Tragedi Robohnya Rigging Sound System di Padang Panjang, Perdana Terjadi di Sumbar

Tragedi Robohnya Rigging Sound System di Padang Panjang, Perdana Terjadi di Sumbar

Rigging panggung yang dimiliki PT Foksa Jaya Pratama (Foto: Irwanda)

Langgam.id - Insiden jatuhnya rangkaian sound system dan speaker di Lapangan GOR Khatib Sulaiman, Kota Padang Panjang, baru perdana terjadi di Sumatra Barat (Sumbar). Apalagi, kasus ini sampai merenggut nyawa seorang murid sekolah dasar (SD).

Rangkaian sound system dan speaker 'maut' milik Even Organizer (EO) Cebek Sound ini untuk menyukseskan perhelatan Kemah Budaya Nasional (KBN) ke-X di Kota Padang Panjang. Nahasnya, besi-besi rigging penyusun speaker itu rebah hingga menimpa lima orang saat menggelar gladi bersih.

Korban meninggal dunia bernama Rara Rizkyatul Hanif (12) merupakan murid SDN 03 Guguk Malintang. Sedangkan empat orang lainnya mengalami luka-luka dan patah tulang. Di antaranya, Niesya Defina Putri (11 tahun) dan Adina Raisa Claresta (11 tahun). Dua korban ini juga tercatat sebagai murid SDN 03 Guguk Malintang. Korban lainnya adalah Afrirona (27), staf TU di SDN 03 Guguk Malintang dan Afririani (28), guru honorer di SD tersebut.

Hingga kini, pihak Kepolisian Resor (Polres) Padang Panjang mengklaim masih melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Penyelidikan dilakukan untuk mengungkap apakah adanya unsur kelalaian hingga menyebabkan rangkaian sound sistem dan speaker terjatuh.

Langgam.id mencoba menggali tentang mekanisme pemasangan rigging panggung tersebut dengan menemui salah satu vendor yang cukup terkenal di Kota Padang dan acap kali ditunjuk sebagai EO acara berskala nasional, yakni PT Foksa Jaya Pratama.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang rigging panggung ini berkolaborasi dengan Sari Musik. Berbagai faktor dugaan rangkaian sound system dan speaker bisa terjatuh pun mencuat.

Owner PT Foksa Jaya Pratama Roni mengatakan, salah satu dugaan penyebab bisa mengarah ke permukaan tanah di lokasi pemasangan yang tidak datar. Hal ini diduga membuat gawangan line array menjadi miring dan akhirnya rebah.

“Kadang-kadang, lokasi tempat panggung tidak datar, ada yang miring. Mungkin tim kerja itu menganggap sepele. Seharusnya banyak penjagal kayu-kayu sebagai penahan kalau memang tidak datar,” ujar Roni diwawancarai langgam.id di kantornya di Jalan Belanti Barat 5, Padang Barat, Kota Padang, Selasa (27/8/2019).

Ia mengungkapkan, untuk berat gawangan line array penyusun sound system speaker itu tergantung jumlah daya sound. Terberat, bisa mencapai 600 kilogram dengan jumlah delapan speaker.

Roni mengakui, daerah Padang Panjang memiliki angin yang cukup ektrem. Namun menurutnya, sangat kecil kemungkinan jatuhnya rangkaian sound system dan speaker itu diakibatkan faktor alam. Apalagi, jika dipasang di permukaan tanah, pasti gawangan line array menancap ke tanah.

“Kami pernah dapat tender di Padang Panjang. Tapi ketika itu rigging panggung di pasang dipermukaan aspal. Memang pernah bergeser 20 centimeter karena miring,” katanya.

Rangkaian sound system dan speaker ini bisa setinggi delapan meter. Pemasangan melibatkan empat orang pekerja. Pekerjaan pun biasanya dilakukan pada malam hari hingga pagi.

Terkait insiden ini, Roni menduga saat kejadian proses pengerjaan telah selesai. Sebab dari foto yang ia lihat, speaker telah tersusun bergantungan di gawangan line array. Namun mungkin karena permukaan tanah yang tidak datar, membuatnya miring hingga roboh.

“Kejadian robohnya sound system dan speaker seperti ini memang perdana terjadi di Sumbar. Dulu 2008, kejadian cuman atap panggung yang roboh, karena patah di tengah. Tapi kalau yang kayak di Padang Panjang, baru ini,” katanya.

Meski demikian, Roni mengakui tim yang dimiliki Cebek Sound merupakan pekerja yang berpengalaman. Apalagi, perusahaan itu telah cukup lama bergerak di bidang EO. Bahkan juga sering berkolaborasi dengannya apabila di even yang sangat besar.

“Pekerja yang dimiliki Cebek Soud ini semuanya berpengalaman. Orang-orang lama semua. Saya juga pernah gabung dalam suatu acara bersama Cebek Sound. Seperti acara besar Makerfest 2018 yang dilaksanakan Tokopedia,” ujarnya.

Perihal adanya unsur kelalaian, Roni enggan berkomentar. Sebab, dirinya tidak berada di tempat kejadian perkara (TKP). Namun kuat dugaannya, permasalahan jatuhnya rangkaian sound system itu hanya karena permukaan tanah yang tidak datar.

“Apalagi kalau di pasangan di lokasi trek lari bukan di lapangan. Bisa saja tanah lunak, lama-lama kedudukan gawangan line array terbenam membuat miring hingga roboh. Kalau kami biasanya dialas kayu dulu,” pungkasnya.

Sementara itu, langgam.id telah mencoba mendatangi kantor Cebek Sound yang berlokasi di Alai, Padang Utara, Kota Padang. Namun, menurut para tetangga, para crew dan pekerja Cebek Sound masih berada di Kota Padang Panjang. (Irwanda/RC)

Baca Juga

Jalur Padang Panjang-Bukittinggi tidak bisa dilewati kendaraan akibat banjir lahar dingin yang terjadi di Aia Angek, Kecamatan X Koto,
Banjir Lahar Dingin Tutup Badan Jalan, Jalur Padang Panjang-Bukittinggi Tak Bisa Dilewati
Polres Padang Panjang berhasil meringkus seorang residivis kasus curanmor berinisial RS alias Sauak. Pelaku yang merupakan pengangguran
Residivis Curanmor Ditangkap Polisi di Padang Panjang, 9 Motor Diamankan
Gantikan Syofian Effendi, Eridal Jadi Wakapolres Padang Panjang
Gantikan Syofian Effendi, Eridal Jadi Wakapolres Padang Panjang
Kapolres Panjang Panjang, AKPB Kartyana Widyarso WP memimpin upacara serah terima jabatan Wakapolres Padang Panjang, Kabag SDM, Kasat Res
Wakapolres dan Sejumlah Pejabat Utama Polres Padang Panjang Berganti
Musibah longsor terjadi di tapian Danau Singkarak, tepatnya di daerah Tonggak Tujuah Kubangan, Nagari Kacang, Kabupaten Solok pada
Longsor di Tepian Danau Singkarak, Jalan Padang Panjang-Solok Tak Bisa Dilewati
Operasi Singgalang 2024, Kapolres Padang Panjang Ajak Warga Patuhi Keselamatan Berkendara
Operasi Singgalang 2024, Kapolres Padang Panjang Ajak Warga Patuhi Keselamatan Berkendara