Langgam.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim telah menyetujui pelaksanaan sekolah tatap muka pada tahun 2021. Namun di sisi lain, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berpendapat pendidikan jarak jauh akan jauh lebih aman dilaksanakan.
“Menimbang panduan dari World Health Organization (WHO), publikasi ilmiah, publikasi di media massa, dan data covid-19 di Indonesia saat ini, maka IDAI memandang bahwa pendidikan jarak jauh lebih aman,” kata Ketua Umum IDAI, Aman B. Pulungan seperti dikutip dari Tempo.co, Rabu (2/12/2020).
IDAI menggarisbawahi terdapat beberapa indikator bagi orang tua untuk mempertimbangkan perizinan ini di antaranya apakah anak sudah mampu menjalankan protokol kesehatan dengan benar. Selain itu apakah si anak masih perlu pendampingan dari orang tua dan memiliki kondisi komorbid yang dapat membahayakan anak.
“Berdasar sejumlah studi, anak-anak mungkin akan asimptomatik (OTG) jika terinfeksi covid-19, ini akan membahayakan orang-orang sekitarnya karena anak-anak dapat menjadi penular, terlebih kepada lansia yang ada di rumah,” ujarnya.
Selain itu, IDAI juga menegaskan bahwa keputusan pembukaan sekolah juga perlu mempertimbangkan dinas kesehatan setempat dan kesiapan sekolah. Kepada pihak sekolah diingatkan tidak hanya memenuhi kebutuhan fasilitas untuk protokol kesehatan tapi juga menyiapkan mekanisme pengawasan terhadap warga sekolah, termasuk prosedur jika terdapat murid, guru dan staf yang terkonfirmasi positif.
Sebelumnya Kemendikbud hanya mengizinkan daerah yang menjadi zona hijau untuk melakukan sekolah tatap muka. Namun mulai 2021 pembukaan kembali sekolah dilakukan tanpa melihat zona pandemi, asalkan disetujui pemerintah daerah, sekolah, dan orang tua murid. (Farhan/ABW)