Langgam.id - Belakangan, fenomena kemunculan ular di pemukiman masyarakat Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), kerap terjadi. Kondisi ini juga membuat masyarakat resah, apalagi ular berbagai jenis itu datang ke pemukiman.
Kedatangan hewan reptil itu dikhawatirkan tidak sekadar menggangu, namun juga sampai menyerang masyarakat yang tentunya dapat berujung pada kematian.
Menyikapi fenomena tersebut, Komunitas Reptil dan Amphibi Kota Padang ingin berbagi cara dan langkah-langkah penanganan pertama ketika warga diserang ular, tanpa serum antibisa ular.
Baca juga : Musim Menetas Ular, Warga Sumbar Diminta Waspada Tempat Lembab
Salah satunya, mengikat luka bagian digigit ular dengan kain. Namun sebelum itu, gigitan ular tersebut harus dilukai kembali sehingga darah keluar banyak. Kemudian luka tersebut direndam ke dalam air mengalir.
"Dirobek lagi luka gigitan ular itu, otomatis darah banyak keluar, lalu diletakkan di alir mengalir luka gigitan. Kemudian pijit secara bertahap terus menerus. Langkah ini menghambat bisa dari gigitan ular sampai ke jantung," kata Pembina Komunitas Reptil dan Amphibi Kota Padang, Danuseto Herlambang, Rabu (25/12/2019).
Baca Juga : Gawat, Dinkes Padang Tak Punya Serum Antibisa Ular
Danuseto mengatakan, pihaknya juga memiliki tim rescue sebagai upaya pertolongan masyarakat dan penyelamatan ular. Tim ini berjumlah 35 orang dan selalu siaga memberikan penyelamatan.
"Kami standby 24 jam. Masyarakat dapat menghubungi. Kami fokus di antaranya penyelamatan satwa, penyelamatan dari masyarakat yang rumahnya dimasuki ular sebagai antisipasi gigitan, karena serum antibisa tidak ada di Padang," tuturnya. (Irwanda/ICA)