Langgam.id - Zulfirman Syah, Warga Negara Indonesia korban luka penembakan teroris di Mesjid Linwood, Christchurch, Selandia Baru, mendapatkan visa khusus berupa tambahan izin tinggal selama satu tahun dari pemerintah Selandia Baru.
Visa khusus tersebut juga diberikan kepada seluruh korban serangan. Selain itu, pemerintah Selandia Baru menjamin semua biaya pengobatan Zul dan korban lainnya sampai pulih.
Hal tersebut disampaikan Kakak Zul, Yuli Erma dalam jumpa pers di Kantor Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumatra Barat, Kamis, (28/3/2019).
"Sekarang Zul diperpanjang visanya dan dijadikan tamu istimewa di negara Selandia Baru. Jadi yang awal visanya satu tahun ditambah lagi satu tahun sebagai bonus dan dijamin keamanan Zul disana sampai pulih," katanya.
Yuli mengatakan saat bertemu di Christchurch Public Hospital, adiknya tidak menganggap insiden penembakan sebagai musibah, tetapi sebuah ujian yang banyak membawa hikmah.
"Waktu bertemu, rasa haru sangat terasa saat itu. saya memeluk dan mencium keningnya sambil menangis. Namun dia cepat menyuruh kami berhenti menangis. Dia bilang dia kuat, ini adalah ujian dari Allah supaya orang tahu Islam itu kuat. Muslim itu cinta damai", kata Yuli.
Diceritakan Yuli, Zul merasa mendapat nikmat karena bisa dipertemukan dengan saudara-saudaranya di Selandia Baru. Selain saudara, ia juga dipertemukan dengan Dubes RI Tantowi Yahya dan pejabat lainnya serta warga negara Indonesia lainnya. Ia juga dikunjungi langsung oleh Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern.
"Hampir setiap hari selalu ada warga negara Indonesia di sana yang datang menjenguk Zul ke rumah sakit," kata Yuli.
Yuli juga menyampaikan terimakasih kepada ACT dan pemerintah yang telah membantu dari keberangkatan hingga kembali ke Padang.
Sucita Pri Ramadinda, Tim Global Humanity Respon (GHR) ACT yang ikut menemani perjalanan keluarga ke Selandia Baru, mengatakan ACT telah maksimal dalam mendampingi dan mensupport segala kebutuhan mulai dari Padang ke Selandia Baru dan kembali Padang.
"Kita membantu pengurusan visa, paspor dan lainnya sampai menemani selama lebih kurang seminggu di sana. Kita juga berkunjung ke mesjid An-Nur, kita juga memberikan bantuan kepada pengurus mesjid," kata Suci.
Menurut Suci, Selandia Baru merupakan negara yang sangat menghargai dan toleransi kepada muslim. Hanya saja dirusak oleh seseorang yang juga bukan warga negara tersebut. (Rahmadi/HM)