Langgam.id - Banjir yang melanda beberapa kawasan di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat (Sumbar) berdampak terhadap fasilitas umum. Salah satunya, bangunan sekolah yang ikut terendam genangan banjir yang bercampur lumpur.
Hal ini terjadi seperti di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 10 Pasar Muaro Labuh, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Akibatnya, jadwal ujian semester 1 pada hari kelima dan keenam urung dilaksanakan lantaran fasilitas di sekolah rusak.
Selain rusaknya fasilitas pendukung di sekolah tersebut, material lumpur masih mengenangi seluruh ruangan kelas serta halaman. Soal ujian para murid pun ikut rusak dan terendam hingga tidak bisa digunakan.
Pantau langgam.id di SDN 10 Pasar Muaro Labuh tampak para guru-guru membersihkan beberapa lembar soal ujian yang terendam banjir serta lapor murid. Sementara kursi dan meja di setiap ruang kelas berantakan dipenuhi lumpur.
Begitupun di ruang guru, beberapa arsip penting ikut terendam. Ketinggian air di sekolah ini mencapai satu meter. Akibatnya, beberapa alat elektronik seperti komputer ikut terendam. Barang-barang penting dan berharga itu tak bisa diselamatkan lantaran musibah banjir menerjang ketika subuh hari.
Kepala SDN 10 Pasar Muaro Labuh, Tishuk Rianita, mengatakan terdapat 101 murid menempuh pendidikan di sekolah yang dipimpinnya tersebut. Rata-rata, para murid merupakan anak-anak yang tinggal tidak jauh dari sekolah.
"Kondisi seperti inilah, setiap lokal dan ruangan, kursi dan meja sudah berantakan. Semua lokal berlumpur. Arsip-arsip di ruangan kantor basah semua tidak bisa diambil lagi," kata Rianita kepada langgam.id, Sabtu (14/12/2019).
Para murid telah meliburkan diri sejak banjir melanda Jumat (13/12/2019 hingga Sabtu (14/12/2019) hari ini. Rianita mengungkapkan, pihaknya belum memastikan sampai kapan murid-murid diliburkan. Begitupun untuk pelaksanaan ujian selanjutnya.
"Sekarang memang lagi ujian, tapi tidak bisa dilaksanakan. Sehubungan dengan rumah murid juga ikut banjir, kondisi sekolah juga tidak memungkinkan," ujarnya.
Rianita berharap ada pihak terkait seperti petugas damkar yang dapat membantu dalam tahap pembersihan material lumpur. Para guru dan siswa tidak akan sanggup untuk melakukan pembersihan.
"Kalau sudah bersih sekolah baru nanti kami kembali beraktivitas seperti biasa. Begitupun untuk melaksanakan ujian kembali. Soal ujian yang telah basah nanti mungkin solusinya pinjam ke sekolah lain yang telah mengikuti ujian," tuturnya. (Irwanda/HM)