Musim Hujan di Awal Tahun, Sumbar Masih Berpotensi Bencana

Sejumlah daerah di Sumatra Barat (Sumbar) berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat tiga hari ke depan, Sabtu-Senin

Ilustrasi hujan. [foto: canva.com]

Langgam.id – Wilayah Sumatra Barat (Sumbar) masih mengalami musim hujan hingga awal tahun 2022. Sejumlah bencana masih berpotensi terjadi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Sebagaimana diketahui, sejumlah bencana akibat hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam pekan ini.

Di antaranya daerah yang terparah terdampak bencana tersebut adalah wilayah Papua, Aceh, dan Kalimantan.

Bencana tersebut memaksa ribuan warga mengungsi. Sejumlah warga juga dilaporkan hilang dan meninggal dunia.

Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas II Minangkabau Sakimin menjelaskan, sejumlah bencana hidrometeorologi yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia terjadi karena hujan ekstrem yang melanda.

Hal tersebut terjadi karena beberapa wilayah di Indonesia saat ini memang tengah memasuki puncak penghujan. Seperti di wilayah Papua, Aceh, dan Kalimantan tersebut.

“Di wilayah Papua sana saat ini memang banyak awan-awan hujan dan masa udara di sana sangat masif sehingga potensi hujan ektsrem tinggi,” ujarnya, Rabu (12/1/2022).

Sementara untuk wilayah Sumbar, hingga saat ini dari pantauan pihaknya belum ada tanda-tanda potensi awan hujan yang berpotensi memicu hujan intensitas tinggi.

“Untuk wilayah Sumbar puncaknya sudah pada November hingga Desember 2021 kemaren, jadi untuk beberapa bulan ke depan tidak ada potensi,” katanya.

Meski demikian, Sakimin menyebut, puncak hujan kedua berpotensi terjadi di Sumbar pada awal tahun ini hingga April karena adanya pergeseran massa awan hujan.

“Akhir Januari ini sudah mulai hujan intensitas rendah hingga puncaknya nanti April. Tapi ekstrem tidak separah pada November yang menyebabkan banjir,” katanya.

Ia mengimbau agar masyarakat terus waspada karena Sumbar merupakan salah satu wilayah potensi bencana alam yang tinggi.

“Selalu lihat update cuaca BMKG setiap hari,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Jumaidi mengatakan, pihaknya akan selalu siap siaga untuk mengantisipasi bencana yang terjadi.

“Kita akan kaji juga laporan cuaca dari BMKG nanti,” katanya.

Baca juga: BMKG: Selama Desember 2021, Terjadi 51 Gempa di Sumbar dan Sekitarnya

Sebagaimana diketahui, sebelumnya BPBD Sumbar menerapkan siaga darurat bencana pada September hingga Desember 2021.

Hal itu dilakukan karena berdasarkan laporan BMKG merupakan puncak musim hujan yang berpotensi banyak terjadi bencana alam. Seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.


Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari Langgam.id. Mari bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update, caranya klik https://t.me/langgamid, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

Kondisi jembatan kereta api Lembah Anai pascabanjir akhir November lalu. IST
Kementerian Kebudayaan Catat 89 Cagar Budaya Sumbar Terdampak Bencana
Kondisi jembatan kereta api Lembah Anai pascabanjir akhir November lalu. IST
Respon Menteri Kebudayaan Soal Rencana Pembongkaran Jembatan Kereta Api Lembah Anai
Personil kepolisian membawa jenazah korban galodo di Nagari Salareh Aia Timur.
Pemerintah Agam Setop Pencarian Korban Galodo
Jembatan kembar Silaing Padang Panjang usai diterjang banjir bandang dan longsor 27 November 2025. Foto: Kementerian PU
Kementerian PU Cek Struktur Jembatan Kembar Usai Dilanda Banjir
Jembatan kembar Silaing Padang Panjang usai diterjang banjir bandang dan longsor 27 November 2025. Foto: Diskominfo Padang Panjang.
Wali Kota Sebut Jembatan Kembar Padang Panjang Direkomendasikan Dibongkar
M. FAJAR RILLAH VESKY
Halaban, Penyambung Nafas Republik yang Terlupakan