Tokoh Sumbar Ajak Masyarakat Tak Terprovokasi Soal Perusakan Rumah Ibadah di Minahasa

Tokoh Sumbar imbau agar tak terpropokasi Perusakan Rumah Ibadah di Minahasa

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Sumbar, Yulius Said Dt Tan Basa (kanan) berdiskusi bersama Dirbinmas Polda Sumbar Kombes Pol Nasrun Fahmi (kiri) usai menunaikan salat Zuhur di Masjid Raya Sumbar (Foto: Irwanda/Langgam.id)

Langgam.id - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumatra Barat (Sumbar), meminta masyarakat agar tidak terprovokasi atas insiden perusakan masjid di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Kasus ini, biarkan pihak berwajib yang menangani.

Ketua FKUB Sumbar, Yulius Said Dt. Tan Basa mengatakan, perusakan rumah ibadah itu merupakan tindakan kriminal. Ia pun sangat menyayangkan peristiwa itu terjadi. Namun, pihak kepolisian telah menangani kasus tersebut dengan cepat.

"Apa yang beredar di media sosial sangat disayangkan. Ada dua sisi, pertama apabila memang terjadi perusakan, itu suatu tindakan kriminal yang tidak boleh terjadi. Karena itu (rumah ibadah) dibuat dengan susah payah, lalu dirusak. Itu salah," ujar Yulius usai menunaikan Salat Zuhur kepada Langgam.id di Masjid Raya Sumbar, Minggu (2/2/2020).

Ia juga menyayangkan pemberitaan perusakan ini sangat cepat beredar di media sosial. Padahal, masalah umat beragama sangat sensitif.

"Tapi karena ada berbenturan antara umat beragama, itu dibesar-besarkan. Kita belum tahu persis bentuk kejadian seperti apa. Sama seperti yang terjadi di Sumbar dibuat berita viral bahwa kejadian begini dan begitu, ternyata setelah diamati di lapangan, tidak seperti yang diberitakan," jelasnya.

Maka, Yulius meminta kepada masyarakat khususnya di Sumbar jangan sampai terprovokasi. Biarkan pihak kepolisian menindak secara hukum terhadap para pelaku.

"Saya imbau kepada saudara kita baik agama Islam maupun non muslim, kita sudah sangat rukun dan aman serta tentram. Kita tidak pernah terjadi apa-apa kalau tidak diprovokasi orang lain. Peristiwa di sana, sudah ditindak pihak keamanan, kita serahkan ke pihak keamanan. Jangan melakukan tindakan di luar konteks, itu yang justru merugikan kita," ungkapnya.

Menurutnya, toleransi umat di agama Islam sangat tinggi, hal itu terlihat jelas dan diterapkan dalam menunaikan salat. "Selesai salat itu ditutup dengan salam, mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri. Jadi tidak pernah ada suatu prasangka yang tidak baik," katanya.

Sementara itu, Direktur Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Sumbar, Kombes Pol. Nasrun Fahmi mengatakan, terkait kasus perusakan rumah ibadah telah ditanggani pihak kepolisian setempat.

"Seperti yang sudah disampaikan, bahwa yang perlu kita jaga di Sumbar adalah sikap toleransi umat beragama. Kejadian di Minahasa telah ditegaskan itu perusakan, bukan konflik antar umat beragama," tegasnya.

Nasrun berharap, masyarakat Sumbar tidak terprovokasi atas kejadian ini. Begitupun, adanya kelompok tertentu yang membuat kekacauan pasca perusakan rumah Ibadah tersebut.

"Kasus ini sudah tahap penyelidikan. Harapan kita, masyarakat Sumbar tidak terprovokasi oleh kelompok tertentu yang ingin menimbulkan kekacauan dengan adanya insiden ini," katanya. (Irwanda/ZE)

Baca Juga

Kemenag Sumbar: Moderasi Beragama Antisipasi Ekstrem Kiri dan Ekstrem Kanan
Kemenag Sumbar: Moderasi Beragama Antisipasi Ekstrem Kiri dan Ekstrem Kanan
Jemaat Nasrani Diusik saat Beribadah di Banuaran Padang
Jemaat Nasrani Diusik saat Beribadah di Banuaran Padang
Pelita Padang Dorong Partisipasi Anak Muda Lintas Iman Menjadikan Padang Kota Toleran
Pelita Padang Dorong Partisipasi Anak Muda Lintas Iman Menjadikan Padang Kota Toleran
Rasional dalam Pikiran, Emosional dalam Toleransi
Rasional dalam Pikiran, Emosional dalam Toleransi
Memasuki Dua Dekade, MAARIF Institute Perkuat Jaringan dengan Kawula Muda Untuk Melanjutkan Pemikiran Buya Syafii
Memasuki Dua Dekade, MAARIF Institute Perkuat Jaringan dengan Kawula Muda Untuk Melanjutkan Pemikiran Buya Syafii
Langgam.id - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah telah bertemu langsung dengan perwakilan Serikat Pekerja Aqua Grup (SPAG).
Baru Tanggapi Soal 3 Daerah di Sumbar Disebut Intoleran, Mahyeldi: Jangan Diamini Saja