Langgam.id - Tim Kepolisian Resor Kota (Polresta) Padang mengecek sejumlah video dan rekaman CCTV untuk mencari pelaku perusakan kantor DPRD Sumatra Barat.
Kapolresta Padang Kombes Yulmar Try Himawan mengatakan, pihaknya masih berkoordinasi dengan DPRD Sumbar untuk mengecek CCTV. “Tim kita sudah cek. Pasti akan kita cari tersangka. Tersangka pasti ada,” katanya, Rabu (24/9/2019).
Yulmar menegaskan akan melakukan pengusutan atas kejadian tersebut. Namun, ia belum bisa memastikan berapa orang yang akan menjadi tersangka. “Pasti adalah tersangka. Tapi belum kita sebutkanlah. Tunggu saja,” kata Yulmar.
Polisi, menurutnya, mendeteksi adanya dugaan penyusup yang masuk ke barisan massa demonstrasi yang jumlahnya berkisar 5 ribu orang. Hal ini terjadi sekitar pukul 15.30 WIB.
Seiring dengan pengusutan polisi, pihak DPRD Sumbar juga sudah melaporkan perusakan tersebut kepada polisi.
“Kami secara resmi melaporkan ke kepolisian malam ini. Kemudian kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi terkait aset-aset yang rusak ringan maupun yang parah,” ujar Pimpinan Sementara DPRD Irsyad Syafar saat dihubungi langgam.id, Rabu (25/9/2019) malam.
Irsyad mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui berapa total kerugian akibat insiden pengerusakan fasilitas yang dilakukan massa unjuk rasa. Saat ini, katanya, sedang dilakukan invetarisir terkait fasilitas yang rusak.
“Belum ada totalnya (kerugian). Tapi yang jelas kami sangat mengutuk keras aksi anarkis massa ini yang tidak ada moral dan menunjukkan kita sebagai orang Minangkabau," katanya.
Terkait kondisi kerusakan DPRD ini, Irsyad mengungkapkan akan dibiarkan untuk beberapa hari ke depan. Hal tersebut untuk membantu penyelidikan pihak kepolisian dalam penyelidikan. Namun, ia memastikan untuk ruang utama akan dirapikan secepatnya.
Sebelumnya, saat demonstrasi mahasiswa di DPRD Sumbar pada Rabu, sejumlah massa melakukan aksi vandalisme atau mencoret dinding gedung DPRD dengan tulisan kata-kata umpatan. Massa kemudian memasuki seluruh ruangan yang ada di DPRD Sumbar.
Tak hanya itu, massa juga menguasai ruang rapat utama yang menjadi lokasi rapat paripurna anggota dewan. Di sini, mereka merusak kursi anggota dewan hingga menurunkan foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain itu, ruang bagian humas, bagian persidangan, perpustakaan, serta ruang pimpinan tak lepas dari aksi anarkis tersebut. Beberapa ruangan kebanyakan kacanya dipecah akibat benturan benda keras. (IRW/RDI/HM)