LANGGAM.ID -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat atau Pemprov Sumbar mengumbar angka-angka statistik yang menunjukkan perkembangan laju ekonomi di moment HUT ke-80 1 Oktober 2025. Di sosial media berseliweran grafis yang menjabarkan pencapain-pencapaian Sumbar berdasarkan data BPS.
Pemerintah daerah mestinya tidak silau dengan angka-angka statistik yang menunjukkan kemajuan perekonomian saat ini. Sebab, kesejahteraan masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan oleh pemerintah daerah.
Guru besar ekonomi Universitas Andalas, Syafrudin Karimi menyebutkan masyarakat kini membutuhkan bukti nyata dari angka-angka pencapaian yang disampaikan oleh Pemprov Sumbar tersebut. Terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti riil.
"Sudah cukup lama juga rakyat menunggu bukti, benarkah pemerintah provinsi punya komitmen menaikkan kesejahteraan dalam arti riil? Kita jangan silau dengan angka-angka," ujarnya, Selasa (1/10/2025).
Ia menyoroti beberapa data yang ditampilkan Pemprov Sumbar tersebut, yaitu angka gini ratio yang turun 0,35 persen dan tingkat kemiskinan yang rendah di angka 5,35 persen.
"Jangan-jangan kedua indikator yang ditampilkan hanya membuktikan bahwa kita di Sumbar mayoritas merata miskin. Tapi bila didukung oleh laju pertumbuhan ekonomi sangat rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi, jangan-jangan kita ini sesungguhnya merata miskin," katanya.
Menurut Syafruddin Karimi, perlu adanya sebuah gebrakan strategis dari pemimpin Sumbar untuk memotong lingkaran setan merata miskin saat ini. "Agak satu dua strategi saja cukup untuk kita pegang sebagai rakyat yang sudah cukup lama berharap," katanya.
Sementara itu, di grafis capaian ekonomi yang turut diunggah oleh wakil gubernur Sumbar dalam instagram pribadinya diperlihatkan pencapaian Sumbar di usia 80 tahun ini. Seperti di sektor pariwisata yang mengalami kenaikan kunjungan mancanegara 29,28 persen dan kunjungan wisatawan domestik 25,1 persen sepanjang periode Januari-Juli 2025.
Kemudian pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 yang beberapa sektor mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Seperti PDRB ADHB atau Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku naik 3,94 persen. Capaian ini juga diiringi dengan kenaikan inflasi sebesar 2,89 persen.
Selanjutnya, gini rasio pada 2025 turun 0,35 persen dibandingkan 2024, lalu persentase kemiskinan juga turun 10,39 persen, tingkat pengangguran terbuka turun 1,73 persen, dan nilai tukar petani naik 6,91 persen.
Selain itu juga ada pertumbuhan di sektor ekspor yang naik 36,96 persen dan impor 2,98 persen. Negara tujuan ekspor terbesar yaitu India senilai US$ 516,64 juta, Pakistan US$ 358,14 juta dan Banglades US$ 516,64 juta. (fx)