Mengenal Surau Gadang di Tanjung Medan, Peninggalan Syekh Burhanuddin

Surau Gadang Syekh Burhanuddin

Surau Gadang Syekh Burhanuddin di Kabupaten Padang Pariaman (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Langgam.id - Bangunan tua yang dikenal dengan nama Surau Gadang Tanjung Medan itu merupakan salah satu saksi bisu bagaimana Syekh Burhanuddin mengembangkan ajaran agama Islam di Ranah Minang. Surau tersebut didirikan setelah mursyid Tarekat Syattariyah tersebut pulang dari Aceh menimba ilmu selama 30 tahun.

Catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatra Barat (Sumbar), 1680 Syekh Burhanuddin kembali ke Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, dan mendirikan surau yang terletak di salah satu komplek seluas 4 hektar di Dusun Tanung Medan, Desa Sandi Mulia, Kecamatan Ulakan Tapakis.

Di surau itulah beberapa aktivitas keagamaan dan sosial dilakukan, seperti salat lima waktu, belajar ilmu agama, musyawarah, berdakwah, termasuk berkesenian dan mempelajari ilmu bela diri.

Karena menganut paham Shattariyah, Surau Gadang Tanjung Medan dikenal sebagai pusat Tarekat Shattariyah. Diantara ulama yang belajar di surau tersebut adalah Tuanku Koto di Nagari Ampek Angkek Luhak Agam yang merupakan guru dari Tuanku Imam Bonjol.

Selain bangunan surau, di komplek tersebut juga terdapat beberapa bangunan lainnya, seperti adat atau aula berbentuk persegi panjang dengan atap gonjong lima dari bahan seng, terletak di halaman depan.

Hal ini menggambarkan bahwa ulama berada di belakang memberi dorongan kepada adat atau masyarakat yang di depan dalam menghadapi berbagai permasalahan.

Lalu, juga ada surau baru dengan bangunan dua lantai, bangunan madrasah, masjid di sebelah utara, dan madrasah serta kamar mandi di sebelah barat.

Adapun di sebelah selatan, terdapat rumah pengurus surau dan Panti Asuhan Lanjut Usia Tanjung Medan.

Pemugaran surau pernah dilakukan tahun 1980, yakni pembongkaran rangka atap, dinding mihrab, jendela, dan pintu, serta pemasangan kembali dengan bahan yang baru untuk komponen yang sudah keropos kecuali tiang bangunan.

Bangunan surau berbentuk bujur sangkar, berukuran 14 x 14 meter, memiliki kolong setinggi 1,20 meter dan tingginya hingga puncak 16,70 meter.

Pintu masuk ruang utama dari arab timur melalui tiga anak tangga yang terbuat dari beton. Pintu utama tersebut memiliki dua daun pintu dengan lebar masing-masing 1,40 meter dan tinggi 2 meter.

Lantai dan dinding ruang utama dari papan kayu yang telah beberapa kali diganti. Tiang utama bangunan berjumlah 16 buah dan tiang pendukung 26 buah yang terbuat dari kayu. Karena memang belum pernah diganti, sebagian besar kondisi tiang tersebut sudah mulai keropos. Tiang-tiang itu berdiri di atas umpak batu.

Kemudian, jendela ruangan berjumlah 16 buah, terdapat di sebelah utara lima buah, barat dua buah, selatan lima buah, dan timur empat buah.

Atap ruangan (plafon) di bagian pinggir terbuat dari papan kayu, sedangkan pada bagian tengah ruangan terbuat dari anyaman daun kelapa.

Lalu, mihrab surau terletak di sebelah barat dengan posisi menjorok keluar, berdenah persegi panjang berukuran 1,75 x 6,5 meter, memiliki tiga buah jendela di sisi barat.

Pada sisi utara dan selatan disekat membentuk kamar dan masing-masing berukuran 1,75 x 1,75 meter dengan sebuah pintu mengarah ke ruang mihrab.

Selain mengalami kerusakan karena dimakan usia, surau tersebut juga pernah rusak akibat bencana alam, seperti gempa 2007 lalu.

Tidak hanya itu, Surau Tanjung Medan atau Surau Syekh Burhanuddin juga merupakan surau pertama yang didirikan di Ranah Minang. (ZE)

Baca Juga

Zakat fitrah merupakan zakat yang diwajibkan atas setiap jiwa baik lelaki dan perempuan muslim yang dilakukan pada bulan Ramadan, sebelum
Kapan Waktu Terbaik Melaksanakan Zakat Fitrah?
Bulan Ramadan 1445 Hijriah akan memasuki 10 malam yang terakhir. Oleh karena itu dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dengan berdzikir,
4 Amalan Agar Dapat Meraih Kemuliaan Lailatul Qadar
Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah selama bulan Ramadan. Salah satu ibadah sunnah yang biasa dilakukan yaitu salat tarawih.
Begini Sejarah Awal Mula Penamaan Salat Tarawih
Sebanyak delapan warung makan ditertibkan oleh personel Satpol PP karena memfasilitasi makan siang di tempat. Penertiban itu dilakukan
Buka Siang Hari Ramadan, 8 Warung Makan di Padang Ditertibkan
Sahur merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan bagi mereka yang ingin melaksanakan ibadah puasa. Saat sahur menjadi salah satu momen yang
Apakah Masih Boleh Makan Sahur di Waktu Imsak? Begini Penjelasannya
Bulan puasa identik dengan pasar Ramadan atau orang Minangkabau menyebutnya pasar pabukoan. Pasar pabukoan menjual berbagai macam takjil
Dekat dengan Kampus Unand, Pasar Pabukoan Kapalo Koto Tawarkan Ragam Menu Berbuka