Langgam.id- Mayoritas muslim di Indonesia telah mulai melaksanakan puasa Ramadan 1440 Hijriah pada tanggal 6 Mei 2019 sesuai yang ditetapkan Pemerintah melalui sidang itsbat. Namun, jamaah tarekat Syattariyah di Sumatra Barat (Sumbar) sampai hari ini belum juga mulai menunaikan ibadah puasa.
Rencananya, tarekat yang berbasis di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman ini baru akan melihat bulan atau rukyatul hilal menggunakan mata telanjang di kawasan Pantai Ulakan, Padang Pariaman pada Senin (6/5/2019).
Pimpinan Tarekat Syattariyah Tuanku Ali Amran mengatakan, rukyatul hilal akan dilangsungkan sore menjelang magrib di pantai yang tidak jauh dari makam Syekh Burhanuddin. "Prosesnya dimulai dengan mengaji untuk orang tua-tua terdahulu (almarhum-almarhumah). Setelah itu baru melihat bulan bersama-sama," kata Ali Imran saat dihubungi Langgam.id, Senin (6/5/2016) siang.
Jika nanti sore bulan telah tampak, maka diputuskanlah masuknya 1 Ramadan. Sehingga malamnya langsung bertarawih dan puasa jamaah Syattariah jatuh pada hari Selasa (7/5/2019). Namun, jika bulan tidak tampak di lokasi tersebut, akan dilakukanlah sidang di Masjid Raya Syekh Burhanuddin untuk merapatkan dengan ulama yang telah mendapatkan laporan bulan di daerah lain.
Dalam sidang itu nantinya, lanjut Ali Imran, dikedepankanlah daerah-daerah yang telah melihat atau belum melihat bulan. Sebab, lokasi melihat bulan jamaah Syattariah di Sumbar tersebar di 15 titik. Diantaranya, Sijunjung, Pesisir Selatan, Dharmasraya, dan di daerah lain di Padang Pariaman.
"Kalau tidak nampak bulan disini, mana tahu di tempat lain terlihat. Jadi kita menunggu laporan, sudah terkumpul laporan baru melakukan sidang," kata Ali.
Namun, bila mayoritas daerah tidak melihat bulan sore ini, maka puasa pertama akan dilakukan pada Rabu (8/5/2019) dan salat tarawih pertama pada Selasa, (7/5/2019). Rata-tata setiap tahunnya, jamaah Syattariyah melaksanakan ibadah puasa selama 29 hari. Mereka memang selalu lambat dari penetapan puasa yang dilakukan pemerintah. Apalagi dengan tarekat Naqsabandiah yang justru selalu lebih awal. (Rahmadi/RC)