Santri Meninggal Akibat Kekerasan, Asrama Pendidikan Diminta Tingkatkan Pengawasan

Santri Meninggal Akibat Kekerasan, Asrama Pendidikan Diminta Tingkatkan Pengawasan

Ilustrasi Pengeroyokan (Langgam.id)

Langgam.id - Lembaga pendidikan berbasis asrama diimbau untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak yang menghuni asrama. Kasus kekerasan yang terjadi pada Robby Al Halim di Tanah Datar diminta jadi kasus yan terakhir kali.

Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Pusat Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatra Barat (Sumbar) Firdaus Jamal, kepada Langgam.id, Senin (18/2/2019) .

Pengeroyokan terhadap santri yang akhirnya meninggal dunia, berdasar informasi dari polisi terjadi berulang kali. "Kenapa sampai tidak terdeteksi oleh pembina asrama?" tanya Firdaus.

Hal yang terjadi di dalam perkarangan pesantren, menurutnya, seharusnya cepat diketahui oleh pembina asrama. "Dipertanyakan kenapa lambat mengetahuinya,” kata Firdaus.

Menurutnya, segala sesuatu yang terjadi di Pesantren, semestinya menjadi tanggung jawab lembaga tersebut.

Dari sisi lain, Guru Besar Hukum Pidana Universitas Andalas Elwi Daniel mengatakan, penyelesaian kasus yang melibatkan pelaku anak, tidak melalui peradilan biasa.

“Karena pelakunya anak di bawah 18 tahun, maka proses pemeriksaan tunduk pada ketentuan Undang-undang Perlindungan Anak dan Undang-undang Sistem Peradilan Anak,” katanya.

Menurutnya, setiap pelaku akan dijatuhi sanksi sesuai dengan tindakannya. Karena terdapat rentetan penganiayaan dalam kasusu ini, maka polisi pasti akan tahu keterlibatan pelaku.

“Bisa jadi setiap pelaku beda sanksinya, pelaku akan mempertanggung jawabkan sesuai dengan apa yang mereka perbuat,” lanjutnya.

Ia menambahkan, hukuman yang akan dijatuhi dapat berupa penjara atau sanlsi lainnya, sesuai keputusan hakim . “Jika dipenjara, tentunya dipisahkan dari penjara orang dewasa,” kata Daniel. (Miftahul Jannah/HM)

Baca Juga

Ribuan Santri di Lubuk Basung Gelar Pawai Obor
Ribuan Santri di Lubuk Basung Gelar Pawai Obor
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pondok pesantren di Sumatra Barat (Sumbar) pada 2022 sebanyak 335. Jumlah ini meningkat dibanding 2021 yang hanya 330 pondok pesantren.
10 Daerah di Sumbar dengan Jumlah Pondok Pesantren Terbanyak
139 Santri Tamat dari MTI Canduang Tahun Ini
139 Santri Tamat dari MTI Canduang Tahun Ini
Langgam.id - Windu Nuril Ilahi tamatan Ponpes Nurul Yaqin Ringan-ringan bertarung dalam pemilihan Putri Hijab Nusantra tahun 2022.
Windu, Guru Kitab Kuning Asal Kota Padang Wakili Sumbar di Ajang Putri Hijab Nusantara
Langgam.id - Polres Ponorogo menetapkan dua orang tersangka dalam kasus meninggalnya santri Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor Mlarak Ponorogo.
Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Meninggalnya Santri Gontor, Seorang di Antaranya Asal Sumbar
Langgam.id - Polisi belum berhasil menangkap MS (29), tersangka kasus pencabulan anak bawah umur di Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar).
Setahun Buron, Pengasuh Ponpes di Solok Tersangka Kasus Sodomi Belum Juga Tertangkap