5 Tahun di Pedalaman Papua, Wakapolda Sumbar: Masyarakatnya Sangat Kompak

5 Tahun di Pedalaman Papua, Wakapolda Sumbar: Masyarakatnya Sangat Kompak

Wakapolda Sumbar, Brigjen Pol Damisnur saat memberikan arahan kepada 250 personel Satuan Brimob Sumbar yang akan diberangkatkan ke Papua (Foto: Irwanda/Langgam.id)

Langgam.id - Sapaan dengan kata "Ipar" merupakan sebuah penghargaan bagi masyarakat Papua. Sama halnya dengan Minangkabau, sapaan kata "Uda" menjadi sebuah penghormatan ketika menyapa teman sebaya atau yang agak lebih tua dari kita.

Begitulah sepenggal kata dari orang nomor dua di Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat, Brigjen Pol Damisnur saat memberikan arahan kepada 250 personel Satuan Brimob Sumbar yang dikerahkan untuk membantu mengamankan situasi di Papua pasca aksi para demonstrasi.

Diceritakan Damisnur, sejak 1986 sampai 1991, ia ditugaskan di Indonesia bagian timur tersebut. "Saya memang bukan Brimob. Tapi, saya pernah bertugas selama lima tahun di Papua," ujarnya saat acara pelepasan perseonel Brimob Sumbar yang akan diutus ke Papua, Jumat (30/08/2019).

Selain itu, dia berpesan, dimanapun berada, komunikasi harus dijaga. Seperti contoh tadi, sapaan “Ipar” bagi masyarakat Papua dan “Uda” bagi kita di Minangkabau.

Kalau tidak percaya, bisa dicontohkan ke mayarakat Papua yang ada di sini, ketika disapa dengan sebutan “Ipar” mereka akan merasa sangat dihargai. “Eh Ipar, kemana? Pasti mereka langsung berhenti, (dijawab) gimana Bapa, begitu. Itu panggilan akrab orang di sana. Jadi, kita harus tahu karakter dan sifat orang, dimanapun kita berada dan kita juga harus cepat menyesuaikan diri,” jelasnya.

Sapaan bagi kepala suku, atau yang kita kenal Mamak/Datuak di Sumbar, di Papua panggilan mereka Tete. “Ini panggilan untuk yang sudah tua, untuk kakek. Contohnya, selamat sore Tete, mau kemana Tete? Saat itu, mereka pasti merasa dihargai, ini pengalaman saya,” cerita Damisnur.

Beberapa daerah di Papua, seperti Jayapura, Serue, Namire, Biak, Sorong dan Fakfak bagaikan rumah kedua bagi Damisnur, sejak berpangkat Inspektur Satu (Iptu) hingga Ajun Komisaris Polisi (AKP), ia menjalani kehidupan disana.

Pengamatan Damisnur selama berada di sana, menurutnya masyarakat Papua sangat kompak. "Setidaknya secara kultur, (Papua) saya pahami. Masyarakatnya berkarakter dan mereka sangat kompak, mereka memiliki jiwa kebersamaan," jelasnya.

Wakil Kepolisian Daerah (Wakapolda) Sumbar itu juga berpesan untuk saling menjaga kekompakan selama berada di Papua.

"Jangan sampai melakukan tindakan sekecil apapun yang dapat memicu gesekan fisik ataupun persaaan. Misalnya, tersinggung karena perkataan atau ngomong sembarangan. Usahakan bertindak slow, bermasyarakat dan bicaralah dengan sewajarnya saja," ungkap Damisnur.

Tidak hanya itu, Damisnur juga menceritakan bagaimana kondisi di daerah timur Indonesia saat itu, selama bertugas, ia mengaku selalu menjaga silaturrahmi dan berkomunikasi yang baik dengan masyarakat ataupun antar suku, desa serta kelompok.

Orang nomor dua di Polda Sumbar itu juga pernah menjabat sebagai Kapolsek di pedalaman Papua. "Belum ada kendaraan, saya (Kaposek) datang ke pedalaman Papua menggunakan helikopter milik Kodam setempat. Sampai di sana, anggota saya hanya 17 orang. Alat komunikasi yang ada saat itu hanya HT panjang, itupun suaranya  putus-putus," kenangnya.

Selama di pedalaman Papua, mereka tidak mendapat aliran listrik. Sementara, untuk kebutuhan sehari-hari, juga diantar mengguakan helikopter Kodam, dua kali dalam satu minggu. Termasuk juga mendapatkan koran dan majalah sebagai bahan untuk mengetahui informasi dari luar melalui pemberitaan.

"Majalah atau koran hari ini, dibaca hari ini hingga sebulan kedepan, itu terus, sampai halaman koran itu tidak tahu lagi, karena itu terus yang dibaca. Tempat membeli tidak ada, selain dibawa dengan helikopter," ucapnya.

Yang paling penting, kata Damisnur, personel yang diberangkatkan ini, harus disiplin dan bertindak sesuai prosedur. Tetap waspada serta selalu memegang teguh prinsip Brimob. "Jiwa dan raga demi kemanusiaan," jelasnya.

Kepada komandan Batalyon, Damisnur menegaskan pasukan berjumlah 250 personil ini, bawa lagi semua ke Sumbar. “Saya perintahkan, jaga dan bawa kembali ke Polda Sumbar dalam keadaan sehat, tanpa kurang satu apapun,” ujarnya. (Irwanda Saputra / ZE)

Baca Juga

Konflik agraria di Nagari Kapa, Kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat, kembali memanas pada Jumat (4/10/2024).
Konflik Agraria Berlanjut: 10 Warga Kapa Dibawa ke Polda, Penggusuran Lahan Menuai Kecaman
Bidpropam Polda Sumbar mulai melakukan sidang kode etik terhadap para personel yang diduga tidak profesional saat membubarkan aksi tawuran
Polda Sumbar Mulai Sidang Kode Etik Anggota Tidak Profesional saat Bubarkan Tawuran di Kuranji
Deklarasi Kampanye Damai Pilkada 2024: KPU Tekankan Pentingnya Demokrasi Bermartabat
Deklarasi Kampanye Damai Pilkada 2024: KPU Tekankan Pentingnya Demokrasi Bermartabat
KAI dan Polda Sumbar Gelar Operasi Tilang Humanis di Perlintasan Kereta Api
KAI dan Polda Sumbar Gelar Operasi Tilang Humanis di Perlintasan Kereta Api
Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengunjungi rumah keluarga Nia Kurnia Sari (18) di Korong Pasa Surau, Nagari Guguak,
Kasus Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan, Polda: Identitas Pelaku Sudah Mengerucut
Tim Unit Satwa Polda Sumbar melakukan pelacakan di Jorong Pasa Surau, Nagari Guguak, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman
Baju Gadis Penjual Gorengan yang Meninggal Terkubur di Padang Pariaman Ditemukan