Langgam.id - Antisipasi Golput pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Komisi Pemilhan Umum (KPU) Sumatra Barat gencar sosialisasi ke berbagai kalangan, guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengambil peran dalam Pemilu.
Gebril Daulai, Komisioner KPU Sumbar menyebutkan, tim nya turun langsung ke basis-basis pemilih serta mensinergikannya dengan media massa dan media sosial. "Kalau ke lapangan, biasanya kita dialog, atau simulasi tata cara pencoblosan, dan juga memberikan tutorial," ujar Gebril saat ditemui LANGGAM di ruang kerjanya, Selasa (12/02/2019).
Selain tatap muka langsung dengan masyarakat, dikatakan Gebril, KPU Sumbar juga mengakampanyekan melalui televisi lokal dan radio. "Kita imbau masyarakat agar menggunakan hak pilihnya April mendatang. Kita juga manfaatkan media sosial, seperti facebook, twitter dan instagram, itu melalui akun resmi milik KPU Sumbar," jelas Gebril.
KPU Sumbar, kata Gebril, juga menggandeng youtuber Sumbar. "Saat ini kita sedang mempersiapkan videonya, nanti akan kita tayangkan di youtube terkait pentingnya partisipasi masyarakat dalam Pemilu," katanya.
Selain itu, KPU juga merekrut relawan demokrasi di kabupaten/kota. "Ada juga relawan demokrasi, jumlahnya 55 orang per kabupaten/kota. Anggaran kita berikan Rp5 juta per kabupaten/kota untuk melaksanakan kegiatan, semoga mereka bisa bekerja sekreatif mungkin," ujar Gebril.
Menurut Gebril, hasil pemetaan KPU Sumbar, ada 10 basis yang menjadi sasaran utama. "Basis yang kita targetkan itu, pemilih pemula, pemilih muda, keluarga, perempuan, penyandang disabilitas, orang dengan berkebutuhan khusus, kelompok marjinal, kelompok keagamaan, komunitas serta warganet," ungkapnya.
Tidak hanya itu, KPU Kabupaten/Kota juga melakukan hal sama. Terkadang, ikut serta dalam kegiatan masyarakat, seperti menjadi pembina dalam upacara bendera. "Kita pernah kerjasama denga Lembaga Swadaya Masayarakat (LSM), mereka memiliki banyak masyarakat dampingan. Kalau di kabupaten/kota, itu sering ikut dalam kegiatan masyarakat setempat," jelas Gebril.
Kalau ikut dalam upacara bendera, itu untuk menyasar pemilih pemula. "Ada kecenderungan jika pemilih pemula tidak memberikan hak pilihnya saat ini, kemungkinan untuk periode selanjutnya mereka juga tidak akan memilih, dan itu akan terus berlanjut seterusnya. Kita tidak ingin hal ini terjadi," katanya.
Gebril menilai, minimnya partisipasi masyarakat dalam Pemilu, karena tidak memiliki pengetahuan terkait hal itu. Makanya, KPU Sumbar terus mensosialisikan agar masyarakat paham akan pentingnya turut serta dalam Pemilu.
"Kita berharap, selain sosialisasi dari KPU, masyarakat juga harus proaktif mencari informasi terkait pentingnya peran mereka dalam Pemilu. Sekarang sudah zaman digital, informasi itu sangat mudah didapetkan," jelasnya.
Tidak hanya itu, menurut Gebril, turunnya angka partisipasi masyarakat dalam Pemilu juga disebabkan kekecewaan terhadap kinerja pemerintah. "Seharusnya, karena kekecewaan itulah mereka saat ini ikut memilih, jika ingin adanya perubahan, tentu harus ada keputusan politik yang diambil," ujarnya.
Gebril menghimbau agar masyarakat menggunakan hak pilihnya. Masyarakat harus sadar bahwa Pemilu merupakan bentuk pelaksanaan kedaulatan rakyat. Pemilu dilaksanakan agar roda pemerintahan terus berjalan sesuai aturan. Dari pemilu masyarakat dapat menunjuk pemimpin dan wakilnya di pemerintahan. "Kita berharap, April nanti semua masyarakat yang memiliki hak pilih, menyalurkannya," ungkap Gebril. (Rahmadi/FZ)