Peserta Tour de PDRI melewati tujuh daerah di Sumbar mulai dari Bidar Alam Kabupaten Solok Selatan, Pulau Punjung Dharmasraya, Sumpur Kudus perbatasan Sijunjung dan Tanah Datar.
Kemudian, Bukittinggi, Payakumbuh dan finish di Koto Tinggi Kabupaten Limapuluh Kota.
Iven Tour de PDRI ini diikuti oleh 60 peserta permanen dari TNI dan Polri. Ditambah komunitas dan VVIP.
Mahyeldi mengatakan, Tour de PDRI merupakan iven baru yang memadukan faktor historis, wisata, pendidikan, budaya dan ekonomi.
Kegiatan ini terang Mahyeldi, bukan iven pengganti Tour de Singkarak (TdS) yang batal digelar.
"Ini bukan pengganti TdS, tapi iven baru untuk mengingat perjuangan bangsa. Nanti untuk TdS kita siapkan lagi," ujar.
Mahyeldi menjelaskan, bahwa PDRI adalah tonggak keberlanjutan Republik Indonesia saat agresi Belanda II. Ketika itu pemimpin Indonesia ditangkap Belanda hingga membahayakan kelangsungan NKRI.
PDRI yang dipimpin Ketua Syafruddin Prawiranegara menyelamatkan NKRI. Menginformasikan ke dunia internasional bahwa Negara Indonesia masih ada.
"Inilah yang ingin kita sampaikan dan ingatkan pada generasi muda Indonesia bagaimana pentingnya peran PDRI dalam sejarah bangsa," ucap Mahyeldi.
Mahyeldi mengharapkan, kegiatan Tour de PDRI ini akan menjadi iven tahunan yang akan lebih meriah lagi ke depan.
Baca juga: Pemprov Sumbar Rencanakan Event Tour de PDRI saat Peringatan Hari Bela Negara
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial mengungkapkan, dari segi pariwisata, iven ini akan dikembangkan lagi sebagai wisata sejarah yang bisa dinikmati oleh wisatawan khusus.
Pihaknya terang Novrial, akan mengevaluasi dan memperbaiki semua kekurangan secara bertahap.