Santri Korban Pengeroyokan Meninggal, Jerat Pidana untuk Pelaku Bisa Bertambah

Santri Korban Pengeroyokan Meninggal, Jerat Pidana untuk Pelaku Bisa Bertambah

Jenazah santri korban pengeroyokan dibawa dengan ambulans setelah diotopsi di RSUP Dr M Djamil, Padang. (Foto: Rahmadi)

Langgam.id - Kepolisian Resor Kota Padang Panjang melakukan otopsi terhadap jezanah Robby Al Halim (17), santri Pondok Pesantren Nurul Ikhlas Tanah Datar, Sumatra Barat yang mengalami pengeroyokan oleh rekan-rekannya.

Otopsi dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatra Barat pada Senin (18/2/2019), beberapa jam setelah almarhum meninggal dunia.

Kasatreskrim Polres Padang Panjang Iptu Kalbert Jonaidi mengatakan, otopsi dilakukan dalam rangka kelengkapan proses penyidikan selanjutnya.

Menurut Kalbert, dengan meninggalnya korban bisa ada penambahan pasal terhadap anak pelaku (sebutan tersangka untuk pelaku di bawah umur). Sebelumnya polisi menetapkan pelaku dapat dikenakan Undang-Undang Perlindungan Anak pasal 80 Juncto 76 C.

"Bisa jadi ada pasal baru, nanti kita lihat pada proses gelar perkara selanjutnya. Kita juga akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak kejaksaan negeri Padang Panjang," katanya saat ditemui di RS Bhayangkara Polda Sumbar pada Senin (18/2/2019).

Sementara itu, saat ini Polres Padang Panjang melakukan pengamanan terhadap 17 orang anak pelaku di kantor Polres Padang Panjang. Semua anak pelaku juga santri yang merupakan rekan seangkatan korban pada kelas X. Semuanya merupakan anak di bawah umur yaitu 15 dan 16 tahun.

"17 orang tersebut kita amankan. Kita lakukan pengawasan yang ketat. Tidak kita tahan agar mereka juga tidak mengalami trauma, karena masih anak di bawah umur," katanya.

Korban dianiaya oleh anak pelaku pada hari Kamis, Jumat, dan pada Minggu (10/2/2019) dirawat di RSUD Padang Panjang. Lalu Senin (11/2/2019) di rawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) DR.M.Djamil Padang dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri.

Polisi juga menahan barang bukti berupa sepasang sepatu dan tangkai sapu yang diduga digunakan untuk memukul korban, serta satu helai baju milik korban.

Menurut polisi, dari keterangan saksi, motif pengeroyokan dilakukan anak pelaku karena korban diduga mengambil barang-barang milik anak pelaku.

"Karena para pelaku merasa kehilangan barang-barang, kemudian itu terjadi berulang, lalu merasa curiga pada korban sehingga melakukan pengeroyokan, kepada korban" katanya.

Kepolisian juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap pihak pesantren. Ada lima orang dari pihak pesantren diantaranya ustadny dan pengawas asrama untuk dimintai keterangan.

"Mengenai pihak pesantren kami akan melaksanakan penyidikan lebih lanjut, apakah terlibat atau tidak. Sekarang kita fokus pada kekerasan terlebih dahulu," katanya.

Sebelumnya Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUP Dr. M. Djamil Padang, Gustavianof, menuturkan korban Robby telah menjalani perawatan intensif di Ruangan Observasi Intensif (ROI), Instalasi Anestesiologi kurang lebih selama delapan hari.

"Yang jelas sejak awal datang sudah terjadi penurunan kesadaran sehingga dilakukan pemasangan alat di ruangan ROI. Sudah banyak juga dokter yang dilibatkan diantaranya dokter anestesi dan beberapa dokter bedah," katanya.

Namun menurut Gustavianof, beberapa hari terakhir kondisinya semakin turun hingga meninggal pada pukul 06:22 WIB.

"Selain itu pihak kepolisian juga sudah meminta visum kepada kita beberapa hari yang lalu dalam artian luka, sedangkan untuk visum jenazah sekarang dilakukan di RS Bhayangkara, " tutup Gustav.

Menurut kakak kandung korban Ihsan Al Fadli (27), Robby dalam kesehariannya merupakan anak yang baik.

"Ia anaknya baik, tidak banyak ulah, dan penurut," kata Ihsan.

Ihsan mengaku terakhir bertemu dengan adiknya tersebut pada bulan Januari lalu saat menghadiri acara pernikahan kakaknya. Saat ini ia jarang bertemu karena ia tinggal dan bekerja di Jakarta.

Menurut Ihsan, adiknya akan segera dimakamkan setelah selesai dilakukan otopsi di pemakaman Koto Laweh Padang Panjang.

Robby merupakan anak dari Yoserizal (58) seorang pengelola kedai kopi di Pasar Sayur Padang Panjang dan Ibunya Meiferi Silawati (53). Ia merupakan bungsu dari empat orang bersaudara. (Rahmadi/HM)

Baca Juga

Ribuan Santri di Lubuk Basung Gelar Pawai Obor
Ribuan Santri di Lubuk Basung Gelar Pawai Obor
139 Santri Tamat dari MTI Canduang Tahun Ini
139 Santri Tamat dari MTI Canduang Tahun Ini
Kronologi Kasus Dugaan Ayah Aniaya 2 Anak di Pasaman
Polisi Ringkus Pelaku Terduga Pengeroyokan Ketua Relawan Anies Baswedan
Langgam.id - Windu Nuril Ilahi tamatan Ponpes Nurul Yaqin Ringan-ringan bertarung dalam pemilihan Putri Hijab Nusantra tahun 2022.
Windu, Guru Kitab Kuning Asal Kota Padang Wakili Sumbar di Ajang Putri Hijab Nusantara
Langgam.id - Polres Ponorogo menetapkan dua orang tersangka dalam kasus meninggalnya santri Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor Mlarak Ponorogo.
Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Meninggalnya Santri Gontor, Seorang di Antaranya Asal Sumbar
Kronologi Kasus Dugaan Ayah Aniaya 2 Anak di Pasaman
2 dari 5 Pelaku Pengeroyokan Anggota Brimob di Padang Anak Bawah Umur