Tidak Hanya di Pantai, Sampah Plastik Juga Banyak di Bawah Laut

Penyelam menemukan sampah plastik di pantai Padang

Sampah di bawah laut. (Foto: Indrawadi Mantari)

Langgam.id -  Puluhan ton sampah bertumpuk di kawasan Muaro Lasak, Pantai Padang. Namun sampah ternyata juga banyak bertumpuk di bawah laut di sejumlah titik di lepas pantai Sumatra Barat.

Hal ini disampaikan oleh Penyelam dan Peneliti Terumbu Karang dari Universitas Bung Hatta, Indrawadi Mantari saat ia mengikuti kegiatan pembersihan sampah di Muaro Lasak, Pantai Padang, Sabtu, (11/1/2020).

Indrawadi mengatakan sampah juga banyak bertumpuk di kawasan bawah laut Pantai Padang berdasarkan pengalamannya menyelam di tempat itu. Kebanyakan terdiri dari sampah plastik yang berasal dari darat dan ini jarang diketahui masyarakat karena berada di bawah laut.

"Minggu lalu kami di kawasan pulau Marak, Kawasan Mandeh, jauh ke tengah sekitar 22 Mil dari bibir pantai masih kita temukan sampah, terutama sampah plastik," katanya.

Dia mengatakan sampah mengendap ke bawah karena plastik tersebut dimasuki butiran pasir sehingga sulit mengapung. Sampah tersebut juga menutupi terumbu karang dan merusaknya. Sampah tersebut bisa ditemukan hingga kedalaman 10 meter.

"Plastik menutupi terumbu karang sehingga menghalangi proses fotosintesis karena memerlukan cahaya matahari, akibatnya terumbu karang rusak dan mati," katanya.

Pihaknya juga selalu memungut sampah jika melakukan kegiatan penyelamanan. Beberapa titik yang pernah diselami dan banyak sampah seperti kawasan pulau Sikuai, Sirandah, Pagang, Marak, Bintangor, Sironjong Kecil, Sironjong Besar, Gosong Laut, dan Pulau Pandan.

Dari kunjungan ke pulau itu, menurutnya kawasan paling parah sampahnya di dekat Pulau Sikuai dan Pulau Marak. Disana sangat banyak sampah plastik dan botol minuman kemasan.

"Rata-rata sumbernya dari daratan, dibawa oleh sungai ke tengah laut, kemudian mengendap di pantai lalu mungkin dimasuki pasir perlahan karena beban berat sampah tenggelam," katanya.

Selain membahayakan terumbu karang, sampah juga membahayakan biota laut. Seperti penyu pernah ditemukannya memakan plastik. Hal ini terjadi karena penyu mengira plastik adalah ubur-ubur yang menjadi makanannya.

Indra mengimbau agar masyarakat menghentikan kebiasaan membuang sampah sembarangan seperti di sungai. Sampah sebaiknya dibuang di tempat yang telah disediakan. Pemerintah juga telah banyak menyediakan kontainer untuk menampung sampah di berbagai sudut kota.

Dia mengatakan sampah di dalam laut tidak akan bisa diatasi selain mengambilnya secara langsung. Sehingga lebih ditekannkan kepada pencegahan di tengah masyarakat.

Selain di dalam laut, menurutnya di atas permukaan laut juga sangat banyak ditemukan sampah yang mengapung. Sampah tersebut juga berasal dari daratan yang hanyut. Menurutnya para pemilik boat juga telah maksimal mencegah sampah dengan menyediakan tempat sampah.

"Para pemilik perahu juga sudah banyak yang sadar, mereka kalau bawa makanan dari daratan maka sampahnya akan dibawa lagi, sehingga tidak mencemari lautan," ujarnya.

Pemerintah menurutnya juga sudah maksimal dalam mengelola sampah seperti menyediakan tempat pembuangan dan membuat perda tentang sampah. Namun hal itu tetap akan sulit jika budaya buang sampah di tengah masyarakat tidak berubah.

"Pemerintah pun sepertinya sudah kehilangan akal bagaimana menanggulangi sampah ini, ya masih belum optimal, masyarakat harus memulai terutama dari rumah tangga," ujarnya.

Baca Juga

Transformasi Pengelolaan Sampah
Transformasi Pengelolaan Sampah
Libur Lebaran, Produksi Sampah di Sumbar Diprediksi Bertambah 49 Ton per Hari
Libur Lebaran, Produksi Sampah di Sumbar Diprediksi Bertambah 49 Ton per Hari
Pemprov Sumbar Kerjasama dengan Perusahaan Asing dalam Pengolahan Sampah
Pemprov Sumbar Kerjasama dengan Perusahaan Asing dalam Pengolahan Sampah
ILUSTRASI SAMPAH
Pemko Pariaman Serahkan Pengelolaan Sampah ke Masing-masing Desa
SAMPAH PLASTIK
Dampak Sampah Plastik dalam Lukisan Mahasiswa di Padang
ILUSTRASI SAMPAH
Data DLH, Kota Payakumbuh Hasilkan Sampah 73 Ton Per Hari