Langgam.id- Pemulangan warga Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat di Masjid Raya Sumbar diwarnai kericuhan Sabtu (5/8/2023). Mereka dipaksa kembali ke Air Bangis setelah menggelar unjuk rasa di Padang sejak Senin (31/7/2023).
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatra Barat Irjen Suharyono mendatangi Masjid Raya Sumbar untuk meninjau kericuhan tersebut. Ia tiba di Masjid Raya sekitar pukul 17.30 WIB.
Baca Juga: Kesaksian Warga Air Bangis: Kami Dipaksa Pulang dengan Cara Brutal
Kapolda Sumbar tampak didampingi sejumlah pejabat utama Polda Sumbar. Selain itu juga terlihat sejumlah pejabat Pemprov Sumbar seperti Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Badan Kesbangpol) Sumbar Jefrinal Arifin dan Kepala Biro Adpim Mursalim.
Sedangkan Gubernur Sumbar Mahyeldi terpantau berada di Bandara Internasional Minangkabau. Ketua DPW PKS Sumbar itu menjemput bakal calon presiden Anies Baswedan bersama para petinggi partai koalisi.
Berdasarkan pantauan dari video salah satu media siber di Sumbar, Mahyeldi tampak mengenakan jas partai berwarna putih dengan logo PKS. Ia juga memasangkan deta bewarna biru muda ke Anies.
Salah seorang pengurus partai koalisi pendukung Anies mengatakan, Mahyeldi tiba di gedung VIP BIM sekitar pukul 17.40 WIB.
"Pak Mahyeldi ikut menyambut kedatangan pak Anies di BIM yang tiba sekitar pukul 17.50 WIB," ujarnya.
Sebelumnya, aparat kepolisian membubarkan paksa warga dari Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis di Masjid Raya Sumbar. Warga Air Bangis sudah menginap di Masjid Raya sejak menggelar aksi demonstrasi di Kantor Gubernur Sumbar Senin (31/7/2023).
Baca Juga: Polisi Bubarkan Paksa Warga Air Bangis dari Masjid Raya Sumbar
Pantauan Langgam.id banyak warga yang menolak untuk dipulangkan. Namun satu-persatu digiring polisi ke bus. Warga yang melawan terlihat diangkut paksa.
Kapolda Sumbar mengklaim tidak adaya kekerasan saat memulangkan warga Air Bangis. Malah, anggotanya membantu warga Air Bangis yang berdemo di Padang sejak Senin pekan lalu untuk kembali ke Pasaman Barat secara humanis.
"Saya klarifikasi, yang masuk pertama adalah polwan untik mengajak mereka keluar da masuk ke bus. Kemudian ada polisi laki-laki di lantai 1, karena Masjid Raya itu dari lantai ubin bersih, di sana tempat pertemuan itu, seolah-olah memang tikar," katanya.
Suharyono membantah video anggota yang masuk ke masjid menggunakan sepatu itu. Tak mungkin jajarannya melecehkan masjid. Ia mengaku seorang muslim dan sebagian besar jajarannya adalah umat Islam.
"Itu di lantai dasar tempat pendemo tidur, bukan untuk tempat salat, melainkan ruang yang disewakan untuk berbagai kegiatan, itu lantai dasar, kalau dilihat ada tikar, itu yah tempat tidur mereka. Kalau hari ini kami tidak mengambil keputusan ini, pasti Senin, Selasa, Rabu mereka tidak akan kembali dan masih di sini," ujarnya.