Langgam.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat Gunung Marapi mengalami 27 kali erupsi pada Minggu (8/1/2023).
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur-tenggara. Tingginya di antara 150-200 meter.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Marapi Teguh Purnomo mengatakan, erupsi yang terjadi masih dapat dikatakan sebagai erupsi pembuka. Pihaknya akan terus memantau aktivitas gunung akan naik atau turun.
"Masih dikatakan pembuka. Kita lihat dulu apakah akan meningkat atau justru menurun," kata Teguh, Minggu (8/1/2023).
Gunung Marapi, jelasnya, memiliki siklus dua sampai empat tahunan erupsi. Terakhir, gunung itu erupsi 4 Juli 2017.
Meski masih dinilai dini, dan akan terus melakukan pemantauan, masyarakat diimbau mengikuti rekomendasi PVMBG.
"Masyarakat, wisatawan dan pendaki supaya tidak mendekat ke radius tiga kilometer dari kawah Gunung Marapi," katanya.
Diberitakan juga sebelumnya, letusan Gunung Marapi terekam di seismogram dengan amplitudo 1-23.4 mm dengan durasi antara 45 hingga 109 detik.
Selain letusan, juga terdeteksi empat kali hembusan, satu kali gempa tornillo dengan durasi 12 detik, satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 19.5 mm, dengan durasi 20.8 detik serta gempa tektonik jauh sebanyak empat kali dengan durasi antara 45 hingga 200 detik.
Baca Juga: Bupati Tanah Datar Minta Warga yang Tinggal di Lereng Marapi untuk Ronda
Selain itu juga terekam gempa tremor secara terus menerus. Gunung Marapi saat ini berada di level II atau waspada.