Langgam.id - Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Barat memperkirakan laju inflasi di daerah itu sepanjang Ramadan tahun ini dalam masa Pandemi Corona cenderung stabil, meski terjadi gejolak harga dari beberapa komoditas.
Namun, pertumbuhan ekonomi bakal mengalami koreksi secara signifikan. Apalagi jika wabah tersebut berlangsung lebih lama.
Kepala BI Sumbar, Wahyu Purnama A meyakini inflasi Sumbar lebih terkendali dan masih sesuai perkiraan otoritas moneter, sedangkan laju pertumbuhan ekonomi kian melambat.
“Untuk inflasi, kami kira masih stabil sesuai perkiraan di angka 3 persen plus minus 1 persen. Untuk pertumbuhan ekonomi mengikuti nasional, jelas sangat berdampak tergantung berapa lama pandemi Covid-19 ini,” katanya, Rabu (29/4/2020).
Ia mengatakan, BI melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar sudah mendorong pemda melakukan antisipasi gelojak harga, terutama untuk beberapa komoditas.
Apalagi, saat ini beberapa komoditas mengalami kenaikan harga di pasaran seperti gula pasir, dan bawang merah. Bahkan, harga bawang merah sudah melambung tinggi sejak dua pekan terakhir. “Kami dorong pemda lewat TTIC (Toko Tani Indonesia Center) untuk beli bawang merah, sehingga harga lebih murah dan lebih mudah didistribusikan,” jelasnya.
Terkait pertumbuhan ekonomi, Wahyu berpendapat, lebih cepat wabah corona berakhir, maka laju perlambatan pertumbuhan ekonomi bisa sedikit tertahan. Namun, jika wabah kian panjang, jelas akan terjadi penurunan yang dalam.
Ia memperkirakan jika pandemi Covid-19 mereda pada Juni dan Juli 2020, perkiraan pertumbuhan ekonomi Sumbar hanya di kisaran 2 persen, dari kondisi sebelumnya yang ditarget masih bisa tumbuh di kisaran 5,2 persen. “Angka 2 persen itu dengan asumsi Covid-19 mereda pada Juni dan Juli. Kalau berlanjut terus tentu akan membuat ekonomi Sumbar kian turun,” ungkapnya.
Menurutnya, hampir seluruh sektor usaha di Sumbar terdampak wabah tersebut. Terutama pariwisata yang menjadi andalan Sumbar. Lumpuhnya sektor ini juga memukul berbagai bidang lainnya karena saling terkait. Seperti perhotelan, restoran, transportasi, dan UMKM.
Apalagi dengan penerapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kian melumpuhkan sektor usaha di daerah itu.
Ia berharap kondisi wabah Covid-19 di negeri ini tidak berlangsung lama dan bisa segera teratasi, sehingga pemulihan ekonomi bisa dilakukan lebih cepat. (Herry/ZE)