Langgam.id - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyebut kesulitan belajar yang dialami pendidik, pelajar dan orang tua di masa pandemi. Hal itu disampaikannya dalam pidato peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Minggu (2/5/2021).
“Masa-masa ini, tidaklah mudah bagi para pendidik, pelajar, orang tua, dan kita semua yang menjalani aktivitas di tengah wabah yang masih melanda dunia,” kata Nadiem Makarim, dalam upacara yang disiarkan langsung di akun Youtube Kemendiknas itu.
Meski demikian, menurutnya, pandemi merupakan ladang optimisme yang menunggu untuk dipanen. "Krisis adalah kesempatan kita untuk menuai kemajuan," ujar Nadiem Makarim.
Saat ini, menurutnya, sebagian sudah menerapkan pembelajaran tatap muka secara terbatas, ada juga yang tengah bersiap. "Saya sangat bersemangat, melihat masyarakat sadar bahwa kita harus terus bergerak maju dan melakukan berbagai lompatan kemajuan tanpa keraguan, tentunya dengan mengedepankan keselamatan dan Kesehatan,” katanya.
Ia mengatakan, pandemi bukanlah satu-satunya tantangan yang kita hadapi. "Di depan, masih membentang sederet tantangan yang akan dan harus kita lalui bersama. Mari kita lalui segala tantangan dengan inovasi dan solusi. Mari kita ciptakan sejarah yang gemilang dan tak terbantahkan oleh dunia. mewujudkan Merdeka Belajar akan semakin cepat terlaksana," ujarnya.
Menurutnya, Kemendikbud terus melakukan transformasi pendidikan melalui berbagai terobosan Merdeka Belajar. Hari lahir Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara, sekaligus hari penting bagi pendidikan nasional ini, menurutnya, mesti jadi semangat untuk menyongsong lembaran baru pendidikan Indonesia.
"Sudah terlalu lama pemikiran Ki Hajar Dewantara tidak kita manfaatkan sepenuhnya. Pendidikan di Negara Kesatuan Republik Indonesia haruslah menuju arah lahirnya kebahagiaan batin, serta juga keselamatan hidup. Esensi mendasar pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan manusia," ujarnya.
Peringatan Hardiknas, menurutnya, adalah sebuah momen yang tepat untuk merefleksikan kembali apa saja yang sudah dikerjakan dengan baik, dan apa saja yang perlu diperbaiki.
Nadiem menyebutkan, ada empat upaya perbaikan yang terus dikerjakan bersama berbagai elemen masyarakat. Pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, perbaikan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.
“Sejak saya menjabat sampai dengan saat ini, termasuk pada di masa pandemi, sepuluh episode Merdeka Belajar telah diluncurkan, dan akan masih banyak lagi terobosan-terobosan Merdeka Belajar yang akan kita lakukan. Transformasi yang bermakna ini, kami kerjakan agar segala sesuatu yang selama ini membuat bangsa ini hanya berjalan di tempat, dapat berubah menjadi lompatan-lompatan kemajuan,” kata Nadiem. (*/SS)