Kebijakan Belajar Daring, Omzet Pedagang Seragam Turun Lebih 50 Persen

Meski di sejumlah daerah di Indonesia ada seragam sekolah gratis, namun di Padang tidak ada program tersebut. Disdikbud Padang

Ilustrasi seragam sekolah (Foto: infobdg)

Langgam.id - Pendapatan pedagang pakaian seragam sekolah di Kota Padang turun sejak ditiadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini juga merupakan efek pandemi virus corona atau covid-19 yang melanda Sumatra Barat.

Kebijakan daerah meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah dimulai sejak Maret lalu. Hingga kini, hanya beberapa daerah saja yang dibolehkan melaksanakan kegiatan belajar tatap muka. Dampaknya tentu juga dirasakan pedagang seragam sekolah yang sepi orderan.

Seperti Anto, salah seorang pedagang seragam sekolah di Pasar Raya Padang mengaku penjualannya menurun hingga sekitar 50 persen pada tahun 2020 ini dibanding tahun sebelumnya. Penurunan terjadi baik untuk seragam SD, SMP, dan SMA.

"Sepi dibandingkan tahun kemaren, sekarang yang hanya yang baru masuk sekolah saja kelas 1 SD, 1 SMP, dan 1 SMA, yang naik kelas jarang," katanya, Jumat (10/7/2020).

Baca juga : 6 Daerah di Sumbar Sudah Boleh Buka Sekolah 13 Juli

Pembeli yang merupakan siswa naik kelas biasanya bagi orang tua yang memiliki uang berlebih. Tahun ini ia juga menaikkan harga sekitar 10 persen dibanding sebelumnya.

Bagi seragam SD ia menjual Rp80.000 per satu stel, jika ditambah topi dan dasi menjadi Rp95.000. Sedangkan seragam SMP ia jual seharga Rp110.000 per satu stel, dan seragam SMA Rp120.000 satu stel untuk berbagai bahan.

"Paling banyak permintaan SD, kemudian untuk yang baru-baru masuk sekolah," katanya.

Saat ini ia di Toko Mande Kanduang miliknya, hanya berhasil menjual sekitar 100 stel seragam setiap harinya. Padahal tahun sebelumnya ia bisa mencapai 300 stel setiap hari.

Sedangkan Hadi, pedagang lainnya juga merasakan penurunan seperti Anto. Toko miliknya mengalami penurunan hingga 65 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Awal tahun ajaran baru seperti sekarang tidak terlalu berpengaruh terhadap toko miliknya.

"Jauh sekali turunnya, ini akibat sekolah diundur terus, tambah pula sekolah sistem online, susah kita dibuatnya," katanya.

Ia mengaku kebijakan sekolah secara daring sangat berpengaruh terhadap penjualan dan omzet pedagang seragam sekolah. Penjualan, katanya, hanya laku untuk anak sekolah yang baru masuk, terutama untuk kelas 1 SD.

"Paling yang datang beli hanya untuk kelas 1 SD, kemudian 1 SMP, dan 1 SMA, untuk yang menambah-nambah belum ada," katanya.

Ia mengatakan harga seragam satu stel saat ini dinaikkan sekitar Rp10.000 dibandingkan tahun sebelumnya. Seragam untuk SD sekitar Rp80.000, SMP dan SMA sekitar Rp110.000.

"Harganya naik sekitar Rp10.000 dibandingkan tahun lalu, kalau pakai topi dan dasi harganya bertambah Rp15.000," katanya. (Rahmadi/HF)

Baca Juga

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wahyu Wibawa mengungkap beberapa alasan yang menentukan tingkat adopsi varietas padi di
Tahun Lalu Ekonomi Sumbar Hanya 4,62 Persen, BI Sarankan 3 Kunci Dongkrak Pertumbuhan
Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: BI mencatat, terjadi perlambatan pertumbuhan perekonomian Sumbar selama delapan tahun terakhir.
BI Proyeksikan Ekonomi Sumbar Bisa Tumbuh 5,31 Persen Tahun Ini
Aksi Kolaborasi Bangun Pondok Literasi Rosihan Anwar di Solok
Aksi Kolaborasi Bangun Pondok Literasi Rosihan Anwar di Solok
Pertengahan pekan lalu, saya mendapat kesempatan berbicara sekitar 10 menit di sesi seminar pendidikan dalam rangka Kongress Minang Diaspora
Dari Seminar Pendidikan MDN: Dialektika yang Hilang 
Triwulan III, Ekonomi Sumbar Hanya Tumbuh 4,30 Persen
Triwulan III, Ekonomi Sumbar Hanya Tumbuh 4,30 Persen
Satpol PP Kota Padang melakukan penertiban sejumlah lapak pedagang yang berjuaalan di atas trotoar dan bahu jalan pada Senin (6/11/2023).
Berada di Trotoar, Sejumlah Lapak Pedagang Ditertibkan Satpol PP Padang