Cerita Tim Medis Mengusir Lelah Kala Merawat Pasien Corona di RSAM Bukittinggi

Cerita Tim Medis Mengusir Lelah Kala Merawat Pasien Corona di RSAM Bukittinggi

Deddy Herman, dokter spesialis paru Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Kota Bukittinggi. (Irwanda)

Langgam.id - "Terus terang, saya sudah 10 hari di sini (ruang isolasi covid-19). Kami tidak mungkin membiarkan pasien kami," begitu curahan hati Deddy Herman, dokter spesialis paru Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Kota Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar).

Deddy merupakan satu dari sekian dokter yang saat ini berjibaku dalam penanganan pasien yang terinfeksi positif covid-19 di RSAM Bukittinggi. Namun, tidak terlihat rasa lelah terpancar dari wajahnya.

Ia tetap mencoba meluangkan waktu dan menerima berbagai pertanyaan yang dilontarkan para wartawan saat interview online yang diadakan IJTI Sumbar, Selasa (31/3/2020).

Malam itu, Deddy bercerita banyak soal penanganan pasien covid-19. Ia blak-blakan membeberkan bagaimana perkembangan para pasien yang sedang berjuang dalam perawatan.

Ada yang mulai berangsur membaik, serta silih bergantinya para pasien masuk untuk mendapatkan perawatan. Para tim medis yang saat ini menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien. "Terus terang, perawat pun sebetulnya capek," katanya.

Namun, selaku dokter yang cukup berpengalaman, Deddy terus memberikan semangat bagi para tim medis di RSAM Bukittinggi. Tak mudah memang, apalagi dengan kondisi dan virus yang ditangani saat ini tidak mudah.

Tidak sedikit para perawat was-was kala memasuki ruang khusus covid-19. Namum, Deddy mencoba memberikan edukasi kepada timnya untuk tetap semangat dan berhati-hati untuk bekerja dalam penanganan pasien.

"Anda sudah tahu risiko pekerjaan anda, anda tidak boleh menolak melakukan tindakan atau tugas anda sebagai dokter atau sebagai para medis. Tapi, anda harus sangat hati-hati saat masuk ke dalam (ruang covid-19)," pesan yang terus dilontarkan Deddy kepada timnya.

Nyinyiran itu tak lain demi keselamatan para tim medis yang dipimpinnya. Apalagi, Deddy dalam kondisi saat ini juga menjabat Wakil Ketua Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 RSAM Bukittinggi.

"Anda (tim medis) harus sangat hati-hati. Karena masih ada anak-anak, orang tua, keluarga, istri atau pun suami yang kita tinggalkan di rumah. Kita tidak mau nanti anda tidak pulang ke rumah," tegasnya.

Banyak suka duka yang dihadapi para tim medis saat ini, termasuk di RSAM Bukittinggi. Beruntung, mereka telah difasilitasi demi keamanan seperti alat pelindung diri (APD) serta lokasi untuk karantina diri.

Baca juga : 4 Pasien Positif Corona di Sumbar Diisolasi di RSAM Bukittinggi

Memang, para tim medis yang menangani pasien covid-19 ditempatkan di suatu lokasi, yaitu di Paviliun Cindua Mato RSAM Bukittinggi. Di sini para tim medis bisa untuk istirahat sejenak melepas lelah.

"Kalau mereka (para medis) sudah masuk ke ruang isolasi, mereka tidak boleh bertemu dengan anak, istri atau suaminya. Karena kita takutkan penularan," ujarnya.

Pengajian hingga Menonton Penghilang Stres

RSAM sedikitnya memiliki empat dokter spesialis paru, namun tak semuanya bekerja secara maksimal. Ada yang telah lanjut usia, kondisi kurang sehat hingga baru tamat. Setidaknya, hanya dua dokter yang silih berganti masuk ke ruang Covid-19.

Deddy mengungkapkan tak banyak yang dilakukan disela penanganan pasien untuk menghilangkan stres. Dokter dan para medis hanya bisa mendengar musik ataupun pengajian, demi memenangkan diri.

"Sebetulnya, kami hanya ada satu televisi untuk mendengar musik, pengajian atau sekadar menonton film. Televisi kecil 20 inci, televisi yang hanya di komputer," katanya.

Meski demikian, kegiatan penghibur diri itu lantas tak bisa berlangsung lama. Para medis begitu sibuk dalam mengurus pasien. "Kadang-kadang kita waktunya sudah habis secara cepat, sehingga kita tidak sempat juga untuk melihat hiburan. Kadang-kadang kita mendengar musik aja gitu," ceritanya.

Deddy terus menyuarakan agar pemimpin daerah dapat mengatur para dokter paru di Sumbar secara bergantian bekerja, sehingga tidak kelelahan. Begitupun untuk para perawat. Hal ini tentunya kesempatan bagi para medis lainnya dalam penanganan pasien Covid-19.

"Jika kalau terjadi outbreak, perawatannya, dokternya, apotekernya atau lain punya pengalaman membantu di ruang isolasi. Kalau mereka tidak punya pengalaman, akan banyak kesalahan dan para tim medis celaka ataupun sakit," tuturnya.

Baca juga : RSAM Bukittinggi Tambah Ruang Isolasi dan Siapkan IGD Khusus Pasien Corona

Menurutnya, Indonesia masih berada di fase dua dari enam fase yang disampaikan ahli dari Italia dan Malaysia dalam masalah corona. Kalau tidak siap dari para medis, tentu akan terjadi hal yang lebih buruk.

"Bila kalau tidak disiplin seluruh petugas medis mengawal pandemi ini, kita akan ada berada kondisi siapa yang akan diselamatkan. Seperti disebutkan fakultas kedokteran UI, pertengahan April ini akan menjadi kondisi yang sangat berat," bebernya.

Deddy menegaskan saat para medis tidak siap, rumah sakit kita tidak siap maka terjadi pilihan siapa yang harus dihidupkan atau siapa yang harus dimatikan. Hal ini tentunya tidak diinginkan semua orang, apalagi terjadi pada keluarga.

"Terus terang, kami di ruang Covid-19 ini, apabila ada kematian, kami sangat sedih. Ada keluarga yang kehilangan, kami tidak ingin terjadi kepada siapapun," ujarnya. (Irwanda/ICA)

Baca Juga

Menengok Geomorfologi Ngarai Sianok
Menengok Geomorfologi Ngarai Sianok
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bukittinggi sudah mengumumkan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 untuk SD dan SMP negeri.
PPDB SD dan SMP Negeri di Bukittinggi Dibuka Juni, Berikut Jadwal dan Syaratnya
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar mengeluarkan Surat Edaran Nomor 400/1140 /Kesra/XII-2023 tentang Pergantian Tahun Baru Masehi di
Gempa 4 Kali Guncang Bukittinggi hingga Siang Ini
Dapur Umum Dinsos Agam Suplai 3.000 Nasi Bungkus per Hari untuk Penyintas Bencana dan Relawan
Dapur Umum Dinsos Agam Suplai 3.000 Nasi Bungkus per Hari untuk Penyintas Bencana dan Relawan
Selama libur Lebaran 2024, tingkat hunian hotel dan penginapan di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar), mengalami kenaikan 100 persen
Lebaran 2024, Tingkat Hunian Hotel di Bukittinggi Naik 100 Persen Dibanding 2023
Sempat Terhambat Akibat Air Meluap di Kelok Hantu, Jalan Raya Padang Panjang - Bukittinggi Buka Tutup
Sempat Terhambat Akibat Air Meluap di Kelok Hantu, Jalan Raya Padang Panjang - Bukittinggi Buka Tutup