedalam mobil dan saya pun lolos.

Nama : F

Keterangan : Ketika masyarakat sedang menunggu hasil negosiasi di Kantor Gubernur, masyarakat melakukan kegiatan bersholawat Bersama dan tiba-tiba pihak aparat dengan kekuatan penuh mendatangi tempat masyarakat bersholawat mereka membawa pengeras suara dan langsung mengambil alih untuk menghimbau masyarakat agar pulang hari ini dengan bus yang telah disiapkan, akan tetapi masyarakat menolak tetapi aparat kepolisian mengepung dan mempersempit ruang gerak masyarakat menggunakan tameng. Tidak lama setelah pengepungan itu terjadi chaos penarikan antara salah satu mahasiswa dengan aparat kepolisian lalu mahasiswa itu diseret dan dimasukkan kedalam mobil. Situasi pun kacau dan tidak terkendali, banyak masyarakat yang ditarik paksa, dikejar, diintimidasi dan diancam oleh aparat kepolisian. Aparat kepolisian masuk kedalam masjid dan tidak memperdulikan sajadah untuk sholat yang mereka injak-injak dengan sepatu mereka. (Tim Langgam.id)

Baca Juga

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menetapkan 17 bandara udara di Indonesia berstatus bandara internasional. Sebelumnya ada 34 bandara
Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Salah Satunya BIM
Pameran Foto dan Seni Rupa Di Bawah Kuasa Naga, Sebuah Kritikan pada Kebijakan Pariwisata
Pameran Foto dan Seni Rupa Di Bawah Kuasa Naga, Sebuah Kritikan pada Kebijakan Pariwisata
Kandaskan Korea Selatan Lewat Adu Tos-tosan, Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U-23
Kandaskan Korea Selatan Lewat Adu Tos-tosan, Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U-23
99 Tahun Gedung De Javasche Bank Padang (1)
99 Tahun Gedung De Javasche Bank Padang (1)
Seorang operator excavator yang melakukan pengerukan material lahar dingin di Kelok Hantu Aie Angek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat (Sumbar),
Seorang Pekerja Normalisasi Sungai di Kelok Hantu Meninggal akibat Terseret Arus Sungai Berhulu Gunung Marapi
Tiga dari empat orang warga Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat berhasil kabur dari apartemen di Malaysia setelah menjadi korban TPPO.
4 Warga Sumbar Dijadikan PSK di Malaysia: Dipaksa Kirim Foto Pakai Bra, Berhasil Kabur dari Apartemen