Langgam.id - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) Supardi menyebut kondisi dunia pendidikan masih kekurangan tenaga pendidik atau guru. Keadaan itu akan semakin diperparah dengan kebijakan penghapusan tenaga honorer.
Hal itu disampaikan Supardi saat memimpin upacara bendera peringatan satu abad Tamansiswa (Tamsis) di Halaman Universitas Tamsis, Minggu (3/6/2022).
"Sumbar kekurangan tenaga pendidik, Kondisi tersebut akan memburuk, mereka terancam tidak mengajar dimana jutaan honorer yang diisi mayoritas guru akan dihapuskan pada tahun 2023 mendatang," ujar Supardi.
Dia melanjutkan, Tamsis merupakan salah satu unsur yang bertanggung jawab untuk memajukan dunia pendidikan di daerah.
Dia melihat, konsep-konsep pendidikan yang diwariskan oleh Ki Hadjar Dewantara dahulu sudah banyak terkikis seiring berjalannya waktu, salah satunya pendidikan memanusiakan manusia.
Hal itu, sebut Supardi, bertujuan untuk menciptakan individu yang independen, bijaksana dalam mengambil setiap keputusan dan penguasaan martabat berdemokrasi. Begitupun konsep belajar tiga dinding, hal ini mengacu pada bentuk ruang sekolah yang rata memiliki empat dinding.
"Ki Hajar menyarankan, ruang kelas hanya dibangun dengan tiga sisi dinding sedangkan satu sisi lainnya terbuka," ungkapnya.
Filosofi ini mencerminkan, seharusnya tidak ada batas atau jarak antara dunia pendidikan di dalam kelas dengan realitas di luarnya. Dengan kata lain, sekolah sebaiknya tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga kemampuan lainnya. Sehingga, anak tidak hanya pandai secara akademik, tetapi juga mampu menerapkan ilmunya tersebut.
"Sekarang bisa kita lihat, tidak ada bangunan sekolah atau perguruan tinggi yang mengadopsi konsep tiga dinding tersebut," jelasnya.
Di sisi lain, Supardi juga menceritakan tentang sejarah panjang lembaga pendidikan Tamsis yang didirikan oleh KI Hadjar Dewantara dihadapan peserta upacara, seperti Ketua Yayasan Tamansiswa Padang, Rektor UNITAS Padang serta sivitas akademika dan para alumni lembaga pendidikan tersebut.
Dia menambahkan, dahulunya Sumbar juga memiliki banyak perguruan, sebut saja perguruan Sungai Pua hingga perguruan Diniyah. Pusat-Pusat pendidikan tersebut ada yang sudah tidak eksis, namun dahulunya mampu melahirkan tokoh-tokoh yang berkontribusi untuk kemerdekaan Indonesia, sebut saja Agus Salim hingga Buya Hamka.
"Tokoh-tokoh besar Indonesia adalah seorang pendidik, yaitu Buya Hamka, M Natsir, Agus Salim hingga KI Hajar Dewantara," ucapnya.
Sementara itu, Majelis Cabang Taman Siswa Padang Ki. H. Irwandi Yusuf mengatakan, peringatan satu abad Tamsis merupakan momen melakukan refleksi kehadiran lembaga pendidikan ini untuk merdeka dari belenggu penjajah. Mengikis kebodohan, kemiskinan dan meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Taman Siswa hadir untuk melahirkan generasi pemimpin yang berbudi pekerti, cerdas, berkepribadian untuk kesejahteraan dan kejayaan bangsa Indonesia.
Ki. H. Irwandi Yusuf menyatakan pelaksanaan peringatan HUT Tamansiswa di Sumbar akan dilaksanakan oleh Perhimpunan Keluarga Besar Taman Siswa (PKBTS) sebagai wadah yang resmi dari alumni (SMP SMK, SMA dan Unitas) sesuai dengan aturan pasal 23 Peraturan Besar (Anggaran Dasar) Tamansiswa, tentang Organisasi yang ada dilingkungan Tamansiswa yaitu, Wanitas dan PKBTS.
"Kita ingin peringatan satu abad Taman Siswa di Sumbar memberi warna dan kebaikan dalam ikutserta mendorong memajukan pembangunan daerah," ujarnya.
Baca juga: Bertemu Gubernur se-Sumatra, Mahyeldi Ajak Renungkan Lagi Soal Penghapusan Honorer
Panitia pelaksana PKBTS Sumbar mesti membuka diri dengan melibatkan semua potensi, elemen daerah dan insan Tamsis. Dan memaknai peringatan satu abad ini dapat melakukan, Gerakan Cinta Al-Qur'an (Lomba Tahfiz), Bazar dan Pameran, Gelar Budaya, Bakti Sosial dan hal-hal yang sesuai dengan potensi Sumbar yang berfilosofikan adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah. (Advetorial)