Langgam.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Datar menerbitkan surat edaran agar seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah itu turut menyumbang untuk perantau Minang korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.
Surat edaran dengan nomor 065/454/Dinsos-2019 tertanggal 30 September 2019 itu mengimbau seluruh ASN turut meringankan beban parantau Minang yang ada di Wamena.
Irdinansyah Tarmizi, Bupati Tanah Datar menyebutkan, atas kerusuhan yang terajadi di Wamena, agar kita jangan sampai terpancing isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Kita prihatin dengan kejadian ini, untuk penyelesaiannya kita serahkan kepada pemerintah pusat untuk segera ditanggulangi secepat mungkin, sehingga kondisi di sana tidak berlarut-larut,” ujarnya melalui rilis yang diterima Langgam.id, Rabu (2/10/2019).
Selain itu, ia berpesan tetap jaga keutuhan Negara Republik Indonesia (NKRI). “Yang harus kita pegang, kita tetap satu dalam bingkai NKRI yang saling harga menghargai sebagai anak bangsa. Jangan sampai kita menimbulkan kebencian anatar sesama,” jelasnya.
Dikatakannya, Pemkab Tanah Datar akan selalu koordinasi dengan Pemerintah Provinsi terkait kondisi perantau Minang di Papua.
“Semalam, sudah ada penggalangan dana, diinisiasi oleh Pemprov Sumbar. Kita juga ikut membantu Rp100 juta, itu termasuk dana yang terkumpul dari Sumbangan ASN, Guru dan juga pelajar,” jelasnya.
Menurut Irdinansyah, tercatat warga Tanah Datar yang ada di Wamena sebanyak delapan orang. Enam orang dewasa dan dua orang anak-anak.
Selain itu, Irdinansyah juga menyebutkan sebanyak delapan orang warga Tanah Datar juga ada di Wamena, mereka saat ini juga berada di pengungsian bersama warga lainnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tanah Datar, Yuhari menyebutkan, berdasarkan informasi dari perantau asal Tanah Datar yang ada di Wamena, ada delapan orang warga kita di sana.
“Kita komunikasi dengan Rudi Kormas, salah satu perantau asal Talago Gunuang, Nagari Saruaso, Kecamatan Tanjung Emas. Dia menyebutkan, ada enam orang dewasa dan dua orang anak-anak yang berasal dari Tanah Datar saat ini mengungsi di Koramil setempat,” ujar Yuhari.
Dinataranya yaitu, Rudi Kormas asal Talago Gunuang, Noveri Asman (Adik Rudi), Novita (istri Noveri), Sartoni (keponakan Rudi) bersama Istri yang berasal dari Palopo Sulawesi Selatan.
Lalu, Rahmad berasal dari Tanjung Barulak, Yose Sijanggek beserta istri asal Makassar. Swementara, dua orang anak-anak, yaitu Qia (2 tahun) dan Zio (8 bulan), anak dari Noveri. (*/ZE)